5

86 16 4
                                    

Seorang gadis mencoba membuka kelopak matanya, saat dirasa sudah pagi.

Terima kasih Tuhan, aku masih bisa menikmati pagi ini semoga hari ini lebih baik dari kemarin. Dan semoga aku bisa mendapat senyum kak Morgan. Tapi kemudian ia tersadar dari ucapannya.

Ingat El dia kekasih sahabatmu, jangan hanya karena cinta persahabatan kamu dengan dia hancur.

Alodia beranjak dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Setelah mandi dia menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Setelah sarapan siap ia menatanya di meja, dan ia langsung menuju ke halte bus. Ayahnya sering menawarkan untuk berangkat bersama Riana, tapi alodia selalu menolaknya. Karena
kakaknya tak pernah mau jika mereka berangkat bersama.

Sebelum ke halte bus Alodia menuju taman belakang, karena setiap pagi ayahnya beraa di taman belakang, ditemani secangkir teh sebelum nantinya berangkat ke kantor.

"Pah el berangkat dulu" pamitnya
"Kenapa ngga bareng kakakmu?"
"Ngga pah, El mau naik bus aja"
"ya sudah, kamu hati-hati ya di jalan"
Iya pah, El berangkat"

Setelah berpamitan ia langsung pergi menuju halte bus, di perjalanan ia melihat mobil Morgan melaju di sampingnya. Tak lama kemudian mobil itu berhenti tepat di samping Alodia.

Kaca mobil terbuka,"El, berangkat bareng ayo naik", ujar Rachel
"Ngga usah Ra, halte bus nya udah deket, aku ngga mau repotin kamu"
"ish. Ayo cepetan deh ah. Kaya sama siapa. Morgan juga mau mau aja kasih tumpangan ke
kamu". Rachel mulai cemberut

Karena merasa tak enak, Alodia masuk ke mobil dan duduk dikursi belakang. Selama di perjalanan ia tak diajak ngobrol oleh Rachel. Rachel dan Morgan paner kemesraan di depan matanya. Ingin rasanya Alodia pergi dari situasi ini, sabar El, bentar lagi sampe sekolah, ujar Alodia membatin. Alodia merasa sahabatnya telah berubah banyak setelah kepulangannya ke Indonesia.

Setelah sampai di parkiran, Alodia langsung turun setelah mengucapkan terima kasih. Dan Leo juga masih ada di parkiran, setelah memakirkan mobilnya.

"Lodia, ke kelas bareng ayo", ujar Leo dan merangkul bahu alodia

Melihat kedekatan Alodia dan Leo, entah mengapa Morgan tak menyukai. Tanpa ia sadari, ia mendengus. "Kamu kenapa Bee?", tanya Rachel
"Aku ngga papa, ayo ke kelas"

Morgan dan Rachel menuju ke kelas dengan bergandeng tangan, menyusul Leo dan Alodia karena kelas mereka satu lantai. Selama menuju kelas, banyak yang menatap mereka.

Karena mereka dianggap dewa dan dewi di sekolah, bukan cuma paras mereka yang good looking, tapi juga karena prestasi mereka. Hanya Rachel dan Leo yang belum menunjukan prestasi mereka.
Alodia selalu menjadi peringkat 1 paralel di tingkatnya, begitu juga Morgan.

***

Selama pelajaran dimulai, Alodia tak memperhatikan guru yang sedang mengajar. Dia sibuk melamun.

"Miss Nerissa, Miss Nerissa", panggil Miss Erlin guru matematika
Alodia masih belum tersadar dari lamunannya, Dahlia menyenggol lengan Alodia.

"El, kamu dipanggil sama Miss Erlin"
Alodia tersadar dari lamunannya dan memasang ekspresi kaget.

"Lodia. Kenapa pake acara melamun sih", uajar Leo.

"Miss Nerissa. Silahkan anda tutup pintu kelas dari luar". Suara Miss Erlin menginterupsi

Sial. Rutuknya dalam hati. Ia lupa jika Miss Erlin merupakan salah satu guru killer yang dimiliki oleh sekolahnya.

Alodia melangkah keluar dari kelas. Karena belum jam istirahat, ia memutuskan ke perpustakaan.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang