21. Apa Yang Kamu Ingin?

173 10 2
                                    

even you

say,

it's just flower beds.

i still

don't like nightmares.

🍁 🍁 🍁

Morning.”

Gisa sedikit tersentak ketika sebuah tangan melingkar di pinggangnya dan dagu Genta jatuh di bahunya. Gadis itu menoleh, kemudian kembali sibuk membuat soup ayam padahal jam sudah menunjukan pukul 8 pagi. Mereka kesiangan, dan mereka pun tidak berangkat ke sekolah karena hal tersebut.

Gisa bangun lebih dulu, memilih memasak sebisanya dan Genta bangun tidak lama kemudian. Gisa belum mengecek Arju lagi, laki-laki itu masih tertidur.

“Pusing?” tanya Gisa ketika melihat Genta memejamkan mata.

Genta mengangguk. “How much I drunk?”

I don't know. You so crazy last night.”

“Pala gue rasanya kayak mau pecah.”

Gisa tersenyum geli.

Did I say something wrong?”

“No... You say anything in your head. And that's not wrong for me.”

Genta mengernyit, membuka matanya meskipun kepalanya masih terasa sangat berat. “Kenapa gue tidur di sofa? Budi juga, kenapa dia disini?”

Gisa mematikan kompor, mencicip kuah soup nya lewat sendok. “Not bad.”

Masih dengan kernyitan, Genta bersuara. “I want.”

Gisa menyodorkan pada Genta setelah meniup kuah tersebut, Genta segera menyeruputnya sedikit-sedikit lantaran panas.

“Gimana?” tanya Gisa.

Genta masih mengernyit kecil, mencoba memikirkan rasa masakan Gisa sebelum mengedikan bahunya singkat. “Biasa aja.”

Gisa mendengus. “Awas lo makan, ya.”

“Bukannya emang lo masakin gue ya?”

“Bukan lah, gue masakin Budi.”

Genta melengos malas, melepaskan rangkulan nya hingga Gisa kini memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan Genta.

Give me morning kiss.” ucap Gisa.

Genta menatap Gisa sebentar sebelum mendaratkan kecupan ringan di bibir Gisa.

One more.

Genta kembali memberikannya.

Gisa kegirangan. Mengalungkan tangannya ke leher Genta kemudian menjinjit. “More.

Genta menghela napas. “We're not school?”

Ta!”

Genta menyingkirkan lengan Gisa dari lehernya. “I still drunk, Gisa. And Budi is here.”

Gisa mengerucut. “Alasan.”

“Lo belum jawab, kenapa Budi disini?”

“Emang lo mau Budi gue bawa ke appart gue terus lo sendirian disini?”

Genta diam, menatap kaki Arju yang sudah berada di punggung sofa. Lalu menghela napas.

“Gue mau mandi.”

My GisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang