Pesugihan Kera

5.7K 221 22
                                    

Ini treat udah banyak diangkat jadi film pendek di televisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini treat udah banyak diangkat jadi film pendek di televisi.

Pesugihan kera. Tentunya kalian pernah denger kan? Ada beberapa tempat di negara kita ini yang dijadikan tempat pesugihan yang berkaitan erat dengan binatang jenis primata yang satu ini. Mulai dari ngumpulin kulit pisang yang kita makan di lokasi pesugihan, bertapa, nyewa mediator, wih males banget tu orang ampe nyewa segala. Padahal kan yang pingin kaya dia. Ada juga yang maaf, bersetubuh, dan cara-cara ekstrem lainnya. Metodenya emang beda-beda tiap wilayahnya.

Nah, sehubungan dengan ini, gw pernah nggak sengaja denger tuh cerita tentang salah satu pelaku pesugihan ini.

Waktu itu, gw lagi jenguk adeknya temen gw yang lengannya patah, akibat main sepeda, di sebuah klinik pengobatan di daerah Wanakasian. Dari mulut ke mulut, konon terjadi kematian tragis yang menimpa sebuah keluarga besar dimana 4 dari 5 anak keluarga tersebut tewas secara mengerikan. Bahkan, bapak dan ibu dari mereka kemudian juga ditemukan tewas bunuh diri. Yang tersisa tinggal Badrun, sebut saja begitu.

Badrun ini merupakan seorang pria berkepala tiga yang hidupnya bergelimang harta. Tapi, nggak ada seorangpun yang berani mendekati rumah megahnya, yang berdiri kokoh di sebuah desa. Lokasi pastinya gw rahasiakan.

Agak penuh perjuangan emang, namun akhirnya gw berhasil mendapat kesempatan untuk mewawancarainya.

Badrun ini memiliki tabungan yang nilainya sangat fantastis. Gw udah lupa berapa nol yang ada dalam buku tabungan hijau tersebut.

“ Uang sebanyak ini mau lo apain? “ tanya gw.

“ Tidak ada! Kalau kamu siap dengan resikonya, kamu boleh membawa semuanya! “ ia tersenyum kecil dengan tampang serius.

“ Semuanya?! “ iler gw sampai nerocos dibuatnya, “ lo serius? “

“ Malahan, aku senang kalau kamu mau bawa uang itu! “ ia kembali tersenyum. Gw hampir aja bawa pulang uang yang nggak akan habis sampai tujuh turunan sekali pun itu, sebelum dia bercerita. Begini ceritanya……

Aku merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Meski kaya raya, hidup kami tak pernah tenang. Ada saja orang-orang yang mempermasalahkan uang. Meski tak terlihat pelit, entah mengapa ayah ibuku tak pernah bersedia membantu orang yang kesusahan. Mereka selalu saja berkata, tidak ada uang, meski orang-orang itu menyempatkan diri bersua.

Memang, tujuan mereka hanyalah pinjam uang. Tapi, tidaklah membuat kami hanya karena membagi sedikit harta mereka. Toh, pendapatan kami lebih dari cukup untuk mensejahterakan warga desa. Tapi entah dengan alasan apa, mereka tak pernah bersedia mengeluarkan uang meski untuk keluarga mereka sendiri. Sejak hari itu, aku mulai menganggap mereka pelit. Aku bahkan tak merasa sedih saat seorang pencuri memasuki rumah kami.

Salah sendiri pelit! Pikirku saat itu.

Waktu itu, seorang pencuri berhasil menggondol uang dari lemari ibuku. Jumlahnya lumayan besar. Uang yang disimpan dalam plastik hitam itu mereka bawa saat keluarga kami tengah berlibur. Esoknya, mereka ditemukan sekarat usai tertabrak mobil, tak jauh dari rumah kami saat berusaha kabur. Pak RT yang bermaksud mengembalikan uang bahkan kakinya harus patah akibat terperosok di selokan, dekat pertigaan rumahnya.

Kebetulan yang mengerikan, pikirku.

Kejadian tak mengenakkan kembali terulang. Kakak bungsuku mendapat hadiah motor sport baru usai lulus SMA. Baru semalam datang, kakakku sudah tak sabar menaikinya. Berulang kali ayah dan ibu memintanya hersabar hingga proses selamatan dilangsungkan. Tapi, ia tak mengindahkannya. Ia mengambil kontak motor diam-diam. Dibawanya keluar malam itu, dengan tampang girang. Aku masih ingat saat ia mendekatkan telunjuk kanannya ke bibir, memintaku tutup mulut.

Naas, itu adalah malam terakhirku melihat Kak Doni. Ia tewas seketika setelah mengalami kecelakaan tunggal dalam perjalanan menuju rumah makan di pusat kota.

Menurut saksi, kecelakaan sendiri tidak terlalu fatal. Namun, entah bagaimana kepala kakakku bisa mengenai batu di pinggir jalan hingga mengalami pendarahan hebat. Nyawanya tak tertolong seketika.

Itulah akibat tak mau bersabar! Pikirku.

Parahnya, pembantu kami tiba-tiba minta berhenti sejak beberapa hari belakangan. Ketika mantap keluar dari rumah kami, tangan kanannya patah akibat terserempet mobil ketika keluar dari rumah dengan tergesa-gesa. Usut punya usut, ia ternyata habis mencuri kalung ibuku yang disimpan rapi di dalam rak. Setelah mengembalikannya, ia kemudian benar-benar berhenti.

Salah sendiri mencuri! Pikirku.

Kakak perempuanku sudah kelas tiga SMA kala itu. Ia meminta dibelikan komputer karena ingin belajar lebih dalam soal komputer. Ayahku dengan senang hati membelikannya. Mungkin, karena benda tersebut masih belum lazim di jaman itu, mereka lupa melakukan selamatan. Akibatnya, kakaku Rani harus meninggal karena keseterum.

Makanya, selametan dulu dong! Pikirku.

Yang ku ingat, kakakku berteriak-teriak mengusir kera beberapa hari sebelum ia meninggal. Hal itu terus berulang tiap malam hingga aku kurang tidur.

Beberapa bulan berlalu, kakak-kakakku mulai mengeluh mendengar suara kera di malam hari. Mereka jadi sering saling curhat di kamarku, tentang mimpi buruk soal kera. Merek juga sering uring-uringan. Itu membuat tidurku tak nyenyak.

Sialnya lagi, kedua kakakku meminta motor secara bersamaan. Satu karena bulan depan masuk SMA, satunya lagi karena iri. Ibuku pun membelikannya karena tak tahan dengan rengekan mereka.

Sejak itu, rumahku jadi sepi. Ibu dan ayahku menjadi sangat pendiam. Mereka sering membicarakan soal kematian. Malam itu sebelum keluar mereka bertanya padaku,

" Badrun, apa kamu pingin sesuatu nak? " aku bingung sekali menjawabnya karena terlalu banyak yang ku inginkan.


____

Kalau kalian jadi dia, kalian mau minta apa?

Ps. Cerita ini berdasarkan kisah nyata pesugihan di Gunung Jlumprit. Dekat Parakan Jawa Tengah. Kalau tidak salah, tempat ini dilewati sebagai jalur alternatif menuju Semarang, melalui Kendal.

Salam rempah….

Rempah DarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang