13. Resmi Memiliki Kursi Belakang Eidel

46 2 1
                                    

Hari berjalan seperti biasa, begitu pula dengan hubungan Nei dan Eidel yang masih belum berkembang. Lebih seperti tumbuhan yang ndak dirawat karena ndak disiram dan diberi pupuk. Nei dan Eidel sama-sama pendiam, mungkin juga sama-sama jatuh cinta diam-diam. Nei ingin berusaha lebih aktif dekat dengan Eidel, tapi jantung dan nafasnya selalu menderu tak tertahan ketika hati Nei sudah berbisik meminta Nei bergerak mendekat.

Eidel di hari ini,

Pagi tadi aku bilang ke Eidel terima kasih

Eidel menjawab kembali kasih

Dan yang mengejutkan Eidel bilang

Kalau aku berkenan menunggu satu jam lagi dari jam pulang

Eidel akan mengantarku  sampai ke stasiun Tanah Abang

Katanya, biar aku ndak perlu transit kalau naik di stasiun yang depannya jualan bakso Malang

Aku bahagia bukan kepalang

Langsung saja kusetujui penawaran pangeran dengan lesung pipi di kanan kirinya

Eidel tersenyum malam itu, jadinya aku ikut senyum juga

Dan kini sudah lewat satu jam dari jam pulang

Eidel bilang dengan suara yang pelan

Katanya aku tunggu di parkiran

Tak lama Eidel keluar, aku pun segera berjalan

Menyusul Eidel yang sudah siap dengan helm dalam genggaman

Katanya jangan ngantuk

Kalau ngantuk aku disuruh pegang tas punggung atau jaketnya saja

Kalau begitu aku ngantuk saja

Biar bisa berpegangan di jaketnya Eidel sepanjang jalan.

Eidel di Hari IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang