[19]

78 7 0
                                    

Pagi itu sekolah masih sangat sepi Aletta memutuskan untuk pergi ke kantin sebentar membeli makanan. Dengan menggunakan ranselnya Aletta duduk di meja yang masih bersih karena baru saja dibersihkan oleh petugas kebersihan.

"Eh pak Ridwan, udah makan?" tanya Letta ke pak ridwan yang sedang mengelap kursi

"Udah kok neng, pagi banget berangkatnya"

"ehehe iya pak biasa si bunda lagi ada urusan"

Pio yang berada di depan pintu kantin dengan mata sembab dan muka lesu sambil menenteng tas di sebelah kanan tangannya.
Aletta yang kaget langsung berdiri dan menghampiri Pio

"Pio lo gak apa2? Gue khawatir sama lo pi, gue juga kemaren ngabarin lo tapi lo gak angkat telfon samasekali. lo baik-baik aja kan? Pio? Pio?" tanya Aletta panjang lebar namun di hiraukan oleh Pio

Aletta memeluk erat badan pio yang lemas dan tampak pucat. matanya sangat sembab dan badannya sangat lemas seperti orang sakit

"Lo sakit Pio? badan lo lemes banget, lo udah makan? nih ambil roti gue aja gapapaa" ucap Letta melepas pelukannya lalu menyodorkan roti yang baru saja ia beli di warung bi minah

Pio menangis sejadi-jadinya dan neneluk Letta.

"ada yang mau gue omongin ta.." ucap Pio takut dan menangis

"Ceritain apapun yang mau lo ceritain pi." Aletta berusaha menenangkan Pio

"Gue mau ada Fifi sama Lala juga.."

"Kita ke kelas yuk barangkali mereka udah dateng"

Sesampainya di kelas Kayla dan Fifi sedang bermain tiktok, suaranya sangat keras sehingga terdengar sampai luar kelas.

"Pio?" tanya fifi berhenti bermain dan berlari memeluk Pio

"Pi?"  tanya Kayla kaget

"Gue mau kita ke rooftop, ada yang mau gue omongin" Ucap Pio menunduk

"Yuk fi, la" ajak Letta

Rooftop sekolah

"Gue gak tau mau mulai dari mana kisah gue yang bener-bener salah ini. gue capek mendem semuanya. Bahkan gue seringkali kepikiran mau mati aja. gue udah gak bisa sekolah lagi sekarang. gue berangkat hari ini buat ngajuin pengunduran diri dari sekolah ini." Tangis Pio pecah

"Gausah macem-macem Pio. Lo kenapa? kita siap nampung cerita lo" ucap Letta memegang bahu Pio

"Iya pi" ucap Kayla

"Gue udah boongin kalian semua. maaf gue selama ini pencitraan. Rumah yang kalian datengin itu rumah majikan gue. Nyokap gue tinggal disana jadi pembantu disana. dan gajinya gak pernah cukup buat bayar sekolah gue. Bokap gue cuman seorang pengangguran yang kerjanya judi dan ngejual harga diri gue. gue mau mati ta,la,fi. gue tiap malem nemenin orang yang ngajak gue berlaku yang gak baik. gue cerita ini karena salah satunya Rendi yang nyewa gue. gue gatau kalo dia yang bakalan ada satu kamar sama gue. dan pastinya dia bakalan nyebarin ke sekolah ini. makanya biar sekolah ini ga jelek namanya. gue bakalan keluar." ucap Pio sangat terisak

Aletta dan Fifi tampak kebingungan dan menangis mendengar cerita Pio.  Aletta langsung menjatuhkan badannnya ke tanah. dengan sangat terisak Aletta memeluk Pio

"Gue gak pantes jadi temen kalian. Gue miskin. Pelacur. dan orang gak guna yang bisanya ngerepotin orang tua"

"Lo gak gitu Pi. Lo lakuin itu juga karena bokap lo bukan karena lo yang mau" ucap Fifi memeluk Pio

"Gue gapantes disini gue pasti ngejelekin nama sekolah ini." tangis Pio pecah

"Gue ganyangka pi, gue duduk sebangku dan temenan sama orang kayak lo! Gue malu pi! malu! apa lo gabisa cari uang dengan cara lebih halal?" teriak Kayla

"Maksud lo apasih la?! lo ngapain ngomong gitu seolah2 semua salah pio!" dorong Fifi kasar

"Gue gasudi temenan sama manusia najis kayak lo!" tegas Kayla yang melangkahkan kakinya pergi

"La lo jangan biadab ya jadi temen!" kata-kata kasar itu keluar dari mulut Letta yang menahan tangan Kayla

"Gue gamau temenan sama pelacur ta! Gue gak sudi." balas Kayla menepis tangan Letta

"Terus waktu itu lo pergi sama Rendi. Apa lo tau masalah ini kan?" Teriak Letta membuat Kayla mematung

"Jawab anjing!" Fifi tak habis pikir

"Iya gue tau semua. Rendi saudara gue! dan gue baru tau kemaren pas dia cerita. disitu gue udah mulai benci sama lo! nyesel temanan sama lo! karena yang make lo bukan cuman Rendi. lo berdua juga gak bisa nyalahin gue. Dan asal kalian tau! Gue gak pernah nyuruh Rendi buat make temen lo itu! gue gak terlibat tentang ini semua! Gue harap lo fikirin mateng-mateng kalau masih mau berteman sama orang yang harga dirinya aja gaada! Keluar lo dari sekolah ini sekarang. biar sekolah ini ga tercoreng. Kalau lo gakeluar juga gue bakal nyebarin ke seluruh sekolah biar lo dimusuhin!" tunjuk Kayla pada Pio yang tangisnya makin terisak

Kayla meninggalkan Aletta, Fifi dan Pio. Pio sangat hancur mendengar sahabatnya meninggalkannya dan berkata seperti itu. Nafasnya seakan berhenti sejenak, Jantungnya seakan berhenti seperkian detik. Rasanya ia ingin sekali loncat kebawah tanpa fikiran apapun.

Pio perlahan menuju ke tepi Rooftop dan berusaha ingin lompat. namun Aletta dan Fifi langsung menariknya dengan cepat

"Bunuh diri gabakal bikin semuanya selesai pi" Ucap fifi

"Istighfar Pio astagfirullah!" Letta menarik Pio kedalam pelukannya

"Gue gak mau ngebuat Kayla jauh dari kalian. Gue bakal ngundurin diri dari sekolah ini. gak apapapa. sana kejar Kayla. Gue gak pantes ditemenin" ucap Pio Terisak

"Gue gak bisa ngelepas temen gue disaat dia di posisi terburuknya Pi." Tegas Letta

"Bener Pi. lo masih punya kita, dan ibu lo yang masih sayang sama lo. gue yakin Arga dkk juga bakalan ngerti semua ini. lo gak sendirian Pio" ucap Fifi menenangkan

"Gue mau sendiri. Tolong jangan ikutin gue" ucap Pio terisak menutupi wajahnya lalu pergi meninggalkan Letta dan Fifi

Pio pergi meninggalkan kedua temannya itu dengan berat hati. saat ia turun dari tangga lalu bertemu dengan Arga dan kawan-kawan saat ditanya, Pio hanya jawab
"Tanya aja ke Letta"

"Pio kenapa ta?" Tanya Zevan yang mendekati Aletta dan Fifi

Fifi menceritakan dengan terisak, Aletta hanya menangis dari tadi.  Arga menyentuh lembut tangan Letta dan berusaha menenangkan perempuannya itu. Arga tau rasanya pasti Letta sangat sakit hati.

"Kayla emang bukan sahabat yang baik" Tegas Vino

"Gue gaabis pikir kenapa Kayla kayak gitu" Ucap Fifi

"Bentar lagi bel tuh mending kelas aja yu" Ajak Arga

Mereka menuju kelas. dan dia melihat bahwa Kayla sudah berpindah tempat duduk jauh dari mereka.  Aletta hanya acuh karena tau Kayla sedang tidak mood untuk diganggu.

"Biarin aja ta si Kayla, nanti juga dia sadar" ucap fifi

"Iya fi gue udah males juga"

****

hii semuanyaaa jangan lupa tungguin part selanjutnya yaa. jangan lupa vote commentnya jugaa hehe🥰

Kalo ada typo maapin🤗

GalettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang