Tidak terasa sudah bulan November akhir, minggu depan akan ada Ujian Akhir Semester I , semuanya berjalan lancar seperti biasanya hanya saja entah kenapa aku dan Ganendra jadi sering bersama. Reva dan Icha sudah tau soal kedekatanku dengan Ganendra, mereka bilang mereka setuju dan sama sekali tak masalah dan aku rasa aku yang bermasalah.
Aku juga sering bersama Ganendra, aku sering mampir ke kedai rotinya dan dia juga sering mampir ke rumahku bahkan ibu dan abang sepertinya sudah dekat sekali dengannya. Dan jujur saja aku terbawa perasaan dengannya, meskipun sikap Ganendra sangat manis padaku, aku tetap tidak tahu apa dia juga memiliki perasaan yang sama denganku atau tidak. Dan yang buatku lebih tak yakin adalah kami sudah bertukar nomor dari lama,tapi tak pernah sekalipun dia menelponku atau bahkan mengirim pesan barang sepatah - dua patah kata. Ya memang sih dia bukan siapa siapaku yang wajib melakukan itu,tapi nggak ada salahnya kan berharap?
Ah apasih kamu Lan, Ganendra itu sudah kelas 12 pasti otaknya di penuhi dengan belajar UN dan pertanyaan "kuliah dimana?" Boro boro mikirin pacaran sama bocah yang masih bau kencur kayak aku ini, gabakal deh. Sudahlah jangan banyak berharap pada sesuatu, ga baik, Ganendra yang bilang begitu padaku saat itu, aku ingat.
"Ah kapan sih aku ketemu Justin Bieber?"
Ganendra senyum, "jangan terlalu banyak berharap pada sesuatu, gabaik. Apalagi berharapnya bukan sama aku"
Itu yang dia katakan saat aku sedang bermain di kedainya, dia juga pernah bilang :
"Kalau makan jangan ingat aku," katanya
"Kenapa?"
"Kok tanya? Berarti kamu maunya ingat aku?" Katanya senyum
"Ih, enggak" Kataku sedikit malu
"Gapapa,jangan ingat aja. Takutnya kamu senyum senyum sendiri, hahaha"
Biasa saja memang, tapi nggak tau kenapa menurutku rasanya begitu Istimewa. Hal sederhana yang Ganendra lakukan untukku sungguh membuatku bahagia, tidak apa, tidak apa hanya sebatas teman dekat, aku akan berusaha mengurung harapanku yang ingin lebih padamu, asal kita dekat terus ya, Ga,-
***
Saat jam pulang sekolah Ganendra datang menghampiri kelasku, banyak mata hawa yang menatapnya karena terpesona dengan wajahnya, termasuk aku.
"Kamu kenapa ke kelasku?" Ku tanya
"Mau jemput Nona Cantik" katanya nyengir
Aku memang biasa pulang bareng dengan Ganendra, tapi biasanya dia menunggu di gerbang sekolah, aku yang minta biar kedekatan ku dengannya tidak terlalu mencolok di teman angkatanku.
"Kok ga di depan gerbang?" Ku tanya lagi
"Di gerbang panas,mending disini, ada Nona cantik" katanya, aku hanya menghela nafas mencoba agar tidak terlihat malu padahal jantungku seperti sedang berada di acara konser Rock.
"Ayo-" Ganendra langsung menarik tanganku
"Kenapa ditarik?"
"maaf ya, aku gerogi kalau harus menggenggam tanganmu," katanya dan mukanya seperti malu malu. wajahnya saat ini sungguh menggemaskan
Ganendra bukannya melepas tangannya, justru malah memindahkan jari tangannya yang tadinya di pergelangan tanganku Ia pindah menjadi di sela sela jariku, kalau begini sih aku juga gerogi.
***
Ganendra membawaku ke alun alun, aku duduk disana menunggunya yang sedang membeli minum, tidak lama Ia datang membawa kopi hitam yang ditempatkan di gelas plastik dan es krim. Ia memberikan es krim itu padaku lalu duduk di sampingku menikmati kopi hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganendra
Teen Fictionawalnya kupikir pertemuan itu hanyalah sebuah kebetulan, ketidaksengajaan yang tidak akan berlanjut, namun ternyata kisah yang diberikan Tuhan tidak dapat di tebak. bermula pada pertemuan di halte dekat sekolah dan terus berlanjut menjadi sebuah kis...