Usia enam bulan pernikahan, Jungkook mulai disibukkan dengan berbagai kegiatan praktikum di kampusnya. Sedangkan Yein sudah mulai menjadi siswa di salah satu sekolah memasak di Seoul. Kesibukan keduanya membuat mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Biasanya mereka akan bertemu di pagi hari saat sarapan. Kemudian Jungkook akan mengantarkan Yein ke sekolahnya. Setelahnya mereka akan bertemu lagi di rumah saat makan malam. Itu pun kalau Jungkook tidak pulang larut malam dan Yein sudah tertidur lebih dulu. Mungkin hal itulah yang menyebabkan munculnya perdebatan kecil di antara mereka. Meskipun begitu, mereka akan berbaikan tak lama setelahnya.
“Yein! Kau tahu kartu laboratorium milikku?” Jungkook berteriak sambil mengaduk-aduk lemari buku miliknya.
Yein tak menjawab. Ia sedang berdiri di depan mesin cuci sambil menatap horor kertas yang sudah tidak berbentuk. Itu adalah kartu laboratorium milik Jungkook. Semua mahasiswa kedokteran harus memakai kartu itu ketika praktikum. Kartu itu merupakan tanda pengenal yang wajib digunakan. Sayangnya, kartu tersebut sudah tak berwujud karena ikut masuk ke dalam mesin cuci. Sepertinya Jungkook lupa melepaskan kartu laboratorium tersebut saat melemparkan jas praktikumnya ke tempat pakaian kotor.
“Yein.. Kau lihat.. Yak! Itu kartu laboratoriumku!” Jungkook berteriak panik saat melihat kartu laboratoriumnya ada di tangan Yein. “Bagaimana bisa begini!?”
“Kartu laboratoriumnya tidak sengaja ikut tercuci Jungkook, maaf,” kata Yein takut.
“Bagaimana bisa!? Aku ada praktikum hari ini! Kalau aku tidak membawa kartu itu aku tidak boleh ikut praktikum!” ucap Jungkook yang kentara sekali menahan emosi.
“Maaf, Jungkook, aku hanya..”
“Aku kan sudah bilang berulang kali padamu untuk mengecek setiap saku kemeja dan celana sebelum kau memasukkannya ke dalam mesin cuci!”
“Tapi Jungkook, sepertinya kau yang lupa melepaskan kartu ini dari jas praktikummu,” Yein membela diri.
“Kau kan bisa memeriksanya lebih dulu! Aish!” Jungkook kemudian melangkah pergi sambil menggaruk kepalanya kesal, mengabaikan istrinya yang menunduk takut.
“Ini bukan salahku sepenuhnya, dia juga lupa kan?” gumam Yein sambil melanjutkan acara mencucinya. Ia menghembuskan nafas pasrah saat mendengar pintu depan dibanting. Sepertinya Jungkook pergi tanpa sarapan dan tanpa pamit.
Dalam hati, Yein merasa kecewa pada suaminya. Tidak biasanya Jungkook bersikap seperti ini. Meskipun berulang kali kecerobohan Yein menimbulkan masalah, Jungkook masih bisa maklum. Tapi beberapa hari terakhir ini Jungkook lebih mudah tersulut emosi, bahkan karena hal yang sepele, walaupun mereka akan berbaikan tak lama setelahnya.
Malam harinya, Yein sudah menunggu di depan pintu saat mendengar seseorang menekan password apartemennya. Benar saja, itu sang suami, Jeon Jungkook. Dengan sigap Yein mengambil mantel dan tas kuliah milik Jungkook. Yein sedang bertindak sebagai sosok istri yang baik saat ini.
“Kau mau makan atau mandi dulu?” tanya Yein lembut.
“Mandi,” jawab Jungkook pendek. Setelahnya pria itu masuk ke kamar mereka dan mandi. Yein kembali menghembuskan nafas kesalnya karena sikap Jungkook, tapi ia masih mencoba untuk berpikir positif. Mungkin saja Jungkook lelah karena seharian ada di kampus, atau mungkin Jungkook masih marah karena masalah kartu laboratorium tadi pagi.
“Jungkook, pakaianmu sudah aku siapkan di atas tempat tidur,” teriak Yein dari balik pintu kamar mandi.
Tak ada jawaban. Lagi-lagi Yein menghembuskan nafasnya pelan. Meski kesal, Yein tak ambil pusing. Ia segera menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Lebih tepatnya menghangatkan makanan yang sudah jadi sejak tadi. Yein mencoba resep baru setelah kembali dari sekolah memasaknya. Itu adalah resep baru buatannya yang akan diajukan untuk ujian tengah semester. Yein ingin Jungkook yang memberikan penilaian pada masakannya untuk pertama kali. Makanya, Yein menyiapkan semua makanan itu sebelum Jungkook pulang. Sayangnya Jungkook terlambat pulang sehingga membuat Yein mau tak mau menghangatkan makanan itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Girl [END]
FanfictionJungkook adalah definisi pria sempurna bagi banyak wanita. Tampan, tinggi, cerdas dan berasal dari keluarga terpandang. Dia begitu berbanding terbalik dengan sosok Yein. Gadis itu jauh dari kata idaman para pria, bodoh dan berasal dari kalangan bias...