Hai teman-teman! Maaf ya kemarin wattpad aku gak tau kenapa error, jadi di laptop aku udah ada bagian 15 tapi pas di check di hp kok gak ada jadi aku coba upload lagi gitu terus. Dan kayaknya aku ngupload beberapa kali dan ke kirim. Maaf ya atas ketidak nyamanannya. Enjoy reading yaa
Aku harus segera bersiap-siap untuk menghadiri pesta bangsa api. Menurutku pesta ini tidak istimewa jadi aku hanya berdandan senatural mungkin. Memakai dress hitam selutut dan hills warna abu dan rambut yang digerai saja. Aku pakai jaket kulitku dan mengambil kunci motorku. Aku bergegas keluar dan mengeluarkan motorku dari garasi. Saat aku sudah siap untuk pergi, tiba-tiba handphone ku berdering. Ada pesan masuk.
Aku sudah menemukan Annastasia.
Ini pasti Nino. Aku cukup akrab dengannya. Dia dari bangsa cahaya. Banyak sekali kesamaan yang membuat kami dekat. Milik kami sama-sama direnggut oleh orang yang sama. Dan dia lah satu-satunya orang dari bangsa lain yang bisa cukup dekat denganku, meski aku juga tidak tau apa hubungan kita ini, dikatakan teman, bukan. Dan untuk dikatakan musuh, aku tak yakin. Mungkin belum.
Aku abaikan saja pesan singkat dari Nino dan pergi ke pesta. Jarak tempat pesta dari rumahku lumayan jauh sehingga ketika aku sampai disana, semua orang sudah memenuhi tempat tersebut. Aku berjalan dengan santai dan menuju ke tempat Vergus berdiri. Sedari tadi dia sudah tersenyum padaku.
"Aku datang."
"Akhirnya kamu mau juga datang. Aku senang."Vergus menarikku dan mengecup pipiku.
Sungguh tidak nyaman. Setiap orang memperhatikanku dan sebagian berbisik-bisik, ada juga yang terkejut melihat apa yang telah Vergus lakukan padaku.
"Tolong, Vergus. Jangan pernah lakukan hal yang aneh." Aku berusaha menghindar darinya.
"Kenapa? Aku hanya mencoba untuk menyambut tamu dan ramah pada anggota koloniku. Itu saja."
"Ini terlalu berlebihan." Aku meninggalkannya dan pergi ke kursi kosong di ujung tempat pesta. Ini baru saja awal, tapi Vergus sudah membuatku malu karena perlakuannya. Aku hanya tertunduk dan mengambil segelas minuman dari pelayan. Meminumnya untuk sedikit menenangkan pikiranku.
"Hey!"
Aku menoleh, dan di depanku sudah ada Chloe sambil menggandeng pria yang wajahnya berbeda dengan pria yang dia kenalkan tempo hari.
"Benar, kan? Vergus itu suka padamu! Dia buktinya mencium pipimu di depan semua orang. Meski Aku tak bisa melihat wajahnya karena penutup yang melindunginya. Tapi aku yakin, dia pasti orang yang sangat mempesona dan tampan kan?"
"Kenapa kamu sangat penasaran dengan kehidupan orang lain, Chloe? Sudahlah pergi saja berpesta seperti orang lain, dan temanmu itu."
"Oh iya, ini Alex. Kami baru saja berkenalan, dan kami sepertinya cocok. Iya, kan?"
Alex hanya tersenyum kecil dan mengangguk.
"Oh, hai. Chloe, maaf bukannya aku tidak ingin berbincang denganmu atau temanmu, tapi aku sedang dalam kondisi buruk. Jadi aku mohon, tinggalkan aku sendiri."
"Ok. Aku akan pergi, lekas sembuh ya." Chloe melambaikan tangannya dan pergi meninggalkanku.
Di keriuhan orang yang asyik menikmati pesta, aku hanya terdiam dan menatap langit malam dan sesekali menghela nafas berat. Aku tak pernah menikmati kehidupan kedua ku ini. Lebih baik aku mati saja daripada harus hidup dengan jiwaa yang sakit. Aku ingat ketika pertama kali aku membuka mataku kembali, dan yang aku lihat adalah Vergus.
---
Yang dapat kulihat hanya warna putih, dan wajah Vergus yang menawan. Dia begitu tampan dan juga memiliki sisi cantik di wajahnya. Rambut silvernya yang terkena cahaya membuat mataku silau.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Frozen
Fantasía#1 dalam Vika Levina - 3 Maret 2021 #7 dalam Vika Levina - 27 Februari 2021 #1 dalam Avan Jogia - 11 Juli 2019 #2 dalam Avan Jogia - 7 Juli 2019 #11 dalam Avan Jogia - 6 Juli 2019 #96 dalam FANTASY - 13 Januari 2018 Hidup di keluarga yang berantakan...