Setelah persetujuan dari Genta untuk acara perkemahan itu, semuanya menjadi baik-baik saja. Aku tidak perlu mendengarkan ocehan Mas Reza yang menjelek-jelekan Genta karena sebal dan tidak ada acara bad mood itu. Sore itu aku duduk di ruang keluarga dengan mata mengarah ke layar kaca yang ada di depanku. Mas Reza baru pulang dari main basket.
"Nim, ikut acara camping kelas gue besok yuk!" ajaknya.
Aku langsung mengarahkan mataku padanya. "Emangnya boleh?"
"Boleh, kalo nggak boleh mana mungkin gue ajak lo," sahutnya. "Gue kasihan liat elo sendirian di rumah. Mama dan papa lagi ada seminar di Singapure dan Virza lagi sibuk latihan buat turnamen. Gue juga nginep di sana, jadi mendingan lo ikut daripada gue khawatir lo sendirian di rumah," tambahnya.
Seketika wajahku langsung berbinar. "Oke, Mas. Gue mau."
"Tapi bayar!"
"Nggak apa-apa," sahutku dengan tetap bersemangat.
"Besok kita berangkat jam enam pagi, jadi malam ini lo harus packing. Bayarnya bisa waktu berangkat di bus."
Aku menganggukan kepala. Selain daripada aku mendekam sendirian setelah ujian semester seperti ini, lebih baik ikut acara camping itu. Lagian acara itu bisa dijadikan sebagai penghilang penat setelah otak bekerja keras saat ujian semester.
"Oh ya Mas, Genta itu jadi ikut?" tanyaku dengan hati-hati.
"Jadi. Mungkin dia dapat ilham kali sampai mau ikutan."
Aku tidak mempedulikan kalimat ke dua Mas Reza. Aku bangkit dari sofa dan menuju kamarku dengan senyuman terus mengembang karena kalimat pertama Mas Reza. Malam itu aku packing barang-barang yang harus dibawa untuk camping dan malamnya tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Terbayang wajahnya. Aku akan camping bersamanya.
***
Aku masuk ke berjalan di belakang Mas Reza. Mas Reza kemudian membawaku ke bangku nomor dua dari belakang dan meletakan tas kami di atasnya.
"Lo duduk di sini, gue mau mengatur anak-anak lainnya," ucapnya.
Aku menurut. Aku duduk di bangku yang dekat dengan kaca bus dan memperhatikan suasana di bawah bus. Segerombolan siswi menuju bus dengan bergandengan. Aku mencari sosok itu di sana, siapa tahu dia ada di sana. Aku memutar mataku ke tempat-tempat yang bisa terjangkau, namun tak menemukannya. Jangan-jangan dia tidak datang?
Aku mengeluarkan mp3 player yang kubawa dan memasangkan earphone ke telingaku. Aku ingin mendengarkan lagu kesukaanku. Suara merdu Melly Goeslow melantun merdu di sana. Jika aku diminta untuk menyebutkan penyanyi favoritku, aku pasti akan menyebutkan Tante Melly Goeslow. Bukan hanya sebagai penyanyi tapi juga composer. Lagu-lagunya itu, dengan kata-katanya selalu berhasil menyentuhku dan dari nadanya, bisa membuatku membayangkan berbagai adegan seperti dalam film.
Aku sedang mendengarkan lagu Kupu-kupu.
Anak kecil tersenyum manis
Pandang tarianmu indah
Bahagia dalam nyanyian
Kupu-kupu jangan pergi
Lagu Kupu-kupu kemudian digantikan oleh lagu Bimbang yang menjadi soundtrack film Ada Apa Dengan Cinta?. Film yang sangat terkenal pada tahun 2002 dan juga menjadi film yang membangkitkan lagi perfilman Indonesia. Selain musik, aku juga menyukai film dan aku selalu mengagumi actor Nicholas Saputra yang juga bermain dalam film Ada Apa Dengan Cinta? Dan jika ditanya tentang film yang paling kusukai aku akan menjawab film Heart.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Hujan Menyatakan Cinta
Novela JuvenilSejak kecil aku tidak menyukai hujan. Bagiku hujan itu menyebalkan. Bukankah banyak orang memilih meringkuk di tempat tidur berlindung di bawah selimut saat hujan turun? Bukankah banyak orang yang menyeringai ketakutan saat petir menyambar yang sela...