Well, kali ini ane bakalan balik lagi ke teori konspirasi. Tapi sebelumnya, kita bahas dulu sedikit kebetulan mengejutkan, tentang negara-negara dengan peradaban termaju di masa lalu, dan perbandingan sekarang yang menyedihkan, cekidot!
...Mengejutkan. Nggak ada yang bisa ane katakan selain itu, begitu ane denger kalau Yunani, alias negeri para dewa itu, menyatakan diri bahwa mereka telah bangkrut dan tak akan mungkin bisa melunasi hutang mereka yang tak lagi terkendali. Itu membuktikan, kalau peradaban mereka yang maju sejak zaman kuno, nyatanya tak menjamin kemakmuran negaranya terus berlangsung.
Begitu pula India. Sejarah mencatat betapa majunya peradaban kuno India. Tapi, bagaimana kehidupan mereka hari ini? Atau Mesir? Mungkin mereka tak mengalami kesulitan ekonomi seperti dua negara sebelumnya. Tapi jika menilik Kuwait, Uni Emirat Arab, atau Arab Saudi itu sendiri, Mesir tak terlihat semaju dan sekaya zaman Fir’aun dulu. Setali tiga uang juga dengan China. Walaupun baru-baru ini, China kembali menjadi negeri yang ditakuti seperti pada dinasti lamanya. Nyatanya memeratakan ekonomi masih menjadi hal yang sulit, bagi negeri paling padat penduduk di dunia itu. Dan siapa yang meragukan majunya peradaban Indonesia, dulu? Candi Borobudur yang pernah menjadi bagian dari 7 keajaiban dunia menjadi bukti, bahwa negeri kita pernah unggul. Tapi, tataplah negeri kaya rempah ini, hari ini! Kalian boleh menulis satu kata untuk negeri kita itu sendiri, di kolom komen.
Sungguh, kebetulan yang mengejutkan bukan? Ya, segalanya tiba-tiba saja tak berjalan mulus sebagamana zamannya. Khususnya lagi, kita. Bangkit dari keterpurukan nampaknya menjadi hal tersulit, bahkan hampir mendekati seabad, sejak negeri kita menyatakan merdeka. Yap, miris! Kita bahkan pernah merasakan tidak enaknya diperbudak. Entah sejak kapan, mereka dengan rambut pirang dan kulit putihnya terasa bagaikan manusia unggulan. Apakah kalian tak pernah berpikir untuk menunjukkan, siapa ras unggul sebenarnya? Siapa yang selalu maju sejak zaman dahulu kala? Bukankah sudah saatnya burung garuda terbang tinggi lagi?
“Gue rasa mustahil!” begitulah dia katakan.
Ya, dia. Dia yang berambut berantakan, berkulit gelap dan selalu menenteng rokok, kemanapun ia pergi. Anak-anak di pinggir ibukota mengenalnya sebagai orang gila. Berpemikiran abnormal, berkelakuan irasional, serta penampilan tak layak yang membuatnya tak memiliki julukan lantas lain, selain dua kata menyakitkan tadi.
Walaupun gila, ada masa dimana ia pernah waras. Bahkan masanya waras bisa dikatakan lebih merdeka dibanding kita yang hidup terkekang oleh batasan-batasan jelas. Sosial, ekonomi, serta hak-hak sesama yang membuat hidup ini serba penuh aturan.
Wait, bukankah itu sudah umum bagi semua manusia? Yap, tapi tidak dengan mereka. Jika kalian tanya kenapa, itu karena mereka yang mengatur peraturan itu, menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi mereka. Mengkambinghitamkan keadaan agar segalanya mudah bagi mereka adalah salah satu cara mereka yang paling lazim. Untuk apa? Yang jelas, mereka tak ingin negeri kita menjadi maju.
Sederhana, pernahkah kalian bertanya pada diri kalian sendiri tentang keadaan di sekeliling kita yang terasa janggal. Maksudku, bagaimana mungkin, negeri dengan 200 juta penduduk didukung lahan yang bisa di garap, bisa mengalami masalah ekonomi? Bayangkan saja jika setiap orang menyumbangkan, seribu saja uang mereka. Jumlah segitu pastinya dimiliki semua orang, dan bukan jumlah yang memberatkan, untuk kita sumbangkan. Tebak, berapa jumlahnya? Ya, 200 miliar! Bayangkan, apa saja yang bisa kita lakukan dengan uang sebanyak itu. Memperbaiki sebuah infrastruktur, menciptakan sebuah usaha padat karya, memilih keduanya bahkan bukanlah hal yang mustahil. Tapi, lihatlah sekeliling kalian. Berapa banyak uang kalian yang hilang secara tidak jelas, seharinya saja? Kemana lenyapnya uang-uang kita, sedangkan menteri perpajakan dengan gamblang menunjukkan pendapatan pajak negara, yang tentunya jauh dari kata akurat.
BPJS yang telah direncanakan sedemikian rupa, bahkan beberapa kali koleps, padahal jika kita perhitungkan perbandingan orang yang sehat dengan yang sakit, serta perkembangan kesehatan masyarakat, BPJS harusnya tak hanya menjamin kesehatan seluruh warga negara, tapi juga menjadi tabungan menjanjikan kedepannya, jikasanya persentase kesehatan terus meningkat. Menarik. Sebuah perkataan yang cukup menarik, khususnya bagi orang yang dianggap melewati batas waras.
Begini penuturan Wendel, pria kurang waras yang menyebut dirinya pernah menjadi bagian sebuah organisasi terselubung.
…
Kami mengontrol pemerintahan dengan uang. Anggota kami rata-rata merupakan konglomerat yang berjalan dengan bisnis masing-masing. Tapi tujuan kami satu, memperkaya dan mengendalikan negeri ini, dari balik layar. Eropa menyebutnya iluminaty. Ya, kami melakukan hal yang sama dengan apa yang mereka lakukan, tapi kami tak memiliki jaringan langsung dengan mereka. Sebagian uang kami mengalir ke dunia hiburan, tak sedikit modal yang kami tanamkan, di berbagai pertelevisian. Semua demi doktrin kami menjalar sempurna, tanpa sedikitpun cacat dan gagal. Tayangan tak bermutu, iklan menggiurkan yang ditayangkan dengan intensitas tertentu, agar produk tersebut segera lekat di ingatan masyarakat, bisa dikatakan investasi ini merupakan salah satu yang terbaik. Perkembangan remaja dan anak terkontrol, konsumsi masyarakat berpusat pada dagangan yang kami kehendaki. Sempurna.
Kami juga bergerak dibalik layar dalam pekerjaan kotor seperti narkoba, judi, serta beberapa minuman keras dan bisnis hiburan. Semuanya agar uang mereka tak mereka habiskan untuk hal bermanfaat. Dengan begitu, uang mereka akan terus berputar. Ya, mereka yang menyukai hiburan akan terjerumus, sementara mereka yang suka menonton televisi akan membelanjakan uang mereka, untuk barang yang telah kami perhitungkan, sementara semakin mereka menghabiskan uang, semakin tebal dompet kami, dan semakin kuat kemampuan kami mengontrol pemerintahan.
Peraturan dibuat agar menguntungkan kami, menyembunyikan kami, dan menjamin nyawa kami tetap selamat, sesulit apapun situasi kami. Menakjubkan! Ya g perlu mereka lakukan hanya beranak seperti tikus. Itulah kenapa kami terus memperbaharui situs-situs dewasa. Membuat internet bagi mereka, surga pemuas syahwat dan melupakan fungsi sebenarnya internet itu. Dan kami .asih berhasil. Mereka terus saja beranak seperti tikus, dan menghasilkan sapi-sapi kecil lucu yang segera bisa kami perah, pengaruhi, dan semakin tebal pula dompet kami.
Ya, uang tak ubahnya air bagi kami. Tangan kami selalu terbuka bagi kalian yang ingin bergabung. Tapi sedikit saja kesalahan kalian lakukan, kalian akan berakhir sepertiku. Diteror, diancam, hingga mengalami berkali-kali percobaan pembunuhan. Semua yang ku ketahui, telah ku katakan.
Singkatnya, singkirkan mereka jika kalian ingin negara kalian maju. Binasakan mereka jika tak ingin terus terkekang. Selama ada mereka, negeri ini akan terus terkontrol dan memupuk kekayaan sepihak terus.
“Dan selama mereka ada, aku masih akan terus berpura-pura menjadi gila!” pungkasnya.
…P.S
Kok, mirip teori konspirasi seberang, bang!?
Yoi, mbah! Namanya juga omongan orang nggak warasLagian, gambarnya nggak nyambung!
Kalau itu sih, bodo amatlah! Niat kalian mampir juga bukan buat liatin gambar kan? Atau, ada yang emang niat nungguin jump acara ane? :VSalam Rempah….