26. Belum Mengerti

170 10 3
                                    

i need

the answer

for myself.

🍁 🍁 🍁

“Kenapa, Rel? Lo diatas? Oke, gue ke atas.”

Gisa mengernyit setelah menguap besar ketika Genta memutar balik langkahnya yang akan memasuki kamar.

“Mau kemana?” Gisa segera mencegat Genta saat akan melaluinya.

“Gue lupa kalo ada jadwal latihan. Aurel diatas sendiri.” jawab Genta tak enak hati.

“Lo mau latihan?” tanya Gisa lagi, “alat lo gimana? Gak pake?”

Genta menggaruk kepalanya sembari meletakan kontak mobil di tangan Gisa. “Gampang, gue cabut dulu, ya. Kabarin gue kalo mau pergi.”

Belum sempat Gisa menjawab, Genta sudah melesat pergi. Gisa menghela napas pendek, melangkah pelan memasuki kamar dan bergegas berganti pakaian serta membasuh wajah. Setelah selesai, Gisa menaiki kasur dan meringkuk didalam selimut.

Gisa tengah memainkan ponsel, melihat-lihat sosial media yang sejak tadi dipenuhi notifikasi. Banyak sekali yang mem-follow Instagramnya, namun, Gisa memilih enggan untuk meng-acc hal tersebut dan membiarkan permintaan itu berjibun.

Sudah pasti manusia-manusia kepo karena Genta memposting fotonya tadi sore.

“Kangen Budi deh gue.” gumam Gisa tatkala melihat instastory Dea yang tengah makan ayam di restoran cepat saji beberapa jam lalu.

Tanpa menunggu lama, Gisa segera memanggil Arju via videocall.

“Hmmm.”

“Bud kok tembok doang sih.”

“Nape lo ah bawel.”

“Muka lo mana gue kangen.”

“Kembang pasir.”

“Yee malah beol, serius gue.”

Arju tidak menjawab, namun gambar dilayar ponsel Gisa bergerak-gerak tidak teratur hingga memperlihatkan Arju yang tengah duduk berselonjor kaki diatas sofa tepat didepan televisi.

Gisa sudah yakin ponselnya Arju senderkan pada toples makanan.

“Mageran amat sih lo.”

“Bodo.” jawab Arju masih menatap layar televisi, belum melihat Gisa di layar ponsel.

“Bud, liat gue kek, gak kangen apa lo.” tanya Gisa sedikit cemberut.

Arju melirik, memelankan kunyahan keripiknya kemudian mengambil ponselnya untuk ia pegang. “Dari pantai ya lo?”

“Iyaaaa donggg.”

“Item dong, tambah jijik gue liatnya.”

“Bangsat emang.”

Arju tertawa dan panggilan langsung terputus. Bola mata Gisa reflek melebar karena melotot. Bibirnya mencebik kesal.

“Ngeselin amat Budi anjing.” gumam gadis itu berangsut berdiri dari kasur, tenggorokan nya terasa kering dan nampaknya ia butuh air mineral.

Begitu ia sampai didepan kulkas dan mengambil botol minum, pintu terbuka. Langkah seseorang terdengar hingga membuat bola mata Gisa melirik, menunggu siapakah yang masuk kedalam rumah.

Begitu melihat sosok Genta dengan Aurel, Gisa menjauhkan gelas dari bibir.

“Dia... kenapa?” tanya Gisa pada Genta yang menghampirinya, karena mata Aurel terlihat sembab meskipun gadis itu berusaha menyembunyikan wajahnya dari Gisa.

My GisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang