Epilog

784 38 12
                                    

"Selamat malam orang-orang yang saya sayangi. Di sini, saya akan mempersembahkan sebuah lagu untuk seorang cewek yang paling saya sayang setelah ibu saya...."

Kau begitu sempurna

Di mataku kau begitu indah

Kau membuat diriku akan slalu memujamu

Disetiap langkahku

Ku 'kan slalu memikirkan dirimu

Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu

Janganlah kau tinggalkan diriku

Tak 'kan mampu menghadapi semua

Hanya bersamamu ku akan bisa

Kau adalah darahku

Kau adalah jantungku

Kau adalah hidupku

Lengkapi diriku

Oh sayangku, kau begitu

Sempurna... sempurna....

Bagas kembali memetik senar gitarnya sebagai intro, lalu menyanyikan lagu selanjutnya. Sesekali matanya menatap cewek yang sedang tersenyum, menatapnya dari bawah sana dengan haru.

Dengarkanlah wanita pujaanku

Malam ini akan ku sampaikan

Hasrat suci kepadamu dewiku

Dengarkanlah kesungguhan ini

Aku ingin menjadikanmu pacar

Tuk yang pertama dan terakhir

Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak 'kan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu

Akulah yang terbaik untukmu

Bagas turun seiring tepuk tangan orang-orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Ia tatap semua orang yang kini berdiri sambil bertepuk tangan. Genta duduk berdua dengan Talia di pojok dekat jendela. Di sebelah meja mereka ada Cindy dan Fareed. Dan di samping mereka lagi Billy duduk dengan Gita. Kemudian matanya tertuju pada cewek yang duduk di barisan paling depan.

Cowok itu memang mendesain kafe HP, tentu dengan bantuan Gita dan teman-temannya untuk melaksanakan tujuannya. Beruntung, Om Agus, ayah Gita begitu baik dan mempersilakan dirinya mem-booking kafe HP khusus untuknya pada malam ini.

Kakinya yang melangkah maju, memberikan kode pada teman-temannya untuk duduk kembali ke tempatnya. Seketika ruangan meredup, hanya tersorot pada Maira yang kini tampak bingung.

Lekukan di pipinya terbentuk. Ia tersenyum menatap bola mata gadis itu.

"Maira," panggilnya. "Kalo cowok-cowok di luar sana, mungkin, bakalan bawa sesuatu untuk menyatakan cintanya pada seorang gadis. Tapi, aku nggak. Kamu tau kenapa?"

Maira menggeleng.

"Karna lo nggak punya duit," sahut Genta di belakang sambil tergelak, sukses menimbulkan tatapan tajam dari semua orang dalam ruangan, kecuali Maira.

"Mohon maaf, penonton diharapkan tidak ricuh dan membuat suasana jadi tidak romantis," kata Bagas dengan nada yang sengaja dibesaran. "Walaupun itu memang bener," ucapnya terkekeh pelan.

Bagas berdehem. "Karna cinta nggak butuh apa-apa yang terlalu berlebihan, selain diperjuangkan." Ia menunduk sedikit, menyejajarkan wajahnya dengan wajah cewek di depannya. "Jadi, Maira, kamu mau 'kan jadi pacarku?"

Maira mengulum senyum. "Dasar!" Ia terkekeh ketika sudah mengerti maksud dari semua kebingungannya. Hei, ini semua pasti sudah direncanakan cowok di depannya! Ia menunduk, menyembunyikan semburat merah di kedua pipinya, kemudian mengangguk-anggukkan kepala.

Lampu-lampu kembali terang seiring tepukan yang meriah dari teman-temannya.

Sekarang, mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Tepat saat Maira dan Bagas sudah melewatkan Ujian Nasional satu bulan yang lalu.

"Maira, aku pengen nyanyi lagu Raffi Ahmad sama Nagita Slavina yang judulnya kamulah takdirku bareng kamu."

"Tapi gue nggak pandai nyanyi, Bagas."

"Itulah gunanya ada aku, ngelengkapi ketidakpandaian kamu."

"Beneran deh, gue nggak bisa."

"Udah deh, Ra, nyanyi aja. Tinggal nyanyi aja kok. Kalo nggak, gue juga nih yang maju bareng Bagas," kata Cindy sambil tergelak.

"Tenang aja loh Maira. Ini bukan Indonesian idol yang suaranya harus bagus," celetuk Bagas.

Maira menghela napas. "Oke, tapi kalo jelek jangan diketawain."

"Mau sejelek apa pun, kalo yang nyanyinya cantik kayak kamu, tetap aja cantik."

"Apaan sih, gombal banget!"

Bagas terkekeh, lalu membawa Maira menaiki undakan tangga. Keduanya duduk sambil menyanyikan lagu tersebut.

Pernah kulihat lukisan cantik

Tujuh bidadari dari langit

Namun saat kulihat dirimu

Cantikmu mengalahkan semua

Pernah kubaca puisi raja

Syairnya indah getarkan rasa

Namun saat namamu disebut

Kutergetar jiwa penuh rasa

Tuhan yang berikan rasa cinta

Rasa kasih sayang

Buat apalah susah cari ke sana ke sini

Sudah di depan mata kamulah takdirku

Tuhan ciptakan aku

Tuhan ciptakan kamu

Kita berdua diizinkan bersama tuk bersatu selamanya

Seperti embun mengerti pagi

Seperti ombak paham samudra

Kita yang beda tlah disatukan

Dengan kekuatan cinta kasih

Jadilah kisah ini abadi

Kamulah takdirku

Seperti embun mengerti pagi

Seperti ombak paham samudra

Kita yang beda tlah disatukan

Dengan kekuatan cinta kasih

Jadilah kisah ini abadi

Kamulah takdirku

Buat apalah susah cari ke sana ke sini

Sudah di depan mata kamulah takdirku

Buat apalah susah cari kebsana ke sini

Sudah di depan mata kamulah takdirku

Buat apalah susah cari ke sana ke sini

Sudah di depan mata kamulah takdirku

Tuhan ciptakan aku

Tuhan ciptakan kamu

Kita berdua diizinkan bersama tuk bersatu

Kamulah takdirku

Kebahagiaan hari ini, belum tentu menjadi kebahagiaan selamanya. Pasti ada saja sedikit lika-liku kehidupan. Bahagia ataupun tidak saat lika-liku itu terjadi, yang terpenting jalani saja. Biarlah itu menjadi urusan nanti.

***

[15 Januari 2018] - [12 Juli 2018]

Raksa Cinta #ODOC_TheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang