"Setelah itu, hantu itu lari terbirit-birit karena takut melihat wajahnya sendiri."
Aku tertawa saat Regis mengakhiri cerita seramnya yang menurutku tidak seram sama sekali. Justru, aku malah tertawa karena membayangkan ada hantu yang bisa berlari.
"Apa ada cerita yang lainnya?"
"Waduh, kau ini dari tadi minta diceritakan terus. Sudah berapa cerita yang kuberikan huh? Lima ... tidak, enam cerita sudah kuceritakan padamu dan reaksimu hanya tertawa dan memberi komentar bahwa ceritaku lucu," omelnya sambil mengerucutkan bibir.
Aku kembali tertawa saat melihat ekspresi wajahnya itu. Apa anak ini berusaha terlihat seperti anak kecil? Sayang sekali, wajah anehnya itu tidak akan bisa membuat semua orang menganggapnya sebagai anak kecil lagi.
"Tapi kan, Emerald bilang Regis akan menemaniku hari ini. Jadi aku boleh minta diceritakan lagi, kan?" Aku membela diri dan tetap berusaha untuk menahan tawa melihat reaksinya yang selalu berlebihan itu.
"Sarapannya sudah jadi!"
Emerald berseru dari ruang makan, membuatku dan Regis bergegas menuju ruang makan dengan terburu-buru.Aku dan Regis adalah penggemar masakan buatan Emerald. Biasanya, kami akan berebut makanan dan adu cepat makan, siapa yang terakhir selesai, dia yang akan mencuci seluruh peralatan makan yang dipakai.
Aku memakannya dengan cepat dan memenangkan pertandingan ini. Dengan wajah tertekuk yang terkesan dibuat-buat, Regis menunjukkan rasa kecewanya dan mencuci semua peralatan makan yang kami pakai. Aku dan Emerald tertawa saat melihat tingkahnya yang begitu kekanakan saat ia mendengus dan mengumpat berkali-kali.
Mungkin karena ia sudah mengerjakan hal ini selama tiga hari. Ya, sudah bisa ditebak, aku yang selalu memenangkan pertandingan ini.
Hari ini sudah memasuki hari ketigaku menjalani perawatan dari Ace. Dan aku mungkin akan menceritakan sedikit pengalamanku selama tiga hari ini.
Pada hari pertama, aku dilanda kebosanan yang teramat sangat, karena hanya menghabiskan waktuku dengan duduk diam di rumah sambil menunggu perawatan dari Ace. Ketika Ace datang, suasana tidak semakin membaik dan malah semakin memburuk. Ia memperburuk suasana dengan segala tindakannya yang kelewat santai dan menyebalkan. Hanya bertanya dengan pertanyaan yang sama yaitu, 'bagaimana keadaanmu' lalu memberiku sepaket obat-obatan aneh yang harus kuhirup sampai habis.
Tidak seperti Regis, ia hanya duduk diam dengan sejuta kemisteriusan di wajahnya. Satu kata untuknya, mengesalkan!
"Kau melamunkan apa huh? Sedang ingin mengerjaiku karena kalah lomba makan darimu? Lihat saja, besok aku yang akan menang!"
Aku mendengus saat mendengar omelan Regis yang selalu membuatku teringat akan omelan nenek sihir yang tidak ada habisnya."Terserah apa katamu. Yang jelas, hari ini aku yang memenangkan pertandingannya," balasku acuh.
"Natasha, apa hari ini Ace memberitahumu mau datang jam berapa?" tanya Emerald.
Aku mencoba mengingat-ingat percakapanku dengannya kemarin.
Beberapa detik kemudian, aku menggeleng pelan. "Tidak. Biasanya ia mulai datang saat siang hari. Tapi aku tidak tahu pasnya.""Anak itu memang seperti itu ya. Jadi kesimpulannya, Ia tetap tidak banyak omong dan terkesan misterius, buka begitu?"
Aku mengangguk setuju. Ace itu, benar-benar misterius!
"Natasha, aku dan Regis akan kembali bekerja, apa kau tak apa kami tinggal?""Tidak apa-apa. Mungkin Ace sebentar lagi akan datang," jawabku sambil melambaikan tangan ke arah mereka berdua.
"Oh ya, aku harus memberitahumu sesuatu agar kau tidak bertindak bodoh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Globe [END]
FantasyTerbangun di sebuah dunia yang indah, siapa yang akan menolaknya? Natasha, gadis berumur lima belas tahun yang tinggal bersama seorang wanita yang mengadopsinya. Bukan disayang, ia justru merasa diperlakukan seperti pelayan pribadinya. Tak heran ji...