Boleh gak sih agak baper sama dia?
-Aria yang bingung ingin baper atau tidak->><<
"Morning all," sapa Aria begitu masuk ke tempat biasa ia berkutat dengan keuangan klien. Tiga anak buah Theo menoleh dan menyapa Aria begitu manis, saking manisnya tidak bisa menyembunyikan maksud tersembunyi dari senyumnya.
"Ar, doyannya yang kelewat mateng ya?" Elisa mulai eksekusinya. Aria mengerutkan dahinya bingung membuat Elisa semakin semangat menggodanya.
"Apaan yang kelewat matang?" tanya Aria bingung.
"Itu lho, Ar. Panas-panas spesial. Kata Elisa lumayan untuk diajak gandengan?" Adrian ikut-ikut bermain kode.
"Ha? Panas spesial? Mekdi maksud lo?"
"Duh bukan, Ar. Yang punya senyuman manis bagai gula Jawa itu lho. Si itu," pancing Jason ikut-ikut.
"Udah gede ya, Ar? Doyannya duda ya? Duh, memang sih karisma duda itu agak gimana gitu." Elisa tertawa meninggalkan Aria sibuk mencerna maksud ketiga rekannya.
"Yang di Lippo itu lho, Ar!" bantu Jason untuk mempermudah Aria mengerti pembicaraan mereka.
"Sama yang di IKEA kemarin itu lho, Ar!" tambah Elisa.
"Kok lo tahu gue kemarin ke IKEA?" tanya Aria bingung.
Elisa tertawa dengan nyaringnya lalu menatap Aria penuh kejahilan. "Gue juga ke sana. Cuman karena lo datang pas gue mau pulang. Kenalin dong, Ar. Jangan dipendem sendiri rahasianya."
Seperti kata Gi, Aria itu kadang lemod kadang cepet. Sekarang Aria tengah lemod dan butuh waktu lama mencerna. "Oh, maksud lo PaGi?"
"Pagi? Itu nama orang? Kok aneh banget," komentar Adrian sepihak.
"Itu panggilan dia. Aslinya Gideon."
"Nah! Iya itu, namanya!" Jason menjetikan jarinya.
"Gideon ya? Well, lumayan macho lah namanya sesuai bodynya," komentar Elisa sambil mengingat-ingat sosok Gi yang ia lihat sekilas.
"Kok lo pada ngomongin gue sama dia sih? Dia guru gue pas SD sama SMP. Cuman reunian doang," kilah Aria tidak terima oleh yang lain.
"Gak mungkin. Boong lo. Pasti ada apa-apanya. Reunian kok sampai ngajak jalan ke IKEA? Curiga gue," tuduh Elisa.
"Suer. Dia cuman minta ditemenin ke IKEA, buat cari rak buku baru."
"Gue melayangkan mosi gak percaya, Ar. Gue sekubu dengan Elisa, pasti lo ada apa-apanya sama Gideon itu."
"Kok gitu!? Lo gak percaya sama gue?" tanya Aria tak terima bila Jason tidak percaya dengannya.
"Well, gue cowok. Gue rasa dia ada feel sama lo. Tatapannya beda gitu," Jason berargumentasi dan Aria cuman tertawa. "Imposible, Jason. Dia gak mungkin naksir sama anak muridnya sendiri. Itu cuman ada di FTV Christian Sugiono dulu."
"Elah. Cinta gak mandang status atau kedudukan, Aria. Jodoh lo siapa yang tahu?" Elisa menggurui.
Aria menaikkan bahunya tanda tak tahu. "Aneh aja kali kalau dia yang jadi jodoh gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas
ChickLitAria seorang konsultan yang merangkap menjadi penulis online sudah berkali-kali ditanya kapan mengkahir masa lajangnya. Jangankan mengakhiri masa lajang, pacar saja tidak punya. Hatinya masih mengharapkan cinta SMA-nya walaupun ia tahu sebenarnya it...