"Wulan . . "
Aku menoleh, dan Ganendra ada di sana sedang berjalan menuju kemari, wajahnya tenang seperti biasanya.
"lama sekali, ada kendala?" Tanyanya
"eng..enggak ko, ini aku abis beli beberapa cemilan,"
Ganendra hanya mengangguk meng-iya-kan, lalu melirik ke arah ka aldo di depanku yang sedaritadi memperhatikan kami.
"Oh iya, ga- kenalkan, ini ka aldo tapi kayaknya masih tuaan kamu sih, jadi aldo aja." Aku terkekeh
Ganendra menatapku "enak aja!" menjewer kupingku pelan dan tersenyum
"Aduh aduhh ahahaha" aku tertawa pura pura sakit.
"ehem.." ka aldo tiba tiba batuk dan buatku tersadar bahwa ada seseorang yang menonton pertunjukan ini
"Eh iya, ka, kenalan dulu atuh" kataku
Lalu ganendra dan aldo berjabat tangan sambil memberi namanya masing masing,
"Aldino, Aldo aja"
"Gavin," jawab Ganendra memberi namanya
"Hm kalau gitu aku duluan ya, ka aldo" kataku
"Iya wulan, hati hati," ka aldo senyum sambil melambai sedikit, aku juga ikut senyum.
***
Sudah hampir 3 jam aku berada di dalam mobil, mengganti posisi tubuh berkali kali karena mulai terasa pegal juga terus menguap karena terasa lelah, aku menggerutu sendiri dan ganendra hanya melihat ke arahku sebentar sambil tersenyum.
"Ga, sebenarnya mau kemana sih?" Aku kesal
"Ke tempat yang buat kamu bahagia,"
"jangan jawab itu, serius,Ga" kataku kesal
"aku serius, sekarang kamu tidur dulu aja, kasian nona cantik lelah lama duduk," katanya senyum
"ya u dah" aku memenggal perkataanku kesal
Tapi ganendra malah terkekeh, lalu mengacak pucuk kepala ku gemas. Aku sedikit menghindar sambil memajukan bibir bawahku kesal, tapi tetap saja Ganendra mampu meraih pucuk kepalaku.
"Ganendraaa" aku sedikit berteriak sambil merapihkan rambutku yang berantakan hasil karya ganendra
Dia hanya tertawa geli melihat sikapku sambil terus fokus pada jalan.
***
Aku merasakan seseorang mengusap pipiku lembut sambil memanggilku, aku membuka mata dan mengerjapkannya beberapa kali hingga penglihatan ku sempurna.
"Wulan.."
"Bangun wulan, sudah sampai,"
Ternyata karena ngambek dengan Ganendra aku benar benar tertidur, setelah benar benar dapat melihat dengan jelas aku menoleh ke sekitar, kalian tau apa yang aku lihat? PANTAI.
mataku terbuka sempurna, kaget dengan apa yang aku lihat, sumpah, indah banget. Matahari siang ini menemani awan menggiring ombak ke tepi pantai.
Aku menoleh ke Ganendra dengan wajah tidak menyangka, Ganendra hanya tersenyum menatapku.
"pa.. pantai?"
"iyaa wulan, ayo turun" kata ganendra lembut lalu membuka jaket bomber yang sedaritadi dipakai
Akhirnya aku dan ganendra keluar dari mobil, dan angin pantai menyambut kami hangat, membuat rambutku berkibar tidak beraturan, rambut Ganendra yang biasanya selalu rapih ke kanan pun kali ini jadi sedikit berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganendra
Teen Fictionawalnya kupikir pertemuan itu hanyalah sebuah kebetulan, ketidaksengajaan yang tidak akan berlanjut, namun ternyata kisah yang diberikan Tuhan tidak dapat di tebak. bermula pada pertemuan di halte dekat sekolah dan terus berlanjut menjadi sebuah kis...