Pemimpin tim, yang bernama Arthur, menyuruh kami untuk menemukan sebuah tempat persembunyian tanpa suara sedikit pun. Seluruh anggota mengikuti perintahnya tanpa berkata apa-apa dan melihat Arthur yang mulai mempersiapkan sihirnya.
Aku bisa memahami situasi kali ini. Sebentar lagi, pemimpin tim kita akan melakukan pertunjukan yang keren. Mulutnya mulai berkomat-kamit dan membuatku yakin, sebentar lagi ia akan beraksi.Tak lama setelah ia merapalkan mantra, sebuah sihir peredam suara datang dan meredam suara ledakan yang terjadi setelahnya. Ledakan itu cukup besar-- menurut penglihatanku-- tepat mengenai makhluk yang berjaga di atas, lalu hancur menjadi abu yang bertebaran di udara. Aku terperangah takjub. Pengguna sihir kelas atas memang tidak mengecewakan. Pasti dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk menguasainya.
Kami melanjutkan perjalanan dan mulai menembus perbatasan. Keadaan sekitar mulai berubah. Jauh lebih kelam, berkabut, dan pastinya, lebih menyeramkan. Kami kembali terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai pada akhirnya Emerald berbisik padaku bahwa kami hampir sampai di tujuan.
Benar saja, setelah Emerald berbisik padaku, aku dapst melihat ujung hutan ini, dilanjut dengan hamparan padang tandus yang luas dan sebuah istana yang sudah mulai terlihat dari sini. Istana itu terlihat lebih menyeramkan dari bayanganku. Aku sempat membayangkan bahwa istana itu setara dengan rumah hantu di dunia manusia, tapi ternyata tidak. Yang kulihat justru lebih menakutkan dari rumah hantu atau rumah nenek sihir sekalipun.Istana itu begitu luas, dikelilingi tumbuhan belukar berduri tajam, dan dikelilingi kabut tebal, sehingga menciptakan suasana yang tampak lebih mencekam.
Emerald menarik lenganku dengan keras, membuatku mau tak mau mengikutinya setelah berhenti untuk menelan ludah dan meneliti bagian luar istana Dark Land.
"Kehidupan di sini berbeda dengan kehidupan di Bright Land. Peri jarang ada yang keluar rumah dan kebanyakan dari mereka mendapat tugas khusus dari pemimpin Dark Land, saudari kembar ratu Tiana. Pemimpin Dark Land hanya memercayai beberapa peri saja untuk bekerja padanya."
Aku mengangguk mengerti saat mendengar penjelasan singkat Emerald. Sekarang aku paham, mungkin pemimpin Dark Land memiliki banyak rahasia penting hingga hanya memberi tahu beberapa peri kepercayaannya lalu menugaskan peri lainnya untuk melengkapi rencananya menjaga rahasia itu.
Sudah dapat kupastikan, mungkin Emerald memang belum tahu, tapi setelah mendengar percakapan Ray dengan Ace beberapa waktu yang lalu, aku positif yakin, Ray adalah salah satu peri kepercayaan Pemimpin Dark Land.
kami mulai menyusup masuk ke area istana. Penjaga-penjaga yang ada segera dimusnahkan dengan sihir yang sama saat di perbatasan. Aku mulai was was dengan keadaan sekitar. Ada yang aneh.
Kalau memang peri Dark Land tidak suka menampakkan diri dan bekerja di luar, apa di dalam istana mereka juga bersembunyi di tempat yang terpencil?
Apa mereka juga berdiam diri di sudut ruangan hingga tidak ada peri lain yang melihatnya?
Normalnya, di dalam istana ini terdapat banyak peri yang berlalu lalang, karena ini tempat kerja mereka, kan?
"Emerald," bisikku pelan.
"Ya?"
"Apa kau tak merasa aneh dengan situasi kali ini?"
"Aneh pada bagian mana?"
"Tidak ada peri yang berlalu lalang, kalau di luar tidak ada, seherusnya mereka ada banyak yang berkeliaran di dalam istana, kan?"
"Ini malam hari Natasha. Mungkin mereka sedang tidur di rumah atau di kamar-kamar istana," balasnya yang membuatku sedikit lega.
"Apa di malam hari mereka juga tidur?"
"Kupikir, sebagian dari mereka juga seorang manusia, sepertimu. Tentu saja mereka membutuhkan waktu tidur."

KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Globe [END]
FantasíaTerbangun di sebuah dunia yang indah, siapa yang akan menolaknya? Natasha, gadis berumur lima belas tahun yang tinggal bersama seorang wanita yang mengadopsinya. Bukan disayang, ia justru merasa diperlakukan seperti pelayan pribadinya. Tak heran ji...