Bagian 17

444 26 4
                                    

Halo semuanya. Aduh, sebenernya malu udah tiba-tiba hiatus gak bilang-bilang dulu. As you know, bulan januari itu masuk ke semester baru. Alhamdulillah sekarang aku semester 6, dan menurutku ini semester paling sibuk dan paling berat pokonya, udah kayak anak kelas tiga semester 2 gitu pusing nyiapin buat UN. Nah, aku pun sama. Dari awal masuk kuliah udah mulai harus nyari tempat KP (Kerja Praktik), terus udah mulai banyak kursus, mata kuliahnya juga makin sulit, mikirin KKN. hehe apalagi aku yang jurusannya Fisika  murni, uuuh mantap we. 

Haha, karena mungkin tekanan yang berat (lebaaayy) jadi semua energi dan pikiran aku terkuras abis buat urusan kuliah. Tiap mau ngetik, lanjut The Frozen itu selalu stuck. Dipaksain segimana juga, malah sakit kepala. Jadi aku istirahat dulu, beresin urusan kuliah satu persatu dan nanti mulai lagi ngetik The Frozen. 

Sebenarnya ini masih belum beres, hehe. Tapi karena merasa punya kewajiban, jadi aku agak paksain deh. Semoga nyambung dan gak gaje ya. Mohon maaf sekali lagi atas ketidak nyamanannya dan mohon dimaklumi penulis amatir ini. ehehehe. 


Enjoy reading, yaaa. Jangan lupa vomments yaa 

BGM :  Dreamer - Anthony Greninger





****

"Aku bisa membantumu menemukan Masha. Aku tahu tempatnya dimana." Elena menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Bagaimana kamu bisa tahu dimana tempatnya?" Mischa terlihat terkejut sekaligus penasaran.

"Aku tahu dari temanku. Ah, tidak. Lebih ke partner saja. Kita memiliki tujuan yang sama. Dia ada di sebuah desa yang cukup jauh disini, dia memulai kehidupan baru disana dan aku rasa dia sudah melupakanmu."

"Tidak mungkin! Aku yakin, walaupun dia sangat marah padaku, dia tidak akan pernah berhenti mencintaiku."

Mendengar ucapan Mischa yang begitu yakin itu, dia hanya tertawa kecil.

"Kenapa kamu tertawa?"

"Dari mana kamu tahu bahwa dia mencintaimu? Apa yang kau ketahui tentang cinta, Mischa?"

"Elena.."

"Untuk berhadapan seperti ini dengan seseorang yang paling aku benci seperti ini, perlu keberanian yang kuat. Jika bukan karena Masha, aku tidak ingin membantumu. Aku hanya kasihan melihatnya."

"Elena, aku mohon. Cukup katakan saja dimana tempatnya, dan aku tidak akan pernah muncul di hadapanmu lagi."

"Sebelum aku memberi tahu dan membantumu, mari kita sedikit bernostalgia."

"Elena!!" Mischa mulai kesal karena Elena terus mengalihkan pembicaraan. "Apa kamu memang berniat membantuku atau tidak?"

"Hahaha, tenang Mischa, tenang." Elena berdiri kemudian berjalan kearahku. "Ayo kita bernostalgia dulu."

"Baiklah, Elena." Aku mengiyakan keinginannya dan mulai mendengarkan ceritanya.

---

Sejak saat pria itu tersadar, Anna selalu datang ke kamarnya untuk mengganti perbannya, memberikannya makanan dan obat, membersihkan badannya, dan memainkan lagu ciptaannya setiap sore untuk menemani pria itu dan kondisi pria itu lambat laun berangsur pulih.

Namanya, Michael. Pria dari tempat yang asing yang dia sebut sebagai negeri es. Mungkin yang dia maksud Iceland (Irlandia), itu yang bisa Anna tebak. Michael memiliki mata biru yang indah, kumis dan jambangnya membuatnya terlihat lebih dewasa dari umur sebenanya. Dia telah berkelana jauh hingga sampai disini karena ada seseorang yang Ia cari untuk membantunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The FrozenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang