•Fifteen•

30 18 15
                                    

'Sikap yang 'Berubah' bisa menyakiti perasaan seseorang.'

-Adhwa Adia Fajri

♦♦♦

Gadis tersebut terlonjak kaget, tiba-tiba saja ada yang menutup matanya dari belakang. "Siapa ini? Lepasin,"

"Tebak dulu gue siapa," ucap seseorang tersebut.

"Ih! Lepasin!"

"Tebak dulu,"

Adhwa berpikir. Apakah ini suara—

"Kak Malvin?" ucap Adhwa.

Malvin pun membukakan telapak tangannya yang menutup mata Adhwa. "Nah gitu dong," seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Ngapain lo disini?" tanya Malvin lalu duduk bersebelahan dengan Adhwa.

Merasa terlalu dekat duduknya. Adhwa sedikit menggeser.

"Gue … gue lagi menghirup udara segar," alibinya.

Malvin terkekeh kecil. "Gak usah ngehindar juga kali duduknya, gue gak bakalan ngapa-ngapain kok, tenang aja."

Adhwa tersenyum tidak enak.

Malvin menatap Adhwa dengan intens membuat yang ditatap begitu menjadi salah tingkah.

"Lo lagi sedih ya?" tanya Malvin.

"Enggak. Sok tahu,"

"Bukannya gue sok tahu, emang bener kan lo lagi sedih, kelihatan dari mukanya."

Adhwa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nih, pake biar kesedihan lo hilang." tawar Malvin menyodorkan earphonenya.

Awalnya, Adhwa ingin menolak, tetapi Malvin langsung memakaikannya di telinga sebelah kirinya.

Malvin juga memakai earphonenya di telinga sebelah kanannya.

Jarak diantara keduanya sangat dekat, hanya jauh beberapa senti saja.

Tanpa mereka sadari, sedaritadi ada yang menatap mereka dengan tatapan campur aduk. Ingin marah tapi tidak bisa, ingin cemburu tapi bukan siapa-siapanya.

♦♦♦

"Cie … yang udah gak marahan sama Adhwa …"

"Cie … yang udah baikan,"

"Cie … yang baru dateng ke kelas,"

"Cie … yang ngomong cie …"

Kedatangan Naufal disambut oleh ocehan para sahabatnya yang membuat Naufal ingin memakan mereka hidup-hidup.

"Bolos mapel yu—" ajak Naufal tetapi perkataannya terpotong dikarenakan ada pengumuman dari speaker sekolah yang berbunyi.

"Pengumuman. Bagi yang merasa OSIS WAJIB berkumpul di Ruang OSIS. Sekian Terimakasih."

Alex menghela napas berat. "Malas rapat …" gumamnya.

"Yuk bro! Ke Ruang OSIS," ajak Azka.

"Lo lo pada duluan aja, nanti gue nyusul." ucap Naufal yang diberi anggukan oleh para ketiga sahabatnya.

♦♦♦

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Tetapi Adhwa belum juga pulang.

FalWaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang