Hari ini cuacanya cerah dan hangat.Aku menatap luar melalui jendela kamarku.Dari jauh terlihat kursi itu ? Kursi dimana Mischa menginggalkanku kemarin,sekarang terlihat seperti kursi kayu tua yang telah usang dan rapuh dimakan rayap.Tiba-tiba aku merasa ingin pergi kesana.
Aku ambil kuplukku dan pergi keluar.Diruang tamu tak ada siapa-siapa.Mungkin ibu pergi belanja dan mungkin ayah tidak pulang lagi.Hal yang biasa.Aku berjalan lambat dan menundukkan kepalaku.Melihat tubuhku yang tersinari oleh sinar mentari dan melihat bayanganku yang terlihat jelas.Kini hanya aku sendiri,tak ada bayangan Mischa dibelakangku yang melindungiku lagi.Kini aku kembali menjadi Masha yang kesepian.
Aku duduk dan terus melamunkan kejadian tempo hari.Ini adalah satu minggu Aku tak bertemu dengan Mischa.Tapi rasa dingin itu masih dapat aku rasakan sampai sekarang,kadang sesekali aku selalu menggigil tanpa sebab.Aku raba-raba kursi ini.Aku rindu hawa dingin itu, aku rindu segala keanehan yang terjadi padaku, aku rindu rasa nyaman yang menyelimutiku,Aku rindu kamu Mischa.
"Aku rindu kamu Mischa."Bisikku sambil menatap bayanganku.
Tiba-tiba terlintas dibenakku untuk menemui Mischa dirumahnya.Aku menyunggingkan senyuman dan kembali kerumah untuk mengganti bajuku.Setelah selesai lalu aku berjalan menyusuri komplek dan dengan semangatnya aku berjalan.Tak sampai 30 menit,aku sampai didepan rumah Mischa.Aku tekan belnya namun tak ada yang keluar,aku tekan kembali belnya beberapa kali, lalu suara pintu terbuka.
"Anda siapa?"Tanya seorang ibu-ibu paruh baya keluar dari rumah Mischa.
"Mischa nya ada tante?"
"Mischa ? Siapa Mischa ? Disini tak ada yang namanya Mischa disini.Ade mungkin salah alamat."Jawabnya sambil menutup pintu.
"Tapi buu..?! Salah alamat ? tapi aku yakin ini rumah Mischa."bisikku.
Aku kembali menekan kembali belnya.
"Ada apa lagi De ?"
"Apa ibu baru pindah disini ?"
"Saya udah lama tinggal disini."
"Satu minggu?"Tanyaku.
"Sekitar 15 tahun."Jawabnya sambil akan menutup pintunya lagi.
"Tunggu Bu.Kalo begitu disini ada yang namanya Mischa gak?"Tanyaku sambil memegang pintu rumahnya.
"Ada tapi rumahnya yang itu De,yang bercat biru langit.Kalo itu emang ada yang namanya Mischa, tpi setau saya dia ada di Swiss sejak 4 tahun kemarin dan belum pulang De."Jawabnya.
"Oh.Kalo begitu makasih ya Bu.Permisi."Pamitku.
Aku yakin Mischa menunjukkan alamat ini,dan dia masuk kerumah ini.Gak mungkin aku salah ! Apalagi Ibu itu ilang Mischa ada di Swiss dan belum pulang, lalu siapa yang satu minggu kemarin bersamaku dan mengaku Mischa?.Hatiku tak henti-hentinya bertanya tentang keanehan ini.Tapi aku akan mencoba mencari tahu ke rumah bercat biru itu yang sekitar 20 meter dari rumah ini.
Aku kembali berjalan,namun kali ini langkahku sedikit ragu.Aku takut jawaban yang sama akan kudapatkan lagi.Aku tekan bel rumah ini.Lalu terdengar suara langkah kaki ditangga dan kemudian membuka pintunya.
"Siapa ?"Tanya Mischa.
"Mischa ?!"Tanyaku terkejut.
"Ke..kenapa kamu bisa menemukanku disini?"Tanyanya gelagapan.
"Aku.."Jawabku terbata-bata.Entah kenapa tubuhku menjadi bergetar saat menatap matanya itu.Air mataku tak dapat kutahan saat melihat Mischa ada dihadapanku.
"Pergilah."potongnya.
"Aku menemukanmu Mischa."Jawabku dengan nada pelan.Aku menangis dihadapan Mischa.
![](https://img.wattpad.com/cover/52845650-288-k822024.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Frozen
Fantasy#1 dalam Vika Levina - 3 Maret 2021 #7 dalam Vika Levina - 27 Februari 2021 #1 dalam Avan Jogia - 11 Juli 2019 #2 dalam Avan Jogia - 7 Juli 2019 #11 dalam Avan Jogia - 6 Juli 2019 #96 dalam FANTASY - 13 Januari 2018 Hidup di keluarga yang berantakan...