Chapter 1

4.8K 343 20
                                    

Aku berusaha membuka kedua kelopak mataku yang terasa berat kali ini. Aku dapat merasakan semilir angin lembut yang berusaha membelai wajahku.
Begitu sejuk ... bisa jadi, ini pertama kalinya aku merasakan udara sesejuk ini.

Mataku dapat kubuka dengan perlahan beberapa detik setelahnya. Saat ini aku berada diantara hamparan padang bunga Dandelion-- kalau aku tidak salah sebut nama bunganya. Aku tidak ragu, ini bunga yang sering kali dianggap tidak menarik, walaupun dari sudut pandangku aku jelas menolak persepsi seperti itu. Bunga ini indah dan sepertinya, bermakna.

Lama berpikir, aku dapat merasakan keningku berkerut bingung. Di mana aku? Tempatku terbangun ini sudah jelas bukan kamar tidurku.

Aku memutuskan untuk mencari tahu di mana tempatku berada saat ini. Aku berusaha bangkit dan dapat kurasakan ujung rumput yang runcing menggelitik telapak kakiku.
Aku memutuskan untuk berjalan ke arah kiri dari tempatku terbangun sesuai dengan kata hatiku. Aku harus segera bertindak kalau aku tidak mau mati membusuk di antara bunga-bunga cantik ini.

Cepat atau lambat, aku harus mengetahui di manakah diriku saat ini. Aku menatap ujung gaun berwarna putih yang kukenakan saat ini. Seingatku, aku tak pernah memiliki gaun seperti ini. Mencoba untuk tetap fokus, aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak memikirkan hal yang tidak penting seperti apa yang baru saja kulakukan.

Aku terus berjalan lurus, berharap bahwa aku akan segera ditemukan atau mendapatkan bantuan dari siapa saja yang menemukanku pertama kali.

Harapanku terkabul.
Seorang gadis berambut merah kecoklatan datang menghampiriku dengan sebuah--
Tunggu ... apa aku salah lihat?
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, berusaha memastikan bahwa apa yang kulihat barusan adalah kenyataan.

"Hai! Kau pasti seorang manusia. Ayo! Aku akan mengantarmu menghadap Ratu. Ia pasti akan sangat membantu," kata gadis itu sambil mengulurkan tangan mungilnya padaku.

Bahasa yang digunakannya sangat asing untukku, tapi entah kenapa, aku bisa mengerti apa yang ia bicarakan.

Ada yang tidak beres, pikirku mulai was-was.

Ditambah lagi, ia memiliki sesuatu yang tidak masuk akal.

"Sa- sayap?" tanyaku tergagap sekaligus kaget, karena bisa melafalkan bahasa asing yang digunakannya.

"Oh ya, Ratu akan memberi sayap padamu nanti. Ayo! Bright Land sudah dekat."

Aku mengernyit bingung. Rupanya aku bisa menguasai bahasa asing ini. Tapi keanehan dunia ini cukup membuatku terkejut. Yang benar saja, memangnya aku hidup di antara manusia terbang?

Aku berdehem lalu melanjutkan, "Bukan begitu. Kenapa kau--"

"Semua makhluk di dunia ini memiliki sayap. Tenang saja, kau bisa melakukan sesi tanya jawab bersama ratu selama beberapa jam kalau kau mau."

Lagi-lagi, aku merasa ngeri dengan makhluk di hadapanku ini.

"Aku mau pulang," rengekku sambil menepis pelan tangannya yang masih terulur padaku.

"Tidak ada jalan pulang. Sepertinya aku terlalu terburu-buru sampai kau menolak bantuanku seperti ini. Bagaimana kita mulai dengan perkenalan dulu? Namaku Emerald, aku bekerja di bidang pangan dan perkebunan."

"Natasha."

"Nama yang bagus. Ayo! Kita tidak bisa membuang-buang waktu kita hanya untuk mengharapkan jalan pulang. Tenang saja, kita hidup aman di Bright Land, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Terima kasih atas pujiannya," jawabku kaku sambil menggapai tangannya yang kembali terulur untuk menbantuku bangun.

Banyak sekali kejadian dan pertanyaan yang berkelebat dalam pikiranku saat dia membawaku terbang menuju ke arah yang ia sebut sebagai Bright Land.

Snow Globe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang