•Six•

87 28 48
                                    

'Biar gak jatoh, kalau jatoh lo berat, gue gak bisa bantu nolong.'

♦♦♦

Angin menerpa rambut indah si gadis yang tengah menunggu seseorang--entah siapa, sesekali ia mencabut-cabut rumput-rumput pendek--untuk menghilangkan kebosanan nya.

"Heh, kamu! Jangan cabut-cabutin rumputnya!" ucap petugas kebersihan yang melihat aktivitas si gadis tersebut, pun mengerucutkan bibirnya. "Udah jam segini! Harus nya dari tadi gue gak nungguin si siapa tuh! M, M!"

Gadis yang mempunyai rambut gelombang nan indah pun melangkah kan kaki nya untuk pulang ke rumahnya.

Dan tiba-tiba saja ia dikagetkan oleh seseorang yang mempunyai tubuh yang lebih jangkung darinya. "Heh lo, belum balik, cewek kalau jam segini bahaya kalau belum balik."

"Apaan dah, orang baru jam tiga."

"Eh iya ya, kira gue udah jam tujuh," ucapnya seraya melihat arloji hitam nya. "Ah, macet nih jam gue. Yaudah yok!"

"Kemana?"

"Ke rumah gue, siapa tau di restuin Bunda."

Seketika pipi Adhwa pun memanas. "Apaan, sih Kak."

"Mau balik kagak?"

Adhwa hanya mengangguk.

"Mau pulang kagak?"

Adhwa hanya mengangguk lagi.

"Mau jadi pacar gue kagak?"

Adhwa mengangguk.

Dan ia langsung menggeleng cepat. "Apaan! Gak."

"Yaudah, jadi isteri gue aja,"

"Apaan, sih Kak." seraya melangkah menuju gerbang sekolah.

♦♦♦

"Ih, Mama gak bisa jemput? Iya. Kan bisa sama Fariz? Sejak kapan Fariz les? Terus aku gimana Ma? Udah sepi sekolah nya. Iya. Yaudah deh. Iyaaaaaaaa Mama ku cintanya Papaaaaa. Oke. Iya. Assalamu'alaikum."

"Gak ada yang jemput?"

Adhwa pun terlonjak kaget, untung saja ia tidak meninju seseorang tersebut. "Gak."

"Yaudah, bareng gua aja,"

"Tapi, gue lagi nunggu orang."

"Siapa?"

"Gatau,"

"Bego."

Adhwa hanya bengong.

"Yaudah, cepetan naik."

"Di bilangin gue lagi nunggu seseorang."

"Tadi lo bilang nya nunggu 'orang' sekarang 'seseorang', lo nungguin dua orang?" tanya Naufal sok polos.

Adhwa hanya memutarkan bola mata indah nya. "Yaudah deh, lagian, orang nya juga gak dateng-dateng."

"Php berarti."

Adhwa hanya mengangguk.

"Sama gue aja, gak bakalan php kok."

"Gak nanya,"

"Gak jawab."

Adhwa hanya pasrah atas tingkah Kakak kelasnya tersebut--Ketua OSIS SMA Taruna Raya.

FalWaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang