Dijebak?
Semuanya dalam bahaya?
Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku yang belum bisa mencerna semuanya.
Lama berpikir semakin membuatku tak bisa memahami semuanya. Aku memilih untuk duduk diam dan memerhatikan Emerald dan Lauren yang mulai berteriak memanggil anggota tim lainnya. Satu persatu anggota mulai berdatangan dengan ekspresi bingung. Mereka bertanya padaku --karena aku satu-satunya peri yang tidak berteriak-- yang hanya kujawab dengan sebuah gelengan kepala, tanda aku juga tidak mengerti apa maksudnya.
Arthur datang mendekat, Lauren berhenti berteriak dan tampak berdiskusi kecil dengan Arthur. Wajah Lauren tampak panik dan dibalas oleh raut wajah Arthur yang terlihat sedang memikirkan sebuah strategi baru. Aku menghela napas, selalu saja, aku tidak bisa memahami maksud orang lain.
Tidak bisakah mereka menjelaskanku lebih detil, sedikit saja?
"Semuanya, kita telah termakan oleh perangkap busuk pemimpin Dark Land. Selaku pemimpin tim, kita kembali ke Bright Land sekarang!"
Sontak aku berdiri dan membalasnya dengan tatapan tak percaya. "Apa maksudnya? Apa kita akan meninggalkan Ace di sini?"
"Lauren, kau belum memberitahunya?"
Emosiku semakin naik. Apa maksudnya itu?
"Biar aku saja yang menjelaskannya. Sekarang kita fokus pada perjalanan tercepat menuju Bright Land," potong Emerald yang membuatku semakin bingung bercampur marah.
"Natasha, kita dijebak oleh musuh. Tentang dirimu yang merasa dengan keadaan Dark Land yang sepi, membuat kami tersadar, kalau mereka sedang menyerang Bright Land," jelasnya singkat yang membuatku membulatkan mata.
Apa sebegitu bodohnya aku sampai tidak menyadari hal seperti itu?
Kalau begitu, mereka hanya menjadikanku pancingan agar pergi menyelamatkan Ace yang sebenarnya diikut sertakan dalam serangan Dark Land terhadap Bright Land?
"Kejam! Bagaimana nasib Ace yang ditawan dan melihat Bright Land diserang tanpa bisa melakukan apa-apa?" responku yang mengundang semua pasang mata menatapku.
"Maaf, silakan lanjutkan rencananya," balasku kikuk.
Ah sial, aku begitu bodoh, parahnya lagi, aku mengajak peri lainnya dalam kebodohanku.
"Tenang Natasha. Ace selalu memiliki cara untuk melindungi diri. Kau tenang saja dan pikirkan nasibmu, tak perlu mengkhawatirkannya," bisik Lauren yang membuatku mengangguk kaku.
Meski apa yang dikatakannya benar, aku tidak bisa menghilangkan seluruh rasa bersalahku terhadap Ace, apalagi aku adalah biang permasalahan ini.
Arthur memilih jalan utama untuk kembali ke Bright Land, tidak melewati hutan menyeramkan seperti apa yang kita lakukan sebelumnya. Di sepanjang perjalanan, aku tidsk bisa berhenti memikirkan keadaan Bright Land. Bagaimana keadaan Regis, Aqua, apalagi kondisi Ace yang sama sekali tidak bisa kubayangkan.
***
Aku tercengang. Keadaan Bright Land sudah porak poranda. Teriakan dan tangisan meminta tolong saling bersahutan. Tim sihir kelas atas membentuk sebuah formasi perlindungan untuk melindungiku, Emerald, dan Pixe.
Aku tidak menyia-nyiakan kesempatanku yang berada dalam posisi lumayan aman ini. Sepasang mataku mulai memindai keadaan sekitar, sedangkan Emerald sedang berpikir, mungkin memikirkan strategi untuk membawa peri Dark Land keluar dari area Bright Land.
"Serang! Jangan sisakan satu pun peri Dark Land di sini. Kalau tak bisa ditangkap, bunuh saja, tak peduli dia manusia atau tidak!"
Perintah Arthur langsung dikerjakan oleh seluruh peri sihir kelas atas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Globe [END]
FantasyTerbangun di sebuah dunia yang indah, siapa yang akan menolaknya? Natasha, gadis berumur lima belas tahun yang tinggal bersama seorang wanita yang mengadopsinya. Bukan disayang, ia justru merasa diperlakukan seperti pelayan pribadinya. Tak heran ji...