20. Stay With Me

121 10 0
                                    

your life

will

be fine

even though you

losing

one of many people in the world.

🍁 🍁 🍁

Musik berdentum keras ketika Genta memasuki club milik Reon dimana kedua temannya sudah datang dan menunggu dimeja bartender. Genta segera menghampiri, meletakan ponsel dan kontak mobilnya didekat Jack yang tengah bercanda dengan Demian dan Reon.

“Oi, Ta, kemana aja lo nggak keliatan?” sapa Reon mengajak tos Genta dan segera Genta balas.

“Latihan gue, bentar lagi tanding.” jawab Genta dengan senyum tipis.

“Pacaran, lah. Boong banget latihan.” celetuk Jack.

“Latihan lah gue. Ngaco lo ngomong.”

Reon tertawa. “Iya gue tau kok pacaran enak, tenang aja gue ngerti, Ta.”

Jack dan Demian tertawa mendengar celetukan Reon.

Genta hanya mendengus. “Kerja aja lo, Yon. Ngecengin gue mulu.”

Reon terkikik-kikik lantas menyerahkan segelas alkohol pada Genta yang segera laki-laki itu terima.

Thanks.

“Yu.” balas Reon beralih ke pelanggan yang lain.

“Katanya lo sama temen-temennya Gisa, Ta. Lah mana?” tanya Demian.

Genta meneguk minumannya lebih dulu sebelum menjawab. “Masih makan nanti nyusul.”

Keduanya mengangguk-angguk.

Genta melirik mereka sebentar sebelum merogoh sakunya, mengeluarkan kontak motor lalu dan melemparnya ke hadapan kedua temannya.

Clear.”

Jack dan Demian menatap Genta, setelah mengerti maksud temannya itu, keduanya tertawa.

“Yaelah, Ta,”

“Gue gak pernah ingkar janji. Gak usah sok-sok.”

Jack menahan tawanya menyembur lalu mengambil kunci motor tersebut.

“Tapi, Ta, maksud kita kan cuman manas-manasin lo doang. Gak bener-bener beneran, Ta. Pada ngerti omongan ribet gue nggak padaan?” Demian bersuara menatap kedua temannya bergantian.

“Lo ngomong kenapa ribet amat dah.”

Genta terkekeh kecil. “Udah ambil aja.”

“Emang lo udah beneran pacaran, Ta?” tanya Jack.

Genta hanya mengedikan bahu. “Ya udah jalan. Gak ngerti gue. Tapi kayaknya gue udah suka. Daripada kelamaan kan mending gue kasih sekarang aja biar lo orang gak bacotin gue terus.”

“Ntar kalo tiba-tiba lo gak jadi jadian kan gak lucu, Ta.”

Genta mengernyit. “Udah lah masalah akhir nggak usah di pikirin.”

Keduanya tertawa mendengar jawaban Genta.

“Jadi yang bikin lo kobam tiap malem tuh Gisa, Ta?” tanya Jack sembari meneguk alkoholnya pelan-pelan.

Genta menoleh, menghela napas pendek kemudian mengedikan bahu. Enggan menjawab.

“Lah kalo bukan juga kenapa tiba-tiba lo buka hati?” Demian gantian bersuara.

My GisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang