Chapter 11

2.7K 521 78
                                    


*
*
*

'Bolehkah? Bolehkah aku menyukaimu juga? Jungkook-ah...'

'Aku bukan perempuan...'

'Bukankah ini tidak benar? Aku menyukaimu...'

'Itu akan melukaiku. Bukan hanya aku, tapi kau juga.'

'Kau tidak akan pergi kan? Meski aku... '

'... Bukan orang yang kau inginkan?'

'Aku... Laki-laki...'

'Jungkook-ah...'

*
*
*

"JIMIIIINNNNN!!! JANGAN KE SANA!!! JIMINH!!! JIMINH!!!"

Teriakan itu terdengar menyakitkan di telinga sampai ke ulu hatinya. Bahkan degupan jantung yang bergemuruh itu seolah menjeritkan rasa bersalah. Jimin tak mau menghadapi kenyataan pahit yang telah menelanjanginya. Ia ingin melarikan diri. Ia ingin menghilang dan tenggelam bersama kenangan yang telah membawanya sampai sejauh ini.

'Maafkan aku... Maafkan aku Jungkook-ah...'

Seketika langit senja berubah mendung. Angin sepoi mendadak bertiup kencang. Air di laut itu bergulung keras membabi-buta, riakannya terpecah-pecah menyapu segala. Dan Jimin di sana, di tengah-tengah ombak, menghadang amukan badai yang seolah mewakili perasaannya.

Jungkook berenang susah payah, entah mengapa Jimin tampak kian menjauh dari jarak pandangnya. Badai kencang itu mendorongnya kembali ke pantai. Ia kesulitan menggapainya, menggapai Jimin-nya. Demi Tuhan, ia tak ingin memikirkan apapun. Ia hanya ingin Jimin kembali ke dalam dekapannya dan segera membawanya pergi dari sana.

"Tidak ada? Kau... Tidak ingin melihat tempat yang indah... Meski hanya sekali di dunia ini, bersamaku?"

'Jungkook-ah, biarkan ini... Biarkan aku menyukaimu.'

"JIMIIIIINHHHH!!! BERHENTI DI SANA AKU MOHON!!!"

"Aku akan membawamu ke sana Jimin-ah, kita akan berdiri bersama menerjang ombak. Jangan takut... Aku akan melindungimu..."

"JIMIIIIN-AH!!!"

Jimin berhenti melangkah, sesaat ia menoleh ke arah Jungkook. Mata birunya berkaca-kaca, bibirnya memucat dan seolah meninggalkan sepenggal kata sebelum akhirnya...

Deburan ombak menghanyutkannya.

"TIDAAAKKK!!!"

*
*

"Serahkan saja pada saya tuan Kim. Asal biaya itu ditanggung dari pihak atas, saya tidak keberatan mengurus perawatannya. Tuan Kim? Tuan Kim? Anda masih bersama saya? Apa anda baik-baik saja?"

"O' Ehm, maafkan saya. Saya hanya sedikit tidak fokus."

"Kurangi sedikit kesibukan anda Tuan. Jangan bebankan banyak pikiran di usia anda yang masih muda itu. Hahaha."

"Haha, sebenarnya saya tidak semuda kelihatannya."

"Haha,, ya ya ya saya percaya... Haha saya percaya..." pria paruh baya itu melajukan mobilnya dengan kecepatan standar. Ia pun melanjutkan, "Saya yakin anda pun mengenal mereka tuan Kim. Mereka pasti terkejut ketika bertatapan langsung dengan anda."

"Ahaha, anda membuatku gugup tuan Jang. Pertemuan ini begitu mendadak. Sungguhkah tidak apa jika saya ikut bergabung? Lalu bagaimana dengan kliniknya?"

"Tidak apa, bawahan saya bisa bertanggung jawab selama saya tidak ada. Percayakan saja padanya. Dia sudah hafal cara kerja klinik JR dengan baik." ujar pria itu meyakinkan.

JIMIN BOOK I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang