Hari berjalan seperti biasa, begitu pula dengan hubungan Nei dan Eidel yang masih belum berkembang. Lebih seperti tumbuhan yang ndak dirawat karena ndak disiram dan diberi pupuk. Nei dan Eidel sama-sama pendiam, mungkin juga sama-sama jatuh cinta diam-diam. Nei ingin berusaha lebih aktif dekat dengan Eidel, tapi jantung dan nafasnya selalu menderu tak tertahan ketika hati Nei sudah berbisik meminta Nei bergerak mendekat.
Eidel di hari ini,
Pagi tadi aku bilang ke Eidel terima kasih
Eidel menjawab kembali kasih
Dan yang mengejutkan Eidel bilang
Kalau aku berkenan menunggu satu jam lagi dari jam pulang
Eidel akan mengantarku sampai ke stasiun Tanah Abang
Katanya, biar aku ndak perlu transit kalau naik di stasiun yang depannya jualan bakso Malang
Aku bahagia bukan kepalang
Langsung saja kusetujui penawaran pangeran dengan lesung pipi di kanan kirinya
Eidel tersenyum malam itu, jadinya aku ikut senyum juga
Dan kini sudah lewat satu jam dari jam pulang
Eidel bilang dengan suara yang pelan
Katanya aku tunggu di parkiran
Tak lama Eidel keluar, aku pun segera berjalan
Menyusul Eidel yang sudah siap dengan helm dalam genggaman
Katanya jangan ngantuk
Kalau ngantuk aku disuruh pegang tas punggung atau jaketnya saja
Kalau begitu aku ngantuk saja
Biar bisa berpegangan di jaketnya Eidel sepanjang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eidel di Hari Ini
Novela JuvenilSeperti buku harian, ini adalah sebuah cerita singkat, tentang Nei yang jatuh hati pada Eidel. Cerita ini lebih seperti buku harian Nei, hanya ada cerita sederhana disini, sesederhana Nei jatuh hati pada Eidel. Dalam buku harian Nei ini, Nei akan b...