[9]

1.2K 55 0
                                    

Air yang dikeluarkan dari mata Zia tidak bisa dibendung lagi. sudah hampir setengah jam ia dikamar mandi mall. tanpa memikirkan Aldi. menurutnya itu adalah hal yang paling memalukan untuknya. Di tampar ditempat umum bukanlah hal yang baik. dan pastinya memalukan. Ia kesal bukan main.

Bagaimana bisa Murid baru yang ia bilang biasa saja bisa meruntuhkan sikap dingin dan menjatuhkan harga diri Zia. seorang wanita yang sudah dikenal cantik dan famous oleh Sma-Sma ternama disini.

"Haha Zia lo lemah banget. cemen. payah. kayak gitu aja nangis. harusnya lo ngeberontak" ucap Zia bermonolog

***

Aldi yang baru kembali dari kamar mandi tadi seperti kebingungan mencari Zia. Ia langsung menangkap sebuah mata yang begitu indah nampaknya. yaitu Letta. Letta langsung memalingkan wajahnya kearah Arga yang masih menutup mukanya sedari tadi.

"Mau sampai kapan kayak begini Arga?" tanya Letta begitu hati-hati

Baru kali ini ia seperhatian ini oleh Arga. mungkin menurut mereka biasa saja. namun ada rasa kehangatan yang dirasakan Arga saat Letta mengatakan hal lembut itu.

"Gue reflex ta"

"Gue tau." ucap Letta menarik tangan Arga dan tersenyum kearahnya.

ketahuilah senyum Letta kali ini tulus.

"Gue suka lo senyum" jawab Arga

"Mulai ngawur" ucap Letta memutarkan kedua bolamatanya.

Suasana yang ketika syahdu malah jadi berantakan gara-gara omongan Arga.

"Lo mau bales dendam ke Zia dengan cara ini? kampung." ucap Aldi yang diburu emosi

"Lo siapa nya emang? Ambil Zia sepuas lo. gue udah muak." balas Arga lebih emosi lagi

"Ga udah ga." ucapku akhirnya tak mau masalah ini berlanjut

"Puas kan lo?!" ucap Arga dan langsung menarik tanganku untuk meninggalkan kedai itu.

□◇◇□

Dimobil Arga hanya terdiam diri. Aku juga bingung dengan suasana seperti ini. hingga akhirnya aku memutuskan untuk menatap kearah jendela.

Arga masih terdiam saja sudah 30 menit perjalanan. ntah mau dibawa kemana aku ini. Jujur aku tak berani mengeluarkan sepatah katapun. melihat wajah Arga yang sedang diburu kesal memaksaku untuk diam.

"Sore ini mau temanin gue gak?" tanyanya tetiba

"Eh?"

"Iya temanin gue"

"K-kemana"

"Mau ajak lo belajar bareng. ajarin gue ya?"

"Eh?"

"Boleh keluar sama Bunda?"

"Hm gak tau"

"Yaudah gue kerumah aja belajar dirumah lo"

"I-iya udah"

"Lo mau pulang sekarang?"

"Iya"

"Gue minta maaf"

GalettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang