"Keluarlah, dasar makhluk tak tahu diri!"
Ucapannya itu membuat tubuhku terasa mati rasa.
Siapa yang ia maksud?Apa ia tahu keberadaanku yang menguntit?
Jadi, sebenarnya pedang itu ditujukan padaku?
Aku merasa takut, sungguh! Perubahan suasana di sekitarku turut berubah, menjadi lebih dingin dan mencekam. Sial, apa aku ketahuan?!
Ace berjalan berputar dan memeriksa beberapa pohon, membuatku semakin yakin, kalau ia mencari penguntit yang sedang iseng menguntitnya. Sial untukku, karena sudah mau melakukan hal aneh terhadap peri yang sama anehnya dengan segudang tindakan misteriusnya. Aku terus menahan diri untuk tidak bergerak sedikit pun dan tidak menimbulkan suara agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Aku memang bersikeras untuk tak menampakkan diri di hadapannya yang mulai kehilangan kesabaran itu. Pikiranku mulai kacau balau, sebenarnya, yang ia cari itu siapa?
Dalam sekali helaan napas, aku memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyianku dengan sebuah harapan Ace akan memaafkanku karena tahu bahwa yang menguntitnya adalah aku. Meski kepercayaan diriku ini terlampau tinggi, aku tidak bisa menahan resiko untuk tetap diam dan menyaksikannya marah-marah sendiri seperti orang gila hanya karena menunggu orang tak jelas, yang mungkin adalah aku sendiri.
Hampir saja aku membuka mulut dan terbang mendekat, sebuah ledakan terjadi membuatku terlempar beberapa meter menjauhinya.
"Kau sudah menunggu rupanya," ujar sosok misterius itu yang kuyakini sebagai penyebab ledakan itu.
Ada rasa lega sekaligus takut karena bukan aku yang dicari oleh Ace, melainkan pemuda berseragam hitam dengan rambut pirang itu. Setelah kuperhatikan lebih saksama, aku sadar, pemuda itu berasal dari Dark Land.
"Penyerangan?!" pekikku tanpa bisa menahan diri untuk tidak bersuara.
Bersyukur, karena mereka berdua larut dalam obrolan penuh basa-basi sebelum saling menyerang hingga tidak menyadari bahwa baru saja ada pekikan cempreng yang lebih terdengar seperti pekikan kuda dari pada seorang gadis.
Aku memerhatikan keduanya sambil terus menganalisis keadaan. Seharusnya, tim patroli datang dan mereka yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan tindakan penyerangan ini.Tapi kenapa malah Ace yang berangkat untuk memeranginya?
Dan lagi, kenapa Ace yang menemuinya?
Apa perlawanannya kali ini, memang disengaja?
"Kau tak perlu seperti itu padaku Ace. Dari dulu, kita memang selalu berbeda pendapat. Aku lemah dan kau kuat. Perbedaan antar saudara, hingga salah satunya berhasil menarik perhatian seseorang yang sama-sama kita sayangi. Bisa kau bayangkan bagaimana menjadi yang tidak menarik? Sungguh menyakitkan. Kau pasti paham akan hal itu, kan?" ujar si rambut pirang.
"Lalu maksudmu mengundangku ke sini untuk apa?" balas Ace acuh, seakan-akan ia tak mau mengerti alasan kedatangan lawannya.
"Aku ingin kau berada di pihakku, karena pihak kami mengetahui segalanya dan kami memiliki keunggulan serta persenjataan yang lengkap untuk membinasakan Bright Land. Dari pada aku membunuh saudaraku sendiri, akan lebih baik jika aku mangajakmu bergabung dan menyatukan kekuatan bukan?"
Aku terkesiap kaget. Mereka bersaudara tetapi berbeda pihak. Seingatku, Ace adalah manusia dan tak ada sangkut pautnya dengan dunia ini. Kenapa bisa ia dan saudaranya terdampar di dunia ini dan berbeda pihak? Hal ini sungguh berada di luar jangkauan perkiraanku.
"Kalau itu, aku tetap akan berada di sini. Lagi pula tidak ada yang tahu bahwa kita bisa mati di dunia ini," balas Ace yang menurutku kelewat santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Globe [END]
FantastikTerbangun di sebuah dunia yang indah, siapa yang akan menolaknya? Natasha, gadis berumur lima belas tahun yang tinggal bersama seorang wanita yang mengadopsinya. Bukan disayang, ia justru merasa diperlakukan seperti pelayan pribadinya. Tak heran ji...