Ujian kelulusan pun dimulai. Ujian dilaksanakan selama seminggu penuh, membuat semua siswa memeras otak lebih keras, terutama bagi siswa dengan otak pas-pasan seperti Yein dan teman-temannya. Mereka merupakan murid paling frustasi dibandingkan kelas lain yang sudah belajar jauh-jauh hari. Alhasil, menjelang ujian, kelas F sibuk berdiskusi, bagaimana cara yang paling aman bagi mereka untuk saling bahu-membahu membagikan jawaban soal ujian.
“Yein, minta Jungkook untuk mengirim jawaban ujian miliknya padamu,” saran Seungkwan, lima belas menit sedelum ujian dimulai.
“Itu mustahil Seungkwan! Ponsel kita disita selama ujian!” ujar Chanwoo.
“Lagipula Jungkook tidak akan mau memberikan jawabannya padaku,” tambah Yein.
“Kenapa tidak mau, dia kan cinta mati padamu?” tanya Seungkwan tidak mengerti.
“Murid jenius seperti Jungkook mana mau membagikan jawaban pada kita saat ujian! Itu melanggar peraturan!” ketus Sujeong.
“Lalu bagaimana nasib kita?” Seungkwan semakin frustasi.
“Jawab saja sebisanya, soal ujian tidak akan jauh berbeda dari soal latihan, kalau tidak tahu jawabannya, pilih saja huruf B, tidak perlu saling berbagi jawaban. Kalau ketahuan habislah kita, apalagi sekolah memberi kebijakan ada empat guru yang akan mengawasi ujian di setiap ruang, kita tak akan bisa berkutik,” Yein memberi saran.
“Bagaimana kalau aku tak bisa menjawab semua soalnya?” Seungkwan masih khawatir.
“Lingkari saja semua huruf B yang ada di lembar jawab milikmu!” jawab Chanwoo asal yang membuat Seungkwan mendelik.
Benar saja, kelas F lah yang paling membuat pengawas geram selama ujian berlangsung. Ada saja beberapa anak yang ketahuan menyontek, berbagi jawaban atau mengisi semua soal dengan huruf B seperti Seungkwan. Yein lah yang paling tenang selama ujian berlangsung. Walau tak yakin semua jawabannya benar, setidaknya dia yakin bisa mengerjakan separuh soalnya. Yein bahkan yakin bisa mendapat rata-rata nilai tujuh untuk ijazah kelulusannya. Semua karena ketelatenan Jungkook mengajaknya belajar selama jam istirahat. Yein berjanji akan mentraktir kekasihnya makan ramen setelah ujian berakhir.
Sedangkan di kelas A, semua murid tampak tenang menjalankan ujian. Tak ada yang menyontek, dan tak ada yang sibuk berbagi jawaban. Semua penghuni kelas menjaga nama baik mereka sebagai murid dengan peringkat paling atas di sekolah. Begitu pula dengan Jungkook, tak ada kesulitan yang berarti baginya. Semua soal itu ia kerjakan dengan mudah. Jungkook berhasil menyelesaikan ujiannya dengan sempurna.
“Yein!” panggil Jungkook saat gadisnya itu keluar dari ruang ujian. Ini adalah hari terakhir ujian, semua murid kelas tiga bebas setelahnya.
“Jungkook!!” Yein langsung menghampiri pria itu. “Kau tahu, aku bisa mengerjakan soal ujian yang tadi! Semua karena kau sering membantuku belajar, gomawo!”
Jungkook tersenyum sambil mengusap rambut Yein. “Aku senang mendengarnya. Jadi mentraktirku ramen?”
“Kalau besok bagaimana? Teman-teman satu kelasku mengajak makan bersama untuk merayakan berakhirnya ujian, aku tak enak kalau tak ikut, besok saja ya?” ucap Yein dengan wajah memelas.
“Tapi kau sudah berjanji untuk mentraktirku makan ramen di hari terakhir ujian,” Jungkook berujar kecewa. Bukan karena batal makan ramen gratisan, namun karena ia batal menghabiskan waktunya berdua dengan Yein. Selama seminggu ini, mereka jarang menghabiskan waktu berdua karena disibukkan dengan ujian. Karena itulah, Jungkook sangat menunggu hari ini datang, dia rindu bercanda dan mengobrol dengan Yeinnya.
“Besok saja ya, aku akan mentrantikmu dua mangkuk besok, ya? Ya?” Yein menampilkan aegyo andalannya yang merupakan kelemahan Jungkook.
Pria itu nyaris mengiyakan keinginan gadisnya kalau saja Chanwoo tidak berkata, “Ajak saja Jungkook bergabung, dia sering memberikan contekan PR pada kita, setidaknya kita harus berterima kasih padanya sebelum lulus.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Girl [END]
FanficJungkook adalah definisi pria sempurna bagi banyak wanita. Tampan, tinggi, cerdas dan berasal dari keluarga terpandang. Dia begitu berbanding terbalik dengan sosok Yein. Gadis itu jauh dari kata idaman para pria, bodoh dan berasal dari kalangan bias...