#BAB III

1.4K 65 3
                                    

3 hari telah berlalu, aku berusaha menyingkirkan Ganendra dari pikiranku mengingat minggu depan sudah Ujian Semester 1 aku menceritakan semua yang terjadi pada Reva dan Icha mereka memintaku untuk mendengar Ganendra dulu baru mengambil kesimpulan tapi tetap saja rasa sakit hati dan egoku jauh lebih besar. Aku juga selalu berusaha menghindar dari Ganendra akhir akhir ini, entah mengapa rasanya kalau melihat wajahnya hatiku hancur.

***
Hari selasa, saat pulang sekolah :

"Pulang sama aku,ya?"

Tiba tiba seseorang bersuara saat aku hendak menuju Halte, siapa lagi kalau bukan Ganendra. Untungnya saat itu aku sedang  bersama Reva dan Icha

"Nggak, aku mau ke rumah Reva" kataku langsung pergi

"Kamu serius,Wulan? Itu Ganendra lho" kata Reva tak percaya melihat sikapku

"Wulan, mending kamu sama Ganendra aja ke rumah Reva gapapa kok kita naik angkot, ya Rev?" Kata Icha

"Ayo," aku tak menghiraukan ucapan teman temanku

"Kamu serius,Lan? Gamau dengar penjelasan dia?" Reva nampak hati hati bicaranya

"Iya Lan, ada baiknya kamu mendengarkan Ganendra dulu, jangan mengambil kesimpulan sendiri" Icha juga jadi menyambar

"Itu urusanku, ayo"

Akhirnya mereka diam, mungkin sikapku kali ini benar benar menyeramkan dan menjengkelkan.

***
Hari ke hari Ganendra terus berusaha mengajakku bicara walaupun aku tidak sekali pun menghiraukannya Ia tetap bertingkah dan terkadang itu membuatku ingin tertawa tapi ku tahan, aku tidak mau lagi berurusan dengannya.

Hari rabu, saat di kantin :

"Wulaann! Lagi makan apa?" Ganendra bertingkah seperti anak kecil yang sedang menyampar temannya untuk main. Dia duduk di depanku.

"Apa?"

"Wulan jangan galak dong," wajahnya di melas melaskan

Demi apapun wajahnya sangat menggemaskan,aku ingin sekali tertawa tapi ku tahan semampuku, aku berusaha tak melihatnya dengan terus fokus pada Roti bakar blueberry ku.

"Wulan wulan, kamu tau kenapa kamu sama bintang itu berbeda?" tanya nya tiba tiba,

Aku mohon, Ga. Untuk kali ini jangan menggombal, jangan membuat aku luluh lagi padamu, tolong.

"Beda aja, bintang bikin indah malamku doang, kamu bikin indahnya tiap jam, tiap menit, tiap detik malah"

Lup dup , jantungku lup dub an saat ini. Aku yakin wajahku merah, sial. Ganendra pergi sekarang juga pergi!

"basi," kataku ketus

"Wulan, jangan marah terus dong" katanya

aku gabisa, wajahnya terlalu menggemaskan, sikapnya terlalu membuatku luluh. akhirnya aku yang pergi, kalau menunggunya pergi akan lama, aku tidak bisa.

***

Saat ini,
Hari kamis, di depan kelas, pulang sekolah:

"Pulang sama aku,ya?" Kata Ganendra yang sedaritadi menungguku di depan kelas.

Aku menggeleng lalu pergi, tapi Ganendra lebih dulu menahanku dengan memegangi tanganku

"sama aku,ya?" Katanya lagi, aku menghentakkan tanganku untuk lepas darinya

"Wulan . . "

Aku diam

"Wulan . . "

Aku masih diam

GanendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang