sebelum memasuki cerita, "Ganendra" dapat cover baru nih, model covernya diambil dari 2 orang artis yang saat ini lagi sering seringnya muncul di tv, tapi ini bukan kisah mereka ya. Ingat ini tetap kisah aku dan Ganendra bukan orang lain, mereka hanya menjadi model dalam cover kisah ini. Dan kalau bisa bayangkan aku dan Ganendra adalah kamu dan orang yang kamu sayangi, agar kamu lebih mengerti setiap perasaan yang ada pada setiap BAB dikisah ini. :)
***
Hari ke hari hubunganku dengan Ganendra semakin membaik, dan juga aku sedikit sedikit sudah mulai bisa melupakan rasa sakit kemarin karena berbagai macam tingkah Ganendra yang dapat meluluhkan hatiku. Kira kira seminggu dari kami baikan, kami menjadi seperti dulu. Bersama tanpa harus mempunyai status. Iya, dekat saja sudah sangat cukup.
Sekarang hari terakhir ujian, lalu setelahnya akan di adakan lomba antarkelas, kalau nggak salah classmeet namanya. Selesai ujian aku lihat Ganendra tidak ada di depan kelasku, mungkin dia belum selesai mengerjakannya jadi aku putuskan untuk menunggunya di kantin. Reva dan Icha juga menemaniku menunggu di kantin.
"Aku seneng lho,Lan" kata Reva
"Apa?"
"Hubungan kamu dengan ka Ganendra semakin hari semakin membaik," katanya
"Aku apalagi," kata Icha ikut ikutan, aku hanya senyum
"Ohiya, mau cerita ni" kata Icha dengan wajah yang menurutku cukup aneh, antara senang dan malu
"Apa?" Ku tanya, Reva juga sepertinya penasaran
"A..aku lagi dekat sama.. ka-"
"Wulan,"
Tiba tiba seseorang memanggilku dan ternyata itu Ganendra, aku mendengus kesal, dia duduk disampingku.
"Kok kesal?" Tanya Ganendra,
"Kesal, kamu motong Icha lagi cerita" kataku
"Oh iya? Maaf ya," katanya sambil senyum ke arahku
Kalian harus tau walaupun Ganendra sudah aku kenalkan dengan Reva dan Icha, seingatku selama ini dia benar benar tidak pernah bicara dengan mereka berdua selain saat itu memberi tahu namanya. Aku sampai heran, apa benar Ganendra tidak pernah bicara sama perempuan sebelumnya? Lalu kok bisa sekalinya dekat dengan perempuan dia dengan mudah meluluhkan hati perempuan itu? Ah sudahlah, namanya juga Ganendra, apasih yang nggak bisa?
"Kalau gitu aku tunggu di gerbang ya," kata Ganendra
"Iya, aku sebentar lagi," kataku
"Iya," katanya sambil berdiri lalu mengacak rambutku gemas, kemudian dia pergi.
"Lanjuuttt!" Kataku sambil merapihkan rambut
"Seram . . " kata Reva dan Icha
"Hah?"
"Dia benar benar dingin sama perempuan selain kamu ya,Lan?" Kata Reva wajahnya seperti ketakutan tapi di buat buat, aku tau pasti maksud Reva dan Icha yang seram itu Ganendra.
"Yauda, lanjuut" kataku meminta Icha melanjutkan ceritanya,
"Jadi aku lagi dekat sama anak kelas 11, namanya Satya" kata Icha
"Satya anak basket?" Reva seperti mengetahui
Yah, mau gimana lagi? Aku saja tidak pandai bersosialisasi, bagaimana aku bisa mengenal atau minimal tahu siapa siapa saja murid di SMA tempat aku belajar ini, jadi aku diam saja.
Setelah mendengar Icha bercerita aku pamit pulang duluan karena harus menyusul Ganendra di gerbang, aku bergegas menuju gerbang mataku mencari cari seseorang yang tidak lain adalah Ganendra, tidak lama setelahnya dari kejauhan aku menemui seseorang yang sangat tidak asing untukku duduk diatas motor tua yang masih mulus, iya Ganendra tapi ternyata dia tidak sendiri. Dia, dia bicara dengan seorang perempuan, perempuan itu tidak memakai seragam sekolah yang sama denganku jadi mungkin itu murid SMA lain yang sedang bertanya ke Ganendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganendra
Jugendliteraturawalnya kupikir pertemuan itu hanyalah sebuah kebetulan, ketidaksengajaan yang tidak akan berlanjut, namun ternyata kisah yang diberikan Tuhan tidak dapat di tebak. bermula pada pertemuan di halte dekat sekolah dan terus berlanjut menjadi sebuah kis...