Hari ini tepat satu minggu semenjak Daffa mengetahui kalau Atha berselingkuh dengan Erta. Daffa pikir Atha sudah menyerah untuk mendapatkan maaf darinya. Sebenarnya dalam hatinya Daffa masih mencintai Atha, tapi ketika dia mengingat soal Atha yang menduakanya hatinya terasa sakit. Satu sisi dia ingin memutuskan hubungan dengan Atha, tapi di sisi yang lain dia masih mencintai Atha. Ternyata dugaan Daffa salah besar dari jauh dia dapat melihat Atha yang berdiri di depan kelasnya.
"Lo lihat deh Atha!" Sakha menunjuk ke arah Atha. "Kasihan Daf, dia itu cuma pengen ngomong sama lo. Beri dia kesempatan buat ngomong, buat minta maaf ke lo!"
Daffa tidak menjawab ucapan Sakha. Dia malah berbalik arah menuju belakang gudang. Belakang gudang adalah tempat favorit anak-anak yang biasa bolos pelajaran. Tidak ada guru yang akan menegurnya, karena tempatnya terletak paling belakang dari semua bangunan sekolah. Pikiran Daffa benar-benar sedang kacau, mangkanya dia tidak bisa berpikir jernih.
Benar saja, saat Daffa sampai di belakang gudang ada segerombolan siswa yang dikenal tukang buat onar tengah menghisap rokok. Kedatangan Daffa sepertinya sangat mengejutkan bagi anak-anak tersebut.
"Lo ngapain? Mau mata-matain kita ya?" ucap salah satu dari mereka.
"Bagi rokok dong!" kalimat yang keluar dari mulut Daffa benar-benar membuat mereka semua terbengong.
"Serius?"
"Bagi atau gue aduin ke guru kalau tempat kalian kabur pelajaran itu di sini?"
Salah satu dari mereka langsung mengeluarkan sebatang rokok yang dia simpan di saku celananya. Daffa segera mengambil rokok tersebut lalu menyalakan dengan korek api sebelum memenghisapnya. Hisapan pertama Daffa terbantuk-batuk. Maklum ini adalah pertama kalinya dia merokok. Tapi hisapan kedua dan seterunya dia sudah mulai terbiasa dan tidak terbatuk lagi.
Sedangkan segerombolan tukang buat onar itu hanya melihat Daffa dalam diam. Mereka tidak menyangka kalau sang ketua OSIS yang dikenal sebagai seorang siswa yang tidak aneh-aneh dan selalu menaati peraturan itu mau merokok dan bolos jam pelajaran. Sebenarnya mereka tahu kalau itu adalah pertama kalinya Daffa merokok, terlihat saat dia terbatuk-batuk seperti tidak terbiasa dengan rokok. Bahkan sikap Daffa yang terkesan bossy tadi sangat membuat mereka tercengang tidak percaya kalau itu Daffa.
Daffa sebenarnya menyadari akan tatapan mereka tapi dia tidak peduli. Saat ini pikirannya sedang kacau. Banyak orang yang melampiaskan pikiran yang kacau dengan merokok, mangkanya Daffa mencobanya.
Saat dia sudah mulai menikmati rokok tersebut tiba-tiba ada yang sengaja memukul tangan ya hingga membuat rokok yang tengah dipegangnya terjatuh. Daffa pun menoleh ke arah orang yang tadi memukul tanganya. Betapa terkejutnya Daffa saat mengetahui Atha sudah berdiri di sana dengan air mata yang mengalir.
Tadi Atha diberitahu Sakha kalau Daffa berjalan menuju gudang. Tapi ketika Atha mencari ke sana cowok itu tidak ada di gudang. Akhirnya Atha memberanikan diri untuk ke belakang gudang. Sebenarnya Atha tahu kalau belakang gudang adalah markas para pembuat onar di sekolah tapi dia terpaksa memberanikan diri untuk mencari keberadaan Daffa. Atha benar-benar sangat terkejut melihat Daffa berda di sana, belum lagi rokok yang berada di tangannya. Dasi yang dia pakai juga sudah miring, rambutnya acak-acakan.
"Kamu boleh nggak menganggap aku ada, tapi tolong jangan rusak diri kamu sendiri!" ucap Atha.
"Masih peduli juga ternyata." Cibir Daffa.
"Aku minta maaf Daf, cuma itu yang ingin aku katakan. Sekarang terserah kamu mau memaafkan atau tidak. Soal hubungan kita juga terserah kamu, karena aku merasa sudah tidak pantas untuk mengambil keputusan. Aku akan terima apa pun keputusan kamu." Atha bersimpuh di hadapan Daffa, tidak peduli tatapan siswa lain yang berada di situ.
Daffa segera membantu Atha bangkit lalu membawanya menjauh dari tempat itu. Atha pun menurut, pasrah Daffa akan membawanya kemana. Ternyata Daffa membawanya ke taman belakang. Suasana di sana memang sepi karena jam pelajaran sedang berlangsung.
Sesampainya di tempat itu Daffa melepaskan genggamannya lalu duduk di salah satu bangku. Tidak ada pembicaraan di antar mereka untuk beberapa saat. Hingga akhirnya Daffa berkata kalau dia memaafkan Atha. Soal hubungan mereka Daffa menyuruh Atha untuk memilih salah satu antara dirinya dengan Erta.
Atha mengangguk mantap, dan akan memilih salah satu. Dia sudah memikirkan soal siapa yang akan dia pilih ketika Daffa menyuruhnya memilih. Atha juga baru sadar kalau selama ini perasaannya kepada Erta bukan cinta yang sesungguhnya, melainkan hanya perasaan senang semata karena Erta lebih memiliki banyak waktu di bandung Daffa. Kalau pun nanti Daffa tidak mau menerimanya kembali maka Atha tetap akan memutuskan hubungan dengan Erta.
Ketika Atha mengatakan kalau dia memilih Daffa, cowok yang duduk di sampingnya hanya diam. Tatapannya masih lurus ke depan. Saat itu Atha sudah tidak mengharapkan hubungannya dengan Daffa bisa bertahan. Hingga sedetik kemudian Daffa buka suara.
"Kalau begitu putuskan dia! Sebelum kita memperbaiki semuanya." Setelah itu Daffa bangkit dan meninggalkan Atha sendirian.
Perkataan Daffa sukses membuat Atha tersenyum senang. Meski sikapnya masih terkesan dingin tapi secara tidak langsung Daffa mengatakan kalau dia menerima Atha dengan syarat cewek itu harus memutuskan Erta.
Daffa yang masuk dengan rambut yang acak-acakan, dasi miring dan seragam yang sudah tidak rapi belum lagi bau rokok ketika dekat dengannya membuat teman sekelasnya menatapnya bingung. Begitupun dengan guru yang mengajar. Daffa beralasan kalau dia habis dari toilet. Untung guru pengemar itu percaya dan mempersilahkan Daffa untuk duduk.
"Lo, habis dari mana? Jangan bilang lo nyoba rokok!" ucap Sakha.
"Dikit." Daffa nyengir tanpa dosa.
Mendengar jawaban dari Daffa membuat Sakha hanya menggelengkan kepala, sebelum akhirnya mengomeli sahabatnya tersebut. Saat seperti ini Daffa hanya bisa diam tanpa membantah apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror Of Love #ODOC_THEWWG [END]
Teen FictionAgatha Faradyla atau yang akrab di panggil Atha adalah gadis cantik dan pacar dari Daffa Akhasa Airlangga. Daffa yang menjabat sebagai ketua OSIS, pemain inti tim basket sekolah dan anggota club bahasa Inggris memiliki waktu yang sedikit untuk bersa...