Bab 02

37.5K 2.7K 50
                                    

Keinginan untuk kumpul bersama akhirnya terlaksanakan. Di bistro yang terletak di jalan Tekukur, Aria jumpa kangen dengan sahabat-sahabatnya. Tidak ada yang banyak berubah dari fisik sahabat-sahabatnya selain mulai ada kerutan di wajah.

"Aria! Kangen banget sama kamu," pekik Bertha semangat sambil memeluk Aria.

"Ibu konsultan akhirnya pulkam!" sambut Vely juga ikut memeluk Aria yang masih ada dipeluk Bertha.

"Aduh, serasa artis aja."

Peluk kangen itu akhirnya dilepas. Keenam sahabat itu duduk di kursinya masing-masing dan mulai memesan makanan. Sesudahnya mereka mulai berbicara satu sama lain. Mereka bukan generasi zaman now yang kumpul cuman buat untuk pamer di Instastory. Mereka kumpul benar-benar untuk kumpul, saling bercakap-cakap bak orang tak punya benda pipih nan cangih itu, dan setelah kumpul mungkin baru foto.

"Kita kan baru seperempat abad, bolehlah pamer sesekali kongkow kita ini?" Adisa mengeluarkan ponselnya dan menyalakan fitur kamera di Instastory miliknya. "Cari angle yang bagus, Dis!"

Adisa merupakan satu-satunya dari mereka yang cukup pandai berselfie, sisanya tidak terlalu bisa berselfie.

"Ok."

Adisa menurunkan ponselnya lalu mengetik sesuatu di sana. "Cek ig lo pada ya."

Spontan mereka membuka ponsel mereka masing-masing dan tertawa.

"Tag rame-rame dia," kata Ivanka.

"Kayaknya hape ini mulai bermasalah, masa pecah sih fotonya?" Sally menunjukkan foto mereka yang Adisa bagikan melalui Instastory.

"Tanda-tanda ganti hape itu," kompor Bertha.

"Gaji udah mau turun lok, Sal? Beli baru'lah!" timpal Ivanka juga ikut memanasi.

"Ganti baru aja. Gak usah yang mahal, Samsung note 8," usul Aria ngawur.

"Jangan oi! iPhone X!" komporVely.

"Itu dua hape bisa jadi modal kawin kali ya?" gurau Sally sambil menyimpan ponselnya kembali di tas yang diikuti oleh lainnya.

Mereka kembali bergosip. Menggosopi gosip yang paling panas selama akhir 2017 seperti drama perceraian pasangan muda, liburan selebriti, Sandra Dewi yang mau lahiran, dan masih banyak lagi.

Tak sebatas menggosipi gosip yang dibawakan acara gosip, kadang keenam sahabat itu bertukar cerita mengenai kehidupan mereka yang sudah mulai sibuk di usia emas produktif mereka dan tak kelupaan cerita tentang asmara.

"Duh pasangan dokter memang beda! Ada obat cintanya gitu," gurau Adisa sambil menowel Ivanka.

"Beda yang mau kawin taun depan!" timpal Bertha sambil tersenyum licik.

"Eh, Vel. Gimana sama sih Calvin?" tanya Adisa baru mengingat nama kekasih Vely. Vely tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuk lehernya.

"Lagi pending acara lamaran resmi," jawab Vely membuat semua pasang mata tertuju padanya persis slogan Miss Indonesia itu.

"Kenapa!?"

"Papanya baru meninggal awal Desember kemarin. Jadi aku sama Calvin pending lamarannya sampai 100 hari meninggalnya papa Calvin. Aku menghornati papanya, gak mungkin dong acara lamaran kakau kuburannya saja masih basah?" argumen Vely disetujui kelima sahabatnya.

"Kalau, Sally?"

"Fendi masih sibuk ngejer target. Sebelum menikah dia bilang dia mau naik jabatan dulu. You know la. Biaya hidup zaman now itu serba mahal sekarang, dia mau gaji dia bisa lebih dari cukup buat ditabung gitu."

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang