He WANTS Me | Part 13 - He's Back

4.8K 168 2
                                    

Aran menyipitkan matanya yang tertutupi kacamata. Yah---setiap menyetir, Aran take pernah melupakan kacamata hitam bulat tipis yang bertengger di hidung mancungnya itu.  Aran memang sudah bisa menyetir.

Ah----itu ayahnya! Justin ada di dekat gerbang penjemputan di bandara.  Aran dengan cepat menghentikan mobilnya, mematikan mesinnya dan turun dari mobilnya.

"Dad!"  Teriaknya dan memeluk ayahnya itu.  Justin menoleh dan balas memeluk anak gadis satu-satunya itu.

"Oh----Aran!  I miss you 'till I can't sleep, honey, my baby girl." Kata Justin sambil mengangkat pinggul Aran, masuk ke pelukannya yang hangat.

"Oh, I miss you too, dad." Jawab Aran manja.  Beberapa orang menatap mereka iri, karena Aran dan Justin terlihat benar-benar sepasang ayah-anak yang sang at akrab.

"Datang kesini sendirian, honey?  Where's Dev?"  Tanya Justin sambil mengecup pelipis anaknya dan menarik kopernya, ikut berjalan ke mobil.

"Dia tidak ikut, daddy.  Aran tidak mengajaknya.  Aran kira Sir Devian sudah tahu kepulangan daddy.  Jadi mungkin Sir Devian bersiap-siap?" Kata Aran pelan.

Justin menggeleng lembut sambil tersenyum.  "He doesn't know, baby.  Kenap tidak memberitahunya?  Sedang bertengkar?  Ah... mesra sekali." Ucapan Devian langsung mengesalkan hati Aran.

"Oh, of course not, dad!  Kami tidak bertengkar.  Hanya saja hubungan kami kan memang tidak baik." Kata  Aran kesal. Justin tertawa dan mengusap rambut anaknya itu.

"Oh, okay.  Jadi sekarang, dad yang menyetir, okay? Kau kan masih kecil, honey.  Seharusnya kau meminta supir mengantarmu tadi." Kata Justin. Aran tertawa dan menggeleng.

"I wanna do somethin' special for my special person in my life." Kata Aran sambil tertawa, membuat Justin ikut tersenyum manis.

"Oh, yash... You make me fly.  Hahaha." Kata Justin.  Pria dewasa itu masuk ke kursi supir, diikuti anaknya yang duduk di jok sampingnya.

"Hati-hati ya Dad." Kata Aran.

"Aku jauh lebih berhati-hati daripada kamu, anakku." Kata Justin dengan nada mengejek yang langsung membangkitkan rasa kesal Aran.

Tapi, sekesal apapun Aran pada ayahnya, Aran tetap menyayanginya.

••••

Mereka sampai di kediaman Gred.  Keduanya masuk ke dalam.  Aran terlihat sangat manja dan memeluk pinggang Justin.

"Aran!  Where've you go?!" Muncul Devian yang membentaknya dari dalam.  Pria itu menatap Justin datar.

"Hello, Dev.  Aran baru saja menjemputku dari bandara.  Justru aku bingung, kenapa ia tidak bersamamu." Kata Justin jujur.

"I don't care." Desis Devian kesal.  Pria itu masuk lagi ke dalam.

"Honey... ada dad." Kata Justin lembut. Aran mengangguk pelan dan menyembunyikan kepalanya di dekapan hangar sang ayah.

"Sir Devian selalu seperti itu, dad..." Kata Aran pelan.  Namun Justin tak dapat mendengarnya. Membuat Aran asyik berkubang dengan pikirannya sendiri.

Setidaknya sekarang ayahnya sudah kembali.  Jadi semua ini sudah berakhir.

Tapi, entah kenapa, muncul satu perasaan tidak rela yang mengalir diantara perasaan bahagianya. Perasaan tidak rela yang begitu kuat, mempengaruhi rasa bahagianya.

••••

J A D E E X N
COPYRIGHT 2018

He WANTS MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang