Secuil Kisah Petrus

1.6K 110 11
                                    

“Hanya karena bertato, kita bisa dianggap bersalah dan dieksekusi di jalanan, bak aksi koboi!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hanya karena bertato, kita bisa dianggap bersalah dan dieksekusi di jalanan, bak aksi koboi!”

Ya, Petrus. Masa orba disebut masa keemasan kelompok misterius serba hitam tersebut. Demi membungkam para pembangkang dan tokoh yang dianggap anarkis, kelompok ini tak segan turun ke jalan dan menghabisi nyawa mereka. Keterkaitan mereka dengan pemerintahan masa itu memang belum dapat dipastikan. Namun, eksistensi mereka tak perlu lagi disangkal.

Salah seorang teman saya pernah bercerita, tentang salah satu keluarganya yang menjadi korban kelompok misterius tersebut. Dada korban ditemukan berlubang dan tergeletak di jalan begitu saja. Beliau merupakan residivis yang dikenal suka nongkrong. Pamornya sendiri tak terlalu galak di kalangan kampung. Malahan, beliau aktif dalam kegiatan masyarakat dan tokoh pemuda yang dihormati. Namun, secuil seni rajam tubuh membawanya pada petaka.

Waktu itu, Samidi sebut saja pria bertubuh kekar itu demikian, tengah nongkrong di pos ronda. Karambol dengan taruhan rokok yang jadi kebiasaan pemuda sana tengah digelar, dengan kemenangan Paiman. Batangan rokok yang tak lagi muat dalam bungkus kecil itu telah memenuhi tempatnya duduk. Ia bahkan tinggal memasukkan maskot, yang sayangnya agak sukar karena peraturan yang sedemikian rupa.

Itulah kekalahan terakhir Samidi. Ia kemudian pamit untuk membeli rokok karena stoknya sudah habis, seusai mengambil rokok Paiman yang semakin menggunung. Siapa sangka, itu adalah rokok terakhir yang ia hisap. Sorenya, pria dengan tato bergambar naga di lengan kanannya itu harus meregang nyawa.

Dari lubang di dada kirinya, spekulasi berkembang dimana pria sangar itu telah menjadi korban Petrus. Tapi Thor, ini cerita udah terlalu mainstream dan kurang greget dijadikan ulasan! Eit, tunggu dulu! Bukan Rempah Darah kalau ceritanya mainstream.

Well, ane nggak tahu ini fix atau fantasi. Soalnya, ini cerita ane dapet dari orang yang…, hm kurang waras.

Di sebuah desa yang ada di Jawa Timur, kenalan ane yang mondok di sana selama empat tahun nyeritain, ngerinya kisah Si Petrus ini. Tapi, ada yang nggak biasa dari ceritanya, yakni tertangkapnya salah seorang anggota Petrus, atau mungkin orang yang tahu seluk beluk organisasi misterius tersebut. Nah, kata temen ane, tuh orang tuh udah kurang waras dan sering banget ngoceh nggak jelas.

Kabarnya, sepanjang hidupnya, dia terus ditekan dan diteror oleh organisasi tersebut, gegara dia ketangkep warga pas lagi ngawasin target. Warga yang curiga langsung main hakim, hajar tuh orang rame-rame.  Sampai orba runtuh dan aktifitas Petrus perlahan lenyap, hidupnya nggak pernah tenang. Saking-sakingnya terus diancam, tuh orang akhirnya, gokil. Ckckck.

Nah, jadi tuh orang katanya termasuk orang dalam yang tugasnya, nyurvei orang-orang bertato. Buat apa? Ya buat di dor! Tapi, ada ciri-ciri khusus dimana tato yang dimiliki itu harus tato naga. Kenapa? Katanya nih, orang-orang dengan tato itu merupakan mantan orang dalam. Nah, orang dengan tato semacam ini disinyalir sebagai penghianat, makanya mereka di dor tanpa ampun. Mereka yang memiliki tato dan masih aktif, kabarnya merupakan spesialis pekerjaan kotor. Macam pembunuh, pengancam, yah pekerjaan otot lah. Tapi, banyak yang akhirnya mundur sampai akhirnya masa itu pun muncul. Tattoo Hunter.

Bener nggak sih?
Ya, mana ane tahu Mbah! Tapi, masa sih, Si Petrus yang katanya berhubungan sama pemerintah asal nembak orang tatoan? Itu nembak lho coy, dor! Langsung koit! Pastilah ada alasan yang bikin kejadian itu bermula, dan berlanjut. Tapi, sekali lagi mohon kebijaksanaan kalian.

P.S.
Faktanya, nggak sedikit orang-orang bertato di zaman itu pada ketakutan, sampai-sampai ngumpet dan nggak berani keluar. Yang kita denger sih, orang tatoan itu udah pasti jahat, makanya pantes di dor. Tapi, ane rasa ada konspirasi lain dibalik itu semua.

Teori lain yang lebih greget bilang, kalau rezim yang pro barat saat itu sebenernya ngincer mafia Jepang alias Yakuza yang bertebaran dan berpotensi berkembang pesat. Orang-orang bertato dianggap bagian dari mafia yang berpusat di Jepang sana itu lho. Hm..., Masuk pak Eko, masuk akal banget.

Entah versi mana yang bener, yang jelas ngeri aja kalau itu organisasi masih aktif, sampai hari ini. Soalnya, beberapa temen gue juga punya tato, meskipun gambarnya bukan naga, iklannya beruang, susunya susu sapi. Wkwkwk.

Untungnya lagi, ane sendiri nggak punya tato.

Jarum suntik aja takut, apalagi jarum super, eh jarum tato maksudnya.

✌✌✌
Pis Mbah, pis! Bercanda.

Salam rempah…

Rempah DarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang