Kehidupan manusia merupakan rahasia Ilahi. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Manusia hanya bisa bisa bersabar dan tabah ketika diuji. Walau tak mudah menghadapi kesulitan, setidaknya kita tidak akan merasa kesepian ketika kita memiliki seseorang ada di samping kita.
Berita tak terduga itu muncul tiba-tiba. Saat semuanya tampak baik-baik saja bagi Jungkook, kesedihan datang untuk menyapanya. Sang ayah, Jeon Wonwoo, tewas dalam sebuah kecelakan beruntun saat akan menuju bandara. Rencananya sang menteri akan mengikuti kunjungan kenegaraan di Jepang. Sayangnya itu semua hanya rencana. Tuhan lebih menginginkan ayah Jungkook untuk berpulang.
Kabar itu membuat publik Korea terkejut. Suasana berkabung pun langsung menyelimuti negeri itu. Sang menteri yang ramah dan rendah hati sudah tiada dengan jalan yang tidak terduga.
Tempat di mana jenazah Wonwoo disemayamkan pun mulai ramai dikunjungi oleh banyak orang. Mulai dari sesama pejabat, sesama rekan dokter, sampai kerabat berdatangan silih berganti. Para wartawan juga hadir untuk meliput para pelayat.
Sedangkan Juungkook duduk sambil memeluk ibunya yang terus menangis. Penampilan sang ibu jauh dari kata elegan seperti yang biasanya ia tampilkan setiap harinya. Jungkook juga tak jauh berbeda dari ibunya. Raut wajah ceria itu sama sekali tak tampak. Kedua insan manusia itu sedang dilanda kesedihan yang mendalam. Bahkan keduanya tidak sanggup untuk sekedar menyapa pelayat yang datang hingga kerabat sang ayah yang menggantikannya. Kehilangan sosok yang dikasihi memang bukanlah hal yang mudah.
Setelah rombongan pejabat datang, giliran teman satu sekolah Jungkook yang datang. Ada Yugyeom, Eunha, Tzuyu dan yang lainnya. Chanwoo dan Sujeong juga datang sebagai perwakilan dari kelas 2F. Semuanya menyampaikan bela sungkawa pada Jungkook dan memberikan penghormatan terakhir pada almarhum.
“Temanmu yang bernama Yein itu tidak datang?” tanya Eunha sinis saat ia sudah ada di luar tempat persemayaman.
“Mungkin dia akan datang nanti,” jawab Sujeong.
“Nanti? Kalau dia benar-benar mencintai Jungkook, seharusnya dia ada di sini untuk menghiburnya. Apalagi Jungkook sedang terpuruk saat ini,” komentar Eunha lagi.
“Siapa tahu Yein sedang ada dalam perjalanan ke sini atau dia sudah datang tadi lalu pulang,” keukeuh Sujeong.
“Aku tak yakin Yein punya nyali untuk ke sini. Dia pasti tidak punya pakaian hitam yang pas untuk dia pakai ke sini, atau mungkin dia terlalu malu untuk bertemu dengan keluarga Jungkook yang berasal dari kalangan atas,” cibir Eunha.
“Yakk!” Sujeong nyaris menjambak rambut Eunha kalau saja tidak ditahan oleh Chanwoo.
“Sudahlah, ini rumah duka, tak seharusnya kita bertengkar di sini,” ujar Chanwoo sambil menyeret Sujeong pergi. Sedangkan Eunha hanya melemparkan tatapan sinisnya.
Lalu, benarkah Yein tidak datang? Di mana keberadaan gadis itu di saat Jungkook sedang membutuhkannya? Jawabannya dia ada tak jauh dari tempat itu. Yein berdiri di pinggir jalan sambil terus mengawasi tempat itu dari luar. Dia juga mengenakan jas hitam milik ibunya yang sudah lusuh. Tatapannya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam. Ya, dia begitu khawatir dengan keadaan Jungkook sekarang. Apalagi dia tahu kalau kekasihnya itu sangat dekat dengan sang ayah. Namun, rasa minder lebih menguasai dirinya. Dia terlalu malu untuk masuk ke tempat itu dengan pakaian lusuhnya. Dia merasa bukan apa-apa jika dibandingkan dengan para pelayat yang sebagian besar merupakan orang-orang hebat.
“Miane, Jungkook-ah, kuharap kau baik-baik saja,” gumam Yein pelan.
Malam pun tiba. Pelayat yang datang sudah mulai berkurang. Tempat itu pun mulai sepi. Ibu Jungkook juga sudah diantar pulang oleh kerabatnya. Melihat hal itu, Yein yang masih setia di tempatnya memberanikan diri berjalan masuk. Dia menarik nafas dalam untuk meyakinkan dirinya, berharap agar tidak bertemu dengan kerabat Jungkook yang lain. Dia tidak tahu harus menjawab apa kalau dia ditanya oleh kerabat Jungkook. Tak mungkin dia bilang kalau dia itu kekasih Jungkook dengan penampilan lusuh ini, bisa-bisa Yein dianggap berbohong. Mau menjawab teman juga tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Girl [END]
FanfictionJungkook adalah definisi pria sempurna bagi banyak wanita. Tampan, tinggi, cerdas dan berasal dari keluarga terpandang. Dia begitu berbanding terbalik dengan sosok Yein. Gadis itu jauh dari kata idaman para pria, bodoh dan berasal dari kalangan bias...