9 - Problem

6.2K 479 84
                                    

Yein mulai masuk kerja setelah tiga hari dirinya absen. Bukan karena sakit atau apapun, tapi karena dia sedang menikmati waktu berkumpul bersama ayah dan ibunya. Selama tiga hari itu dia liburan bersama Hoseok dan Mijoo. Memang bukan liburan ke luar negeri seperti yang sering dilakukan Jungkook dan keluarganya, mereka hanya sekedar jalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau makan di berbagai restoran, tapi itu lebih dari cukup untuk membuat Yein bahagia. Mereka juga menyempatkan diri untuk mengunjungi makam Wonwoo. Untungnya, Hyera memberinya waktu cuti secara khusus, sehingga dia tidak akan dipecat dari pekerjaannya.

Namun sepertinya, absennya Yein selama tiga hari membuat Jinyoung resah. Buktinya, Jinyoung langsung menarik Yein ke ruangannya sesaat setelah Yein sampai di tempat kerjanya.

"Kau ke mana saja selama tiga hari ini?" tanyanya cemas.

"Nyonya Jeon memberikan waktu libur untuk saya karena kejadian yang waktu itu, memangnya Nyonya Jeon tidak bilang pada Anda?" jawab Yein sopan.

"Nyonya Jeon bilang padaku, tapi tetap saja aku cemas padamu! Aku khawatir kau tidak baik-baik saja gara-gara pelanggan hidung belang waktu itu. Kau juga tidak mengangkat telepon ataupun membalas pesanku, aku jadi semakin khawatir!"

"Kenapa manajer seperti Anda sampai begitu khawatir pada karyawan seperti saya?" Yein bertanya bingung.

Jinyoung langsung mengatupkan mulutnya. Dia membenarkan ucapan Yein di dalam hatinya. Kenapa ia sekhawatir ini pada Yein? Padahal sebelumnya dia tidak pernah khawatir pada bawahannya yang lain.

"Aku hanya khawatir, itu saja! Tidak boleh? Lalu kenapa kau tidak menjawab teleponku? Dan kenapa kau tidak membalas pesanku?" ucap Jinyoung lagi.

"Aku memang menerima telepon dan pesan dari nomor asing, apakah itu nomor Manajer Park? Nomor belakangnya 789, benar itu punya manajer?"

Jinyoung membuang nafasnya kasar. "Iya! Itu nomorku! Kenapa tidak kau jawab pesan dan teleponku?"

"Saya memang selalu mengabaikan nomor asing yang masuk ke ponsel saya. Lagipula saya curiga, kalau-kalau orang yang menghubungi saya adalah lelaki hidung belang yang mau mengganggu saya. Hal seperti itu bisa saja terjadi kan?"

Jinyoung menatap Yein tidak percaya. Pria itu bingung harus mendeskripsikan Yein dengan kata apa. Jelas-jelas Jinyoung mengirimkan pesan yang bertanya soal keadaan Yein, kenapa gadis itu menganggap kalau dia itu pria hidung belang? Terkadang kelakuan gadis cantik di hadapannya memang sedikit ajaib.

"Sudahlah. Kau simpan saja nomorku! Kau harus menjawab telepon dan pesanku lain kali!" kata Jinyoung pada akhirnya.

"Baiklah, manajer," Yein mengangguk patuh.

"Juga, jangan terlalu formal padaku! Santai saja! Aku bukan manajer yang gila hormat dari bawahannya. Berhentilah memanggilku manajer, aku tidak suka! Kau bisa memanggilku...oppa," kalimat Jinyoung sedikit meragu di akhir.

"Heh!?" Yein sedikit terkejut dengan perkataan atasannya. Tapi pada akhirnya dia menuruti apa mau Jinyoung, daripada dia dipecat atau dihukum. "Nde, Jinyoung.. op..pa."

Jinyoung mati-matian menahan senyumnya yang nyaris terkembang sempurna. Jinyoung juga merasakan pipinya panas dan jantungnya berdetak lebih cepat. Ia pun cepat-cepat menyuruh Yein untuk keluar dari ruangnya, sebelum dirinya makin salah tingkah.

***

Seperti biasa, Jungkook datang untuk menjemput Yein. Tapi kali ini Yein menghindari adegan berpelukan dengan kekasihnya itu, ia tak ingin kejadian itu terulang. Kejadian di mana ia dianggap wanita murahan oleh teman-teman kerjanya. Memang semuanya sudah terbantahkan, terutama oleh sikap marah Nyonya Jeon, tapi tetap saja, Yein tidak mau dianggap seperti itu untuk kedua kalinya. Yein pun segera berjalan pergi bersama Jungkook sebelum ada rekannya yang melihat.

My Stupid Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang