Part 6

2.3K 406 66
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

We Just a Friend – 6

[ Pelukan, wanita cereboh. ]

Bertahun-tahun mengenal Suzy, Myungsoo mengetahui banyak hal tentang wanita itu. terutama tabiat anehnya yang berbeda dengan orang lain. Misalnya tentang bagaimana wanita itu tidak tahu cara mengungkapkan kemarahannya dengan benar, jika dia sedang sangat marah, sangat kesal, dia akan memilih menangis, dengan keras dan sendirian. Myungsoo sering melihat wanita itu menangis karena dia terlalu marah.

Akan tetapi, bukanlah perkara yang sulit untuk meredakan kemarahan serta tangisan wanita itu. Caranya cukup mudah dan sangat ampuh. Pelukan. Hanya berikan wanita itu sebuah pelukan maka dia akan berhenti menangis dan mulai menceritakan apa yang telah mengganggunya. Myungsoo mengetahui itu setelah melihat bagaimana wanita itu beberapa tahun terakhir ini ―dari mereka kecil sampai sudah mau beranjak dewasa seperti sekarang ini.

Jika menangis, Suzy selalu berlari ke arah ibunya, dan sang ibu akan memeluknya, mengusap punggungnya dengan gerakan pelan kemudian Suzy akan berhenti menangis. Myungsoo memperlajarinya dengan cepat tanpa ia sadari. Bahkan Moonsoo yang tidak terlalu peduli sekitar tahu bagaimana menenangkan tangisan seorang Bae Suzy.

Namun walaupun begitu, Myungsoo kadang tetap tidak terbiasa dengan itu. Memberikan wanita itu pelukan dengan fisiknya yang sudah berubah sangat drastis ketika beranjak dewasa, dia rasa memberikan Suzy pelukan bukanlah hal yang benar untuk di lakukan.

Seperti yang terjadi sore hari itu, ketika dia sedang mencuci motornya yang sudah Moonsoo bawa dua hari berturut-turut entah dengan siapa dan ke mana, kendaraan kesayangannya itu berdebu, kotor dan itu sangat mengganggu ketentraman jiwanya. Berlebihan memang, tapi Myungsoo memang begitu terhadap benda berharga miliknya.

Ia masih fokus dengan motornya ketika Suzy datang dan membuat fokusnya pecah, wanita itu bukannya datang untuk mencurahkan sabun ke atas motornya atau menendang ember guna menumpahkan isi yang ada di dalamnya atau hanya sekedar menendang bokong Myungsoo agar pria itu terjungkang kemudian dia lari mencari Moonsoo, tapi sore itu berbeda, wanita itu hanya berdiri ―diam dan tidak mengatakan apapun.

Myungsoo mendongakkan kepalanya, "apa?" tanyanya dengan nada judes andalannya. Biasanya Suzy selalu akan mengganggu dan itu membuat tekanan darahnya meningkat. Tapi tampaknya hari ini akan sedikit berbeda, karena Suzy melihatnya dengan bibir manyun layaknya bebek.

"Apa? Kenapa?" Tanya pria itu lagi, mengelap tangan basahnya di celana bagian belakang, berdiri dan mensejajarkan dirinya dengan Suzy. Menilik wajah wanita itu untuk sesaat dan mendapati hidung wanita itu sedikit memerah.

"Kau menangis?" Suzy tak menjawab, hanya melihatnya dengan wajah masam yang tidak ada manis-manisnya sama sekali. Hidungnya merah dan bibirnya maju ke depan.

"Aigoo." Setelah berfikir hampir lima menit, Myungsoo akhirnya menarik tubuh tetangga depan rumahnya itu ke dalam dekapannya. Menuntun kepala sang wanita menuju dadanya, memeluk tubuh wanita itu dengan tidak terlalu erat, mengusap kepalanya pelan dan menempelkan pipinya di kepala wanita itu.

Mereka diam untuk beberapa saat sampai akhirnya Suzy membalas pelukan Myungsoo dan mulai menangis, "aku merusaki ponsel baruku." Rengeknya tanpa di minta, Myungsoo masih diam saja, dia tahu bahwa cerita wanita itu masih sangat panjang.

We Just a Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang