Hyera masih enggan terlelap meski jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Dia masih terbayang pada wajah Yein yang mengingatkannya pada seseorang. Terutama matanya yang mirip dengan Mijoo, sahabatnya yang menghilang entah ke mana. Hampir belasan tahun dia kehilangan kontak dengannya. Jangankan tahu di mana Mijoo berada, tahu kabarnya pun tidak. Hyera jadi teringat percakapannya dengan Hoseok pada malam hari setelah Jungkook mengenalkan Yein padanya.
Flashback
“Kau sudah tahu Yein?” tanya Hyera pada Hoseok yang baru saja masuk ke ruangannya.
“Ya, aku mengantarkan Jungkook ke rumahnya saat pemakaman Wonwoo. Lalu aku bertemu dengannya lagi saat upacara kelulusan. Kenapa?” jawab Hoseok tanpa menggunakan bhasa formal.
“Menurutmu, gadis itu bagaimana?”
“Dia cantik. Dia juga baik. Jungkook juga sepertinya sangat nyaman bersamanya,” ujar Hosoek.
“Aku bingung Hoseok-ah, haruskah aku membiarkan Jungkook dan Yein bersama?”
“Kenapa? Kau tidak suka pada Yein? Apa karena dia miskin?” Hoseok berkata tidak suka.
“Bukan!” bantah Hyera. “Kau tahu kan kalau aku tak pernah membedakan orang kaya dan miskin? Aku hanya khawatir kalau Yein tidak tulus menyayangi Jungkook, padahal aku bisa menilai kalau Jungkook cinta mati pada gadis itu. Banyak wanita yang seperti itu kan sekarang? Mendekati pria kaya hanya untuk memanfaatkannya.”
“Yein tak mungkin seperti itu!” Hoseok sedikit berteriak. “Aku memang baru mengenalnya, tapi entah kenapa hatiku merasa terikat dengannya. Dia mengingatkanku pada putriku...”
Hyera terdiam. Dia tahu perasaan Hoseok saat ini. Istrinya, yang juga sahabat karibnya, pergi bertahun-tahun lalu dengan membawa sang anak yang baru saja dilahirkan karena salah paham. Bahkan Hoseok belum sempat memberi bayinya nama. Hyera dan Wonwoo menjadi saksi betapa hancurnya Hoseok saat itu. Hampir dua tahun waktu yang dibutuhkan Hoseok untuk bangkit dan hidup seperti sekarang.
“Aku juga merasakan hal itu Hoseok-ah,” ucap Hyera pelan. “Aku memang khawatir kalau Yein hanya akan memanfaatkan Jungkook, tapi di sini..” Hyera menyentuh dadanya. “Ada rasa kalau aku ingin menjaganya dan menyayanginya, seakan-akan dia gadis yang berharga dalam hidupku. Apa karena Yein gadis yang disayangi putraku jadi aku ikut menyayanginya begitu saja?"
“Entahlah... hati manusia terkadang memang serumit itu,” Hoseok berujar pelan.
“Apa yang harus aku lakukan? Aku tak ingin Jungkook terluka karena Yein, tapi aku juga ingin memastikan kalau Yein memang gadis yang baik untuknya. Jungkook itu anakku satu-satunya, aku ingin yang terbaik untuknya.”
Hoseok tampak berpikir sejenak. “Yein tidak kuliah kan?”
Hyera menggeleng. "Dia memilih untuk langsung bekerja."
“Pekerjakan dia di salah satu hotel milikmu! Kau bisa meminta seseorang untutk mengawasinya, sekaligus menjaganya. Kau bisa melakukan keduanya tanpa membuat Jungkook curiga. Setelah itu terserah padamu, kalau memang kau menganggap Yein gadis yang pas untuk Jungkook, maka biarkan mereka bersama. Tapi kalau kau merasa Yein kurang baik, kau bisa meminta Jungkook untuk meninggalkannya.”
“Tapi, Jungkook...”
“Dia pasti setuju. Bilang saja kalau kau ingin membantu Yein. Lagipula Jungkook pernah bilang padaku kalau dia khawatir Yein bekerja tanpa pengawasannya. Bukan karena takut Yein selingkuh, tapi karena Jungkook cemas tak ada yang menjaga gadisnya. Jungkook pasti merasa lebih tenang kalau Yein bekerja di hotel milik ibunya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Girl [END]
FanfictionJungkook adalah definisi pria sempurna bagi banyak wanita. Tampan, tinggi, cerdas dan berasal dari keluarga terpandang. Dia begitu berbanding terbalik dengan sosok Yein. Gadis itu jauh dari kata idaman para pria, bodoh dan berasal dari kalangan bias...