chapter 2

3.1K 227 27
                                    

"Bagaimana menurutmu?"

"Indah sekali! Aku sempat berpikir kalau rumah pohon seperti ini sempit dan reyot, tapi ternyata tida. Ini indah sekali."

"Sudah kubilang, kau akan menyukainya. Rumah seperti ini memang terlihat buruk tapi kau tidak akan pernah tahu, apa yang ada di dalamnya, kan?"

Aku mengangguk antusias. Bagaimana tidak, rumah ini sangat memenuhi syarat sebagai rumah sehat tanpa polusi, rumah dengan udara segar, tanpa debu, dan rumah indah meski tatanannya klasik dan terkesan sederhana.

Aku jadi ingin membandingkan rumah ini dengan rumah nenek sihir, maksudku, ibu pengasuhku. Perbedaan yang sangat kontras sekali. Di sana panas, di sini sejuk, di sana berdebu sepanjang hari, di sini tidak, di sana pengap, di sini tidak, ah sempurna sekali!

"Sekarang coba lihat sayapmu. Bukankah kau sendiri ingin melihatnya sedari tadi?"

Aku kembali tersadar dan berjalan ke pojok ruangan, di mana ada sebuah cermin berbingkai bunga tergantung manis.

Aku berseru takjub saat melihat sayapku sendiri. Warna hijau mendominasi seluruh bagiannya dengan warna yang sedikit berpendar saat tertimpa cahaya matahari.

"Aku tidak tahu bagaimana caranya aku harus menghargai semua ini, tapi ini indah sekali," seruku penuh takjub, entah untuk keberapa kalinya.

Aku juga baru sadar bahwa Emerald juga memiliki sayap yang sama warnanya denganku, hanya saja ukiran yang ada pada sayapnya berbeda dengan milikku.

"Berminat untuk mengetahui dunia ini lebih lanjut?"

"Tentu!"

***

"Seperti ini caranya untuk menumbuhkan bunga. Kau hanya perlu fokus dan harus bisa menakar air sesuai kebutuhannya, itu tergantung kau mau menanam apa," jelas Emerald sambil melakukan suatu hal yang terjadi di luar nalar manusia.

Aku hampir memekik karena ia bisa mengendalikan air dan apa katanya tadi? Menumbuhkan bunga? Well, awalnya aku hampir tertawa tapi tidak ... aku hampir terjungkal saat bunga mawar tumbuh tepat di depan mataku!

"Ka- kau penyihir? Kau makhluk apa? Penyihir? Atau kau adalah tokoh fiksi dari dongeng anak-anak?" semburku kaget, tidak mungkin ada manusia yang bisa melakukan hal seperti itu.

"Natasha, dunia ini bukanlah dunia manusia lagi, segala sesuatu yang tidak masuk dalam nalar manusia sering kali terjadi di sini, bahkan dapat dipastikan akan selalu terjadi. Kau pikir, bagaimana caranya kau punya sayap dan bisa terbang seperti itu?"

Aku mengerjap beberapa kali mencoba untuk mencerna perkataannya.

Emerald benar ...
Semua ini tidak masuk akal, tapi setelah melihat bahwa ada puluhan bahkan ratusan manusia yang dapat terbang dan memiliki sayap, mungkin aku harus siap melihat beberapa keajaiban lainnya setelah ini.

"Aku menger- maksudku aku baru bisa mencerna semua hal ini karena ini memang tidak masuk akal," jawabku sebisa mungkin terlihat normal.

"Kau akan terbiasa, percayalah, semua manusia di sini juga melakukan hal yang sama saat pertama kali mereka hidup di sini," jawabnya sambil kembali mengendalikan air, lalu tumbuh beberapa bunga tulip di sekitar tempatku berdiri.

"Mereka? Bagaimana denganmu?"

"Aku tidak bisa merasakan apa yang mereka rasakan, bahkan sampai sekarang. Aku penduduk asli dunia ini. Jadi aku tidak tahu apa-apa tentang dunia manusia," jawabnya santai.

"Kau makhluk asli dari dunia ini?!"

"Yah seperti itulah ... Ngomong-ngomong, apa kau berminat untuk mencoba?"

Snow Globe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang