09. Loneliness

180 14 1
                                    

Because

all person have feelings

of loneliness.

🍁 🍁 🍁

Berbeda dari Reon yang berprofesi sebagai bartender disebuah kelab malam, Arju memilih untuk membuka sebuah kafe sederhana dengan modal dari kedua orang tuanya yang sedikit-sedikit mulai Arju lunas kan.

Bukan karena tidak mampu, keluarga Arju malah seorang pengusaha terkenal yang namanya selalu ada di koran bagian perekonomian Indonesia. Tapi, keinginan Arju membuka kafe kopi ini adalah karena hobinya. Ia ingin menjadi barista suatu hari ini, tapi bukan untuk pekerjaan tetapnya. Hanya sampingan untuk mengisi waktu luang dan hobinya.

Dengan celemek dan seragam kafenya, Arju sibuk meracik kopinya sampai terkadang lupa waktu. Hari ini hari rabu, dan Arju memilih untuk tidak datang ke sekolah karena Gisa pun mulai di skorsing hari ini. Untuk datang ke sekolah pun ia rasanya malas hingga memilih menghilang kan stress di kafenya yang pagi ini belum begitu ramai.

Ketika Arju masih larut dalam racikannya, suara bel didekat pintu belum membuatnya sadar jika seorang pelanggan datang.

“Kopi satu.

Arju menoleh ketika mendengar suara dari meja kasir bermodifikasi meja bar tersebut. Ketika melihat siluet laki-laki yang berdiri menyamping tersebut, Arju sempat mengernyit.

“Mau apa?” tanya Arju melangkah mendekati meja.

Laki-laki itu menoleh, sedikit terkejut saat tahu jika pekerja yang biasa melayaninya berbeda. Bahkan seseorang yang mungkin, ia kenal.

“Lo ngapain?” tanya Genta.

“Gue tanya lo mau kopi apa?” Arju bertanya malas.

“Americano.” jawab Genta giguk, “tapi serius lo bisa bikin?”

Arju tersenyum jengah. “Kalo kopi buatan gue nggak enak, lo nggak perlu bayar.”

Genta berdecak. “Oke.”

Arju mendengus, ia berbalik dan mulai meracik kopinya. Genta masih memperhatikan. Kedua alisnya bertaut sejenak ketika memperhatikan Arju yang masih menikmati apa yang laki-laki itu lakukan. Tanpa sadar, Genta menyentuh rambutnya tatkala ia memperhatikan betapa rapihnya rambut Arju pagi ini. Berbeda dengan Genta yang bahkan belum keramas dari kemarin sore dan belum mandi pagi ini. Ia hanya berniat membeli kopi, dan seseorang yang biasa melayaninya adalah Raja, karyawan yang biasa sift pagi. Tapi, kali ini adalah Arju. Genta tidak tahu kenapa Arju ada disini.

 Genta tidak tahu kenapa Arju ada disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai dengan sentuhan dirambutnya. Genta tanpa sadar beralih ke lengan nya karena melihat lengan liat Arju yang tercetak dibalik kemeja putihnya. Walaupun tidak berbeda jauh dengan miliknya, Genta sedikit merasa minder dengan Arju. Meskipun seharusnya tidak perlu.

My GisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang