Haiii! Jangan lupa klik bintang kecilnya, yaaa! 🌟🌟🌟
Happy reading! 🌹
_______________________"Kok lo pake demam segala, sih?! Ngerepotin aja," Geo mengeluh dan memeras kain lembut di tangannya, dan meletakkannya di dahi Aran.
"Berisik amat sih, lo, Ge. Kalo gak mau ngurusin Aran, ya, gak usah! Nyebelin banget." Cika mendecih kesal karena perbuatan menyebalkan sahabatnya itu.
"Lo kenapa bisa demam gini?" Geo tidak mengacuhkan ucapan Cika dan malah bertanya kepada Aran.
"Kehujanan. Lebay banget sih, lo, Ge, udah kayak emak gue aja. Gue aja yang sakit biasa aja." Desis Aran kesal karena tingkah Geo yang sangat cerewet.
"Kehujanan?! Kok bisa gitu?! Lo syuting dimana, kok bisa kehujanan? Atau jangan-jangan, si Anwar lagi, yang bikin lo jadi begini!" Geo jadi semakin cerewet.
Aran jadi semakin kesal. "SYUTING APAAN, SIH?! GAK JELAS BANGET SIH LU, GE!" Bentak Aran yang sudah kehabisan kesabaran.
"Ya kan biasanya kalo di film-film gitu suka ada hujan buatan," Geo terkikik sendiri. "Lo kenapa, Ran? Kok bisa kehujanan? Siapa yang bikin lo jadi kayak gini, hmmm?"
Tiba-tiba, Aran menangis di pelukan Geo, hingga pria itu dan Cika tercengang dibuatnya. "Sir Devian, Ge.... dia jahat! Dia nurunin gue kemarin di perempatan waktu lagi hujan. Dan gue akhirnya jalan kaki pulang ke rumah!" Aran menangis di bahu Geo. Pria itu terdiam sebentar, dan kemudian mengusap rambut Aran lembut.
"Ouuuhhh, sayang. Kok bisa gitu, sih?" Geo mengecup kepala Aran dengan penuh sayang.
"Gue minta dia turunin gue, dan dia bener-bener turunin gue, Geee... Sir Devian jahat. Hiks," Aran menangis di bahu Geo. Sedangkan pria itu hanya mengusap-usap punggung Aran lembut. Geo tahu, Aran sedang dalam masa pre-menstruasinya, jadi moodnya dalam keadaan buruk.
"Kalian keluar. Biar saya yang mengurus Aran."
Suara itu mengagetkan ketiganya, sehingga Aran sontak melepaskan cengkeramannya pada leher Geo. Gadis itu menatap Devian dengan pandangan kesal yang sangat kentara di matanya.
Geo dan Cika tergagap, tapi segera keluar. Tak berani bertahan lebih lama di kamar Aran.
Setelah keduanya pergi, suasana yang riang dan alay tadi tergantikan oleh suasana yang sangat mencekam dan canggung. Devian tak berkata apa-apa sama sekali kepada Aran, and so does her.
"Kau sudah makan?" Devian membuka percakapan di antara mereka. Aran tergugu dan menggeleng.
Pria itu menghela napas. "Merepotkan saja. Tunggu disini. Aku akan mengambilkan makanan untukmu."
Devian keluar dari kamar, namun tak beberapa lama kemudian, pria itu kembali masuk membawa semangkuk bubur dan segelas teh hangat.
"Makan."
Aran menggeleng, menolak. "Aku tidak lapar,"
Devian menggeram. "Kenapa kau selalu menyusahkan, huh?!" Pria itu akhirnya mengangkat sendok yang berisi bubur itu dan mendorong-dorong bibir Aran. "Buka mulutmu! Makan!"
Aran menggeleng. "Aku tidak lapar!"
Devian benar-benar sudah kehilangan kesabaran. Ia akhirnya menyuapkan bubur itu ke dalam mulutnya. Wajah Aran memerah, dia mengira Devian akan menyuapkannya melalui mulut.
Ternyata tidak.
Devian justru menikmati bubur itu sendiri. Membuat bibir Aran mengerucut kesal.
"Kenapa kau cemberut? Apa kau berharap aku akan menyuapimu melalui mulutku, dan kemudian mencium bibirmu dengan buas?" Wajah Aran semakin memerah malu mendengar ucapan Devian.
"As you wish, Arania Gred. The little bitch."
Dan di detik yang sama setelah Devian mengucapkan kata-kata itu, bibir mereka sudah berpautan, membuat Aran terkejut setengah mati. Terutama di saat Devian melumat bibir bawahnya dengan lembut, dan mengoper buburnya ke mulutnya.
Aran tidak ingin terbawa perasaan----tapi dia merasakan sendiri ciuman lembut Devian. Seakan mengatakan bahwa pria itu tak akan pernah meninggalkan Aran. Sebuah ciuman hangat yang sangat----
Romantis. And unexpectedly.
__________________
Haii! I hope you like it!
Aduh kok Renn malu sendiri nulisnya 😳 muehehe.
Apa komentar kalian tentang part ini? Kasih emoticon yang mewakili perasaan kalian, dong! 🌹🌹🌹
Thank youuu!
Loading next part...
With a big hug and kiss,
Aurora BlackGo follow instagram:
Irenehut
Renn.family

KAMU SEDANG MEMBACA
He WANTS Me
RomantizmTHIS STORY IS 100% MY WILD BRAIN RESULT. DON'T COPY! Copyright ©2018 ■■■ Cerita tentang persahabatan, cinta, dan keluarga yang bisa mengajarimu berbagai hal. Salah satunya, caramu menjaga diri. ■■■ Aran, lebih tepatnya Arania Gred. Seorang perawan...