He WANTS Me | Part 1 - That Promise

12.2K 366 0
                                    

Aran terperanjat melihat arloji yang terletak disamping tempat tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aran terperanjat melihat arloji yang terletak disamping tempat tidurnya. Pukul 06.00! Astaga, ini semua karena Aran memimpikan pangeran tampan yang mencoba menyetubuhinya semalam. Ia ingat jelas, saat saat pria itu meraba tubuhnya...

Dan semua mimpi itu musnah dihancurkan oleh jam weker Aran yang sudah Aran setel. Tapi Aran benar benar pulas, ia tak terbangun hingga jam wekernya mati dengan sendirinya.

"Fuck!" Geram Aran.

Gadis tujuh belas tahun itu buru buru bangkit dan masuk ke kamar mandi. Hmmm... ia sedikit lambat sekarang. Otaknya masih penuh dengan kemesuman pangeran tampan dimimpinya itu. Pria itu begitu panas, meremas tubuhnya dan, oh...

"Shit! Bisa telat gue kalo gini!" Aran segera membasuh tubuhnya dengan air dingin, meredam gairahnya bersama aliran shower yang mengucur membasahi tubuh seksi bak model milik Aran.

●●●●

Aran sudah siap dengan kemeja putih dan rok abu abu super pendek miliknya. Aran sama sekali tak takut akan dimarahi oleh guru guru di sekolahnya! Hah! Memang mereka bisa apa? Aran goda saja, guru guru pria itu rela memberikan tubuhnya bagi Aran.

Aran bukan seorang bad girl, melainkan play girl. Itu semua ia lakukan untuk mengisi kekosongan hatinya setelah ditinggal sahabatnya, Nathan. Aran mencoba melupakan Nathan, namun rasanya begitu sulit melupakan janjinya pada pria tampan itu.

"Berjanjilah, aku akan menjadi cinta pertama dan terakhirmu."

"I'm promise."

●●●●

"Ran, lo gila? Make rok sependek ini? Mau kena sama Pak Udin lo?"

"Pak Udin?" Aran menaikkan sebelah alisnya, sombong. "Who's him?"

"Hari ini pemilik sekolah bakal dateng. Lo seharusnya tau itu, darling. Pinjam rok dari koperasi. C'mon, gue nggak mau lo kena masalah." Kata Geo dengan cepat.

"Siapa tau pemilik sekolahnya bakal tergoda sama gue? I'm lucky." Balas Aran dengan nakal.

"Fuck off." Geo menyerah. Aran tertawa dan mencolek dagu sahabatnya itu.

"Anything for you, Geo."

"Shit! Jangan bikin gue baper!"

●●●●

"Mana sih pemilik sekolahnya?" Aran mendengus. "Gue udah rela ganti rok gini. Dateng gak sih?"

"Kenapa sih lo Ran? Mau lo goda?" Geo mendecak malas.

"Goda? Mmmh... i think, om-om boleh juga?" Aran menggigit bibir bawahnya.

"Ran! Itu! Gila! Cakep banget!"

Aran menolehkan kepalanya malas. Tiba tiba matanya terpaku. Hanya pada wajah itu.

"This man really my type."

●●●●

"Gue tau pak Devian ganteng Ran. Tapi apa mungkin lo goda pemilik sekolah? NGGAK MUNGKIN, OKAY? SO, TEPIS PIKIRAN LO JAUH JAUH!" Bentak Cika emosi melihat kelakuan Aran.

"I dunno."

"Disini nggak ada siapa-siapa. Nggak ada yang mengawasi gue."

"Ada, Ran." Geo menggenggam tangan Aran. "Janji lo pada Nathan. Itu yang mengawasi lo. Now."

●●●●

J A D E E X N
©2018

He WANTS MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang