"Apakah kau kenal padaku?"
"Nggak gue nggak kenal!" tegasku. Jangankan kenal, aku bahkan tak yakin jika makhluk itu sejenis denganku, meskipun bahasa yang ia gunakan jelas sekali bahasa manusia. Yang paling membuaku heran, bagaimana dia bisa hidup, atau yang lebih sederhana, bagaimana ia bernafas?
Cerita ini ku bagikan sebagai peringatan agar kita lebih menjaga sikap dan hati-hati. Apalagi, kita tengan menginjakkan kaki di tempat mistis yang tak kita sadari.
Danau Toba. Indahnya pemandangan alam yang membuat mata ini seolah terbuai dalam surga kecil tersembunyi itu, terukir indah hingga benakku terus menagih janjiku untuk datang kembali ke danau paling terkenal se-pulau Sumatera ini. Aku bahakan cukup berani menyombong, jika danau ini mungkin yang paling terkenal se-Indonesia.
Air yang bening, udara yang segar, suasana asri yang tak akan kalian dapat di tempat lain, hingga menariknya wisata kuliner yang sayang dilewatkan. Paket menarik berbalut suasana wisata mengagumkan ini nyatanya menyimpan sisi mistis tersembunyi. Jika kalian merasa wisata mistis merupakan cara lain kalian menikmati liburan, tak ada tempat paling saya rekomendasikan, selain Danau Toba.
Kenapa?
Seperti prolog aneh yang kalian baca di awal, kalian bisa saja bertemu dengan mahluk berpakaian serba putih itu. Yang saya ingat, dia berambut panjang, roknya terkelebat, entah kenapa begitu sedih menatap gelapnya danau di malam hari. Fantasi kita bakalan dibawa untuk berpikir jika ia merupakan gadis cantik. Tapi, hingga hari ini saya masih belum yakin, jenis kelamin apa yang mahluk itu terima dari tuhan? Lagipula, apa mahluk itu memang benar-benar memiliki jenis kelamin? Dan meskipun saya cukup yakin jika mahluk itu memiliki suara yang halus, saya masih belum cukup percaya diri, untuk mengatakan jika mahluk itu adalah wanita.
Saya melihat kelebar rambut hitam nan indah itu menatap sendu, kearah Danau Toba. Jiwa lelaki dalam diri saya sontak berkata, jika itu pastilah gadis cantik yang sedang galau. Saya yakinkan saja diri ini untuk menemui sosok berkulit putih itu. Rok panjangnya terkelebat, rambutnya yang hitam semakin menarik saja walau malam terasa semakin dingin.
"Lagi apa mbak?" sapa saya dengan hati deg-degan karena saya memang jarang godain cewek. Tapi, gadis itu hanya diam. Saya tahu jika ngegombal itu tak selalu berhasil dan gampang-gampang susah. Merasa belum ada tanda penolakan, saya lanjut lagi mencoba peruntungan.
"Habis diputus ya?"
Apes, gadis itu mengangguk. Itu berarti, belum apa-apa saya sudah memiliki pembanding lelaki lain yang harus saya lampaui.
"Lupain aja mbak, laki-laki masih banyak!"
Gadis itu kemudian menggeleng. Itu membuat saya sedikit patah semangat. Namun, saya masih saja mencoba menggodanya meski ini bakalan semakin sulit.
"Kok diem aja mbak?"
Gadis itu masih saja diam. Ini membuat prasangka buruk menerpaku. Secara spontan, mataku menatap ke bawah memastikan, kaki gadis ini napak atau tidak.
"Apa kau mengenalku?"
Aneh. Samar-samar, dapat saya lihat rumput di hadapan saya seolah menembus kakinya. Suaranya yang terdegar amat dingin, udara yang turun suhu begitu drastis. Yang paling aneh, pertanyaan macam apa itu? Tentu saja kami tidak saling kenal.
"Hey, apa kau mengenalku?" ulang gadis itu. Tubuh gadis itu berbalik dan menatap saya seketika.
Harusnya, saya langsung sadar ketika perasaan tak enak menyeruak, atau segera lari begitu bulu kuduk saya berdiri untuk kali pertama. Andai saja saya lakukan itu, pastinya saya tak perlu melihat pemandangan mengerikan itu. Wajah aneh itu, muka pucat bak bangkai ikan itu, ketakutan yang menjerat tenggorokan itu.
"Tidak kenal!" teriak saya kelipungan.
"Bohong!" eyel mahluk itu. Mahluk laknat yang hanya memiiki dua lubang mata dan satu lubang mulut, itu pun tak jelas bentuknya.
Dan saya mulai berlari. Berlari menjauhi danau indah itu.
Malam setelah itu, saya selalu bermimpi buruk. Mimpi dimana mahluk itu terus menanyakan hal yang sama. Meski saya tahu ini tak ilmiah dari segi manapun, saya terpaksa mendatangi orang pintar karena saya tahu, mendatangi dokter hanya akan membuat dompet saya jebol.
Ternyata cukup sederhana. Orang pintar itu hanya meminta sayw tidur. Tentu saja mimpi yang sama terulang. Namun, petuah beliau untuk tak menghiraukan mahluk itu terbenam kuat di ingatan saya, hingga buruk dan mengerikan tampang mahluk itu tak membuat saya bergeming. Sejak itu, barulah tidur saya bisa nyenyak.
P.S
Ini urban legend yang berasal dari Sumatera Utara, tepatnya Danau Toba.Si Muka Rata. Asal-usulnya kurang jelas. Versi yang denger sih, tuh mahluk awalnya merupakan cewek yang terobsesi sama kecantikan. Oplas, pasang susuk, ritual, semua dilakoni demi satu berlian duniawi, yakni kecantikan. Tapi, tuh cewek nggak pernah puas sampai akhirnya, sebuah kegagalan bikin mukanya jadi nggak jelas.
Kalau kita bertemu dengan mahluk ini, konon dia bakal nanya ke kita, apa kita kenal dia?
Dan kalau kita jawab kenal, maka mahluk itu bakal nyerang kita. Tapi kalau kita bilang nggak kenal, mahluk itu bakalan ngejar kita terus, bahkan sampai kebawa mimpi. Jadi, kita wajib buat mengabaikan mahluk ini, kalau nggak mau diikuti seumur hidup.
Hm..., ya kalau cantik. Ini nggak ada mukanya. Males banget dah, :v
Yg punya plan ke Danau Toba, inget langit ama bumi dipijak ya! Jangan sembarangan, apalagi soal sampah. Jaga lingkungan dan tetep waspada!
Salam rempah...