Sesampainya di rumah Atha langsung mencari ponsel yang dibantingnya sesaat setelah dirinya mengatakan yang sebenarnya kepada Daffa. Ponsel itu memang ketemu, tapi sudah tidak bisa menyala lagi. Dengan sangat terpaksa Atha melepaskan kartu perdana yang ada di ponsel itu untuk dipasang ke ponsel yang dia gunakan sekarang. Tujuannya hanya satu, memutuskan hubungan dengan Erta.
Sebenernya Atha merasa kurang sopan kalau mengatakan puitis melalui sambungan telepon. Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin dirinya datang ke rumah Erta pulang sekolah seperti sekarang ini mengingat rumah Erta yang tidak satu kota dengan Atha. Kalau pun menunggu Erta yang datang ke rumahnya itu juga sang an mustahil jika melihat kondisi Erta yang sedang sakit.
Tidak butuh waktu lama bagi Erta untuk menjawab telpon dari Atha. Awalnya pembicaraan mereka terkesan biasa saja. Atha juga masih menanyakan perihal kondisi Erta saat ini. Namun, di akhir pembicaraan Atha baru mengatakan kalau dirinya ingin memutuskan hubungan mereka.
"Erta, aku minta maaf kalau selama ini aku banyak salah kepada kamu! Kamu adalah lelaki yang menyenangkan dan baik. Maaf sebelumnya... aku... aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Jujur ini semua bukan karena penyakit kamu,"
"Lalu?"
"Ada satu hal yang sulut untuk aku jelaskan. Terimakasih untuk selama ini dan aku minta maaf kalau ada salah ke kamu!" Setelah itu Atha mematikan telponnya dia juga kembali melepas kartu perdana itu dari ponselnya.
Sudah, dirinya tidak mau lagi berurusan dengan Erta. Bukan karena dia sombong atau apa, hanya saja dia takut terjebak pada lubang yang sama. Sudah cukup satu kali dirinya masuk dan terjebak dalam lubang itu. Mungkin memang benar kalau ada orang yang mengatakan kalau pengalaman adalah guru yang paling baik.
Mungkin kalian akan merasa kalau Atha adalah seorang yang sangat jahat, seorang yang egois atau lain sebagainya. Tapi jangan harap Atha peduli! cewek itu sama sekali tidak peduli apa pun yang dikatakan orang-orang. Biarkan orang mengatakan ini itu! Karena sebenarnya orang lain tidak pernah bisa merasakan apa yang sebenarnya kita rasakan.
Orang lain tidak tahu atau bahkan tidak peduli bagaimana sesaknya hati Atha kala memikirkan hal itu sebelum dia benar-benar menit ikan bungan dengan Erta. Orang lain juga tidak akan tahu bagaimana dirinya baru menyadari kau cintanya yang sesungguhnya adalah Daffa. Orang lain juga tidak akan mengerti bagaimana sesalnya hati Atha kala berjuang untuk mendapatkan maaf dari Daffa. Ketik dirinya setiap hari dirinya tidak dianggap oleh Daffa, orang lain tidak akan tahu. Maka dari itu Ata memiliki prinsip.
"Biarkan orang lain menyelesaikan masalahmasalah yang dia hadapi dengan cara nya sendiri! Cara yang kamu anggap salah belum tentu sepenuhnya salah. Karena setiap orang punya masalah yang berbeda, nggak ada yang sama persis."
Setelah memutuskan hubungan dengan Erta tadi beban di pundak Atha serasa terangkat. Dia benar-benar merasa lega. Sekarang adalah waktunya Atha memperbaiki hubungannya dengan Daffa.
Setelah itu Atha mencoba mengirim pesan kepada Daffa yang isinya hanya sekedar basa-basi semata. Kali ini Atha sudah menyiapkan mental, kalau-kalau pesan itu masih tidak juga di balas oleh Daffa.
Beberapa menit berselang. Atha terkejut bukan main saat Daffa membalas pasan tersebut. Saking senangnya dia sampai jingkrak-jingkrak tidak jelas. Menurutnya ini adalah awal yang bagus untuk dirinya bisa memperbaiki hubungannya dengan Daffa.
Hari pertama semenjak istrinya sudah memutuskan hubungan dengan Erta sikap Daffa kepada Atha masih terkesan dingin. Tapi bukan Atha namanya kau mudah menyerah. Cewek itu terus berusaha bagaimana pun caranya agar Daffa tidak bersikap dingin lagi padanya. Meski sudah tidak sedigin sebelumnya.
Jarum jam terus berpura mengiringi pergantian hari. Sepertinya usaha Atha untuk membuat Daffa kembali seperti dulu berhasil. Perlahan-lahan sifat Daffa berubah tidak sedingin waktu hubungan mereka merenggang. Bahkan sekarang Daffa menjadi lebih sering menemui Atha. Tapi itu juga yang membuat Atha sering kali ngomel karena Daffa sering meninggalkan kegiatannya untuk menemui Atha.
Itu juga yang membuat Daffa bingung. Dulu Atha ngambek gara-gara Daffa tidak lebih mementingkan kegiatannya dibanding Atha yang berakhir perselingkuhan dengan Erta. Sekarang Daffa rela meninggalkan kegiatannya deni Atha, Atha malah sering ngomel.
"Kenapa sih lo dari tadi ngedumel terus?" tanya Sakha.
"Cewek itu aneh, dulu minta diprioritaskan. Sekarang diprioritaskan malah ngomel. Kayak tadi tuh minta ketemuan, aku temuin tapi dia malah ngomel aku disuruh ikut latihan. Bingung kan?"
"Hahahaha... sabar ya namanya juga cewek!"
"Terus aja ketawain sampai upin ipin masuk SMA!"
Mendengar perkataan Daffa bukannya takut, tawa Sakha malah semakin keras. Sedangkan Daffa memilih pergi meninggalkan Sakha yang masih tertawa. Bukannya memberi solusi Sakha malah semakin membuat Daffa kesal.
"Apa semua cewek seperti itu?" sambil memainkan bola basket Daffa masih saja ngedumel.
Melihat Daffa yang ngedumel seperti itu membuat temannya yang lain tertawa. Tidak biasanya seorang Daffa ngedumel seperti itu. Bahkan bisa dibilang tidak pernah ngedumel di depan banyak orang.
"Heh, lo kenapa jadi suami-suami takut istri gitu sih?" ucap salah satu dari mereka.
"Pulang nih gue!" teriak Daffa.
"PMS ya lo?"
Tanpa menjawab perkataan temannya Daffa berjalan ke pinggir lapangan dan mengambil tasnya.
"Kan kita bercanda, jangan serius gitu dong!" salah satu dari mereka mencoba menahan Daffa untuk pulang.
"Lagian lo pada, udah tahu gue lagi kesel bukan memberi solusi malah bikin kesel aja." Daffa kembali meletakan tasnya lalu berjalan ke lapangan.
Entah kenapa Daffa sekarang menjadi seorang sensi. Mungkin karena dia bingung menghadapi Atha.
*****
See you next part 🙋
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror Of Love #ODOC_THEWWG [END]
Teen FictionAgatha Faradyla atau yang akrab di panggil Atha adalah gadis cantik dan pacar dari Daffa Akhasa Airlangga. Daffa yang menjabat sebagai ketua OSIS, pemain inti tim basket sekolah dan anggota club bahasa Inggris memiliki waktu yang sedikit untuk bersa...