TIBA-TIBA sepasang tangan kokoh merangkul pinggangnya erat, membuat Aran terkejut setengah mati.
"FUCK! WHAT ARE YOU DOIN' HERE?" Devian meraih pinggang Aran erat, menempelkannya rapat-rapat ke tubuh pria dewasa itu.
"A-aku..."
Devian menyeret Aran tanpa memperhatikan Nathan lagi. Ia tidak peduli, intinya, ia tidak suka Aran berdua dengan pria lain selain dirinya.
Tanpa banyak bicara, pria itu langsung mendorong Aran masuk ke mobil, sementara pergelangan tangannya memerah karena dicengkeram terlalu erat oleh pria itu.
Devian mengendarai mobil gila-gilaan, membuat Aran menjatuhkan setetes bulir bening karena ketakutan akan sikap Devian yang begitu tak terkendali.
"You know, I'm so selfish. but you're making me even more selfish." Devian berucap kasar. "Bagaimana kau bisa berbicara dengannya?"
"I found him. He's my little Nathan. I miss him, as he felt." Ucap Aran bergetar ketakutan. Sungguh, Aran benar-benar ketakutan saat ini.
"I don't like what I have touched by others, I'm selfish, and I don't think about people's feelings."
Aran mengangguk takut. "But, he's my-"
"I don't fuckin' care with that! You must know that you're mine from now!"
Aran hanya bisa diam. Terpana akan ucapan kasar, namun seakan melegakan jiwanya. What happened?
●●●●
Yap, hari ini adalah hari kepulangan Justin Gred. Aran benar-benar merindukan ayahnya itu. Ayahnya yang begitu menyayanginya.
Sejujurnya, Aran betah-tak betah tinggal dengan Devian berdua saja.
She's afraid!
KAMU SEDANG MEMBACA
He WANTS Me
RomanceTHIS STORY IS 100% MY WILD BRAIN RESULT. DON'T COPY! Copyright ©2018 ■■■ Cerita tentang persahabatan, cinta, dan keluarga yang bisa mengajarimu berbagai hal. Salah satunya, caramu menjaga diri. ■■■ Aran, lebih tepatnya Arania Gred. Seorang perawan...