He WANTS Me | Part 3 - Passionate

6.1K 236 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana menurut kamu? Cocok tidak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana menurut kamu? Cocok tidak?

●●●●

Aran benar benar gugup berada di mobil mewah itu berdua saja dengan Devian. Jantungnya berdegup kencang. Hatinya ingin menggoda Devian dengan perilaku nakalnya, namun otaknya tetap menahannya.

"Da-dari mana bapak tahu alamat rumah saya?"

Devian terdiam sebentar tanpa mengalihkan pandangannya kepada Aran. "Saya punya segala akses untuk mengetahuinya." Sahut Devian dingin. Aran mengernyit kesal.

"Huh, sok jaim. Digoda dikit, langsung kesengsem." Gumam Aran kesal. Devian membelalak mendengarnya.

"Apa kamu bilang? Kesengsem? Saya tidak akan tertarik pada jalang kecil semacam kamu. Sembarangan saja bicara." Geram Devian.

"Iya deh iya. Ngikutin aja kata-katanya prince charming. Pret,"

Devian membelalak dan mencengkram erat setirnya. 'Sabar, Dev, sabar.' Devian mencoba menyabarkan dirinya sendiri.

●●●●

"Sudah sampai. Sana turun." Usir Devian. Aran melotot kesal.

"Dih! Nggak ngucapin bye dulu kek, langsung ngusir! Nggak sopan banget! Buat apa coba, nganter gue ke rumah kalo gak rela kayak gini? Huh!" Bentak Aran kesal.

"Diam kamu. Saya pun mengantar kamu bukan keinginan saya sendiri."

Tanpa pamit, Devian langsung melajukan mobilnya membuat Aran menghentak-hentakkan kakinya kesal dan masuk ke rumah.

●●●●

"Aran pulang," kata Aran lemas. Ia membuka pintu, mendapati sang ayah duduk di situ.

"Udah pulang, Sayang? Tadi di antar oleh Devian, kan?" Ayahnya tersenyum dan menyambut Aran, membuat gadis itu mengernyit heran.

"Papa tau dari mana?"

"Lah, kan papa yang nyuruh Devian jemput kamu. Devian itu teman kantor papa sekaligus pemilik sekolah tempat kamu sekolah," jelas ayahnya.

"Hmmm... itu juga Aran udah tau." Gumam Aran malas. "Aran naik ya pa. Mau bersih-bersih."

Ayahnya tersenyum dan mengecup kepala anak gadisnya. "Iya."

●●●●

Aran melempar tasnya sembarangan ke tempat tidur dan masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Ia mulai melepas semua bajunya, hingga tampaklah tubuh indah Aran yang seksi dan terawat.

"Uhh... panas..." Aran mendesah ketika air shower mengalir membasahi tubuhnya, mulai dari bagian atas.

"Aahh..." Aran mendesah lagi. Tiba-tiba gairahnya naik ke permukaan begitu saja. Tanpa Aran sadari, dia mulai memuaskan dirinya sendiri dengan membayangkan om-om tampan itu. Siapa lagi kalau bukan,
Pak Devian.

●●●●

Aran keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk yang meliliti bagian privatnya saja. Gadis itu membuka buka lemari, namun terhenti karena getaran di ponselnya.

Pesan dari ayah.

Dad♥ : Sayang, cepatlah turun. Devian menunggu dibawah.

Aran mengernyit.

BRAAK!!!

"AAAH!"

Aran berteriak keras ketika seseorang membuka pintu kamarnya dengan kencang. Astaga, Aran lupa mengunci pintunya. Tapi bukan itu yang penting---melainkan, handuk yang melilit di tubuh Aran terlepas jatuh, memampangkan tubuh mulus dan seksinya.

Dan yang lebih gawat, yang membuka pintunya adalah Pak Devian.

●●●●

J A D E E X N
©2018

He WANTS MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang