Happy Reading.
'Bedebuk'
Aku mendengar suara aneh dari luar sebelum aku membalikkan badan. Aku lalu menyusul ke luar. Namun apa yang kulihat tetap tak bisa kuanggap nyata.
"ke.. Kenapa kau.. Kau bisa ada disini?" tanyaku canggung.
Adhi terjatuh karena bertabrakan dengan...... Vendi!!!!
Orang itu masih dalam posisi jatuh dengan Adhi."apa yang kau lakukan disini? " Tanya Vendi yang baru saja bangkit pada Adhi yang juga menyusul dia berdiri. tidak menghiraukan pertanyaan konyolku.
"bukan urusanmu. Memangnya ini rumahmu? " Jawab Adhi sambil mengibas ngibaskan celananya. "Kau sendiri apa yang kau lakukan disini? " sambungnya kemudian.
"bukan urusanmu. memangnya ini rumahmu? "
"Aku juga tidak peduli." Adhi kini sudah siap menaiki sepedanya dan pergi begitu saja. Sekarang tinggallah aku sama manusia arogant ini. Dia menatapku dengan tatapan curiga begitu Adhi pergi.
Ah.. Aku tidak tau apa yang terjadi padaku tapi aku salting. Setiap melihat matanya selalu membuatku ingat kejadian di UKS tadi. Jantungku bahkan degdeg-an lagi. Aduh! Bagaimana ini? Aku bahkan kesulitan untuk bicara. Cara satu satunya aku terpaksa menghindari matanya. Tanpa melihatnya aku bertanya lagi. "untuk... Apa kesini?
"kau bicara dengan batu? Kau hanya melihat kebawah dari tadi"
"kau pikir batu bisa bicara?!! " pekikku padanya yang membuat sebelah sudut bibirnya terangkat. Tapi aku langsung menurunkan kembali tatapanku. memalukan sekali.
"apa jangan - Jangan kau menghindari kontak mata denganku? " tanyanya setengah tertawa membuat ku menggigit bibir bawahku karena malu.
"untuk apa juga aku begitu? "
"kau masih kepikiran yang kukatakan di UKS tadi?" tanyanya sambil memiringkan kepala agar bisa melihat mukaku yang masih memandang ke tanah.
"tolong jangan bahas itu lagi!!! " Semoga dia tidak bisa melihat wajah memalukan yang terpampang saat ini.
Vendi kembali menegapkan badannya dan melanjutkan kalimatnya. "kalau aku benar, tidak usah sampai malu menatapku. Atau bahkan menghindariku besok di sekolah. Aku juga belum yakin akan perasaanku. Jadi aku akan memastikannya dulu. Nanti kalau aku sudah yakin,.. Aku akan meminta jawabanmu. Simple kan?" Vendi mengedipkan sebelah matanya di kata terakhir.
Simple apanya? Itu rumit sekali.
"ehm.. Ehm.. Jadi untuk apa kau kesini?" aku mulai mencoba menatap matanya. Toh.. Aku sudah ketahuan.
"nah.. Begitu kan lebih cantik"
Aku ingin bunuh diri sekarang juga.
Otakku berhenti bekerja. Mendengar kalimat seperti itu dari seorang iblis.. Imposible.
"Apa kau baru bertama kali dibilang cantik? Sampai.. Sampai ngeblank begitu."
Nenek yang baru keluar, melihat Vendi di depan rumah. "Ven... Di? "
"selamat malam nek, saya datang un-"

KAMU SEDANG MEMBACA
"Sun Amid The Rain"
Genç KurguJesic Kirana adalah remaja yang akrab disapa Nana oleh teman sekolahnya. Tipikal orang yang tidak percaya diri dan selalu menundukkan kepalanya, seolah semua adalah salahnya. Wanita itu dipertemukan oleh takdir dengan Vendi, pemilik sekolah kesenian...