Eidel selesai makan siang di luar. Sedangkan Nei memilih ndak makan siang karena belum lapar. Nei sedang baca buku puisi 'Tidak Ada New York Hari ini' karya Aan Mansyur. Iya, Nei suka puisi, Nei juga suka buat puisi. Apalagi, sejak Eidel masuk ke dalam ceritanya yang lambat laun menjadi peran utama pria di dalamnya.
Eidel hari ini,
Eidel selesai makan siang
Ia berjalan dari pintu masuk sambil memandangku yang sedang membaca buku
Ia seperti mencari sesuatu di atas meja kerjaku
Aku meliriknya heran
Mataku bergerak memandangnya
Kemudian memberikan pandangan tanya
Eidel tersenyum cengengesan
Aku baru sadar Eidel punya lesung pipi di kanan dan kiri
Walau tertutup dengan berewoknya
Aku tetap bisa lihat lesung pipi Eidel
Sial, makin sempurna saja pria satu ini
Habis itu Eidel tanya, aku sudah makan apa belum?
Aku tanya lagi saja, memang kenapa kalau aku belum atau sudah makan?
Eidel jawab, aku harus makan biar cepat besar
Menyebalkan, tubuhku yang tidak tinggi ini memang sudah bawaan lahir
Dan karena kurang tinggi ini juga aku selalu dianggap anak kecil
Usiaku dua puluh dua
Aku bisa saja menjawab aku sudah besar dan bisa menjadi istri yang baik untuk Eidel
Tapi, itu ide gila
Aku tanya lagi, kalau sudah makan kenapa?
Katanya, bagus kalau sudah makan, tapi makannya harus banyak
Dan Eidel tersenyum di ujung percakapan
Ia terduduk, tapi terbangun lagi
Jadi sudah makan apa belum? Tanyanya
Aku jawab belum
Dan Eidel memintaku cepat makan sambil menunjuk bekal yang ada di atas meja kerjaku
Aku yang ndak lapar jadi lapar
Ndak apa aku menunda makan siang
Kalau dengan begitu Eidel selalu menyuruhku makan setiap siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eidel di Hari Ini
Genç KurguSeperti buku harian, ini adalah sebuah cerita singkat, tentang Nei yang jatuh hati pada Eidel. Cerita ini lebih seperti buku harian Nei, hanya ada cerita sederhana disini, sesederhana Nei jatuh hati pada Eidel. Dalam buku harian Nei ini, Nei akan b...