PROLOG

703 37 6
                                    

the time

when you went

and all over.

***

"Mending lo pergi sekarang, Ta, sebelum Gisa ngegila disana."

Genta menghela napas, kedua kakinya masih naik diatas meja sedangkan kepalanya menengadah keatas, memperhatikan langit-langit kelas yang bergaris teratur. Dimulutnya tersumpal sebuah permen sunduk yang membuat pipinya mengembung bergantian.

"Genta, cuman lo yang bisa bikin cewek gila itu berhenti." suara gadis yang lain terdengar, makin membuat Genta mendesah gusar.

Kedua kakinya turun, menatap dua temannya yang duduk disebelah dan didepannya itu satu persatu. "Ntar juga balik."

Keduanya menghela napas serempak, saling menatap satu sama lain sebelum si perempuan kembali berbicara. "Gue yakin sikap bodo amat lo ini bakal bikin lo nyesel."

Genta menggaruk kepalanya. "Lo tau sendiri Gisa gimana."

"Tapi dia nggak bakal ngegila kalo ada lo disana."

"Dia kesel sama gue, kalo gue kesana yang ada dia makin kesel dan makin gila."

"Oke," Prima, laki-laki dihadapan Genta menaikan kedua tangannya menyerah, "terserah lo, gue sama Qintan udah ngomongin lo."

Genta mengangguk, ia merogoh ponselnya dan menghembuskan napas kecewa ketika layar ponselnya tidak menunjukan notifikasi apa-apa. Padahal ia menunggu-nunggu Gisa mengirimkannya pesan random hingga akhirnya mereka kembali baikan. Tapi, Gisa tidak mengirimkannya satu pesan pun, Genta mendengus, membenturkan ponselnya asal hingga berhasil membuat alis Qintan dan Prima berkerut heran.

Genta tidak peduli. Tidak membalas ketika kedua temannya itu menatapnya penuh tanya.

Omong-omong tentang Genta dan Gisa, mereka bukan lah saudara walaupun nama mereka berinisial sama yaitu G. Mereka juga bukan lah pasangan kekasih meskipun mereka sering bertengkar seperti layaknya pasangan cinta monyet. Mereka hanya teman yang cenderung seperti musuh. Mereka selalu berdebat dan tidak satu fikiran dalam hal apapun hingga menimbulkan konflik setiap kali mereka bersama. Tapi tidak tahu kenapa mereka dapat berteman lebih dari 5 tahun. Mereka bertemu saat mereka masih bau kencur, yaitu kelas 3 SD. Saat mereka mengikuti sebuah lomba mewarnai, tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya tiba-tiba mereka bertengkar karena Genta tidak sengaja mematahkan krayon milik Gisa yang ia duduki.

Selanjutnya, entah takdir atau memang kebetulan, mereka selalu bertemu. Genta yang beberapa bulan kemudian pindah ke komplek perumahan yang sama dengan Gisa pun akhirnya membuat keduanya berada dalam sekolah yang sama bahkan satu bangku saat Genta masuk dalam kelas Gisa.

Mereka akhirnya berteman. Mereka berada dikelas yang sama selama 3 tahun saat sekolah dasar, dan sudah 2 tahun ini mereka kembali berada dikelas yang sama saat mereka maju ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP.

Gisa adalah seorang cewek paling gila yang Genta kenal. Gisa cantik, sangat cantik dengan pipi gembul dan juga gayanya yang tomboy. Tidak heran jika banyak yang tertarik dengan Gisa walaupun mereka pasti berakhir di UGD saat Gisa merasa terganggu hingga meluncurkan sebuah bogem mentah. Gisa juga pemberani. Dia perempuan satu-satunya yang berani membolos sendirian dan berkeliaran sesuka hati sampai sering tersesat.

My GisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang