Aran kini duduk berhadapan dengan Devian. Pria itu masih diam setelah mengucapkan bahwa ia akan berhenti menyentuh Aran.
"Tapi aku menginginkan satu hal." Devian, pria itu menghela napas. "Tunangan. Aku butuh kau sebagai tunangan palsuku. Nanti ada undangan pesta ulang tahun perusahaan rekan kerjaku Aku mau kau mendampingiku untuk itu."
Napas Aran tercekat. "Apa?"
"Aku tidak akan macam-macam. Hanya itu."
Devian beranjak. "Aku tidak butuh persetujuanmu." Pria itu meninggalkan Aran yang masih sulit mencerna ini semua. Devian membutuhkannya sebagai tunangan palsunya.
Ini pasti sangat menyakitkan.
●●●●
Aran siap dengan gaun putihnya, ia terlihat cantik dengan itu. Gadis itu turun menemui Devian yang menunggunya dibawah.
Devian hanya diam sebentar melihat Aran. "Cepatlah." Pria itu berujar dingin, menyakitkan hati Aran.
"Iya."
Tak satupun bergeming didalam mobil. Aran hanya diam, menghela napas tercekat merasakan udara sesak disekitarnya.
"Aku tak ingin kau bersikap bodoh di depan teman -temanku. Bersikap biasalah, selayaknya seorang wanita yang mencintai tunangannya." Devian berucap kaku.
Hal itu benar-benar menyakiti hati Aran. Devian melingkarkan lengan kanannya di pinggang ramping milik Aran, membuat jantung gadis itu berdebar dengan kencang, karena gugup merasakan hangatnya lengan pria yang memeluknya itu.
Sepasang 'calon suami-istri' itu berjalan melangkahkan kaki memasuki gedung, Devian langsung disambut teman prianya.
"Hey, dude, siapa yang kau bawa ini?" Pria tampan itu melirik Aran. "Koleksi barumu? Oh, hi girl. I'm Mike. Ouh... berhati-hatilah. Siapa tahu pria ini hanya mempermainkanmu, kan, auch!" Mike meringis tiba-tiba.
"Shut up your fucking mouth." Devian berucap kasar.
"Bastard, she's my fiance. Aran. And, Aran, he's Mike."
"Nathan pernah memberitahuku," Mike menaikkan alisnya. "Aku rasa namanya tidak asing, yah..."
"Where's him?" potong Devian. Mike menunjuk ke arah luar. Devian melangkah angkuh meninggalkan Mike.
"KALAU KAU SUDAH TIDAK INGIN---BERIKAN PADAKU, DEV! SHE'S SWEET!" Teriak Mike.
Devian terus melangkah, diikuti Aran yang masih terheran-heran. Hah, siapa tadi? Nathan? Teman Devian atau Nathan kecilnya?
"You okay?" Dev bertanya kaku, dan Aran tersentak.
"We'll meet this one." Ucap pria itu.
"Nath...!"Devian berseru terpotong. Pria berjas hitam di depan mereka yang memunggungi mereka berbalik menghadap mereka, membuat napas Aran semakin tercekat menatap pria itu. Pria bermata coklat itu, mata yang selalu bisa meneduhkan perasaannya. Pria berambut coklat tebal halus itu, yang dulu sering ia usap.
"Na-Nathan Alexandro?"
KAMU SEDANG MEMBACA
He WANTS Me
RomanceTHIS STORY IS 100% MY WILD BRAIN RESULT. DON'T COPY! Copyright ©2018 ■■■ Cerita tentang persahabatan, cinta, dan keluarga yang bisa mengajarimu berbagai hal. Salah satunya, caramu menjaga diri. ■■■ Aran, lebih tepatnya Arania Gred. Seorang perawan...