Keluarga Kenneth mulai merasa lega karena kini Dariel sudah merespon meski remaja itu menjadi sangat pendiam. Tidak ada lagi aksi nakal Dariel. Tidak ada lagi celotehnya yang suka bercerita banyak hal pada orang tuanya. Dan tentu saja tidak ada lagi senyum manis yang biasanya tidak pernah absen tersungging di bibir Dariel.
Walau kondisi Dariel sudah cukup melegakan, Amy malah semakin merasa bersalah karena orang-orang yang ia perintahkan mencari Aira mendadak kehilangan jejak. Amy sendiri tidak mengerti apa yang salah. Padahal sudah jelas Aira ada di depan mata orang-orangnya karena mereka sudah berhasil mengambil gambar Aira lalu dikirimkan padanya. Lalu apa yang membuat mereka mendadak kehilangan jejak dengan aneh?
Berbanding terbalik dengan Amy yang frustasi, Rick sangat bersemangat hari ini. Dia akan mulai menyelami jiwa dan pikiran Dariel karena adiknya itu sudah bisa merespon. Setidaknya Rick tidak akan berbicara dengan patung lagi.
"Mom, bagaimana mengenai pencarian Aira? Apa sudah ada petunjuk?" tanya Rick sambil melirik Mommynya yang tampak hanya mengaduk-aduk makan siang yang tersaji di depannya.
Saat ini mereka hanya makan siang berdua di kediaman keluarga Kenneth. Lutfi sedang mengunjungi rumah orang tuanya bersama Yessy sedangkan William berada di kantor. Sementara Dariel sudah makan lebih dulu di ranjang.
Amy menggeleng dengan lemah. "Tidak, Rick. Orang-orang suruhan Mommy kehilangan jejak padahal mereka sudah berhasil mengambil gambar Aira. Entah pergi ke mana wanita itu. Apa mungkin dia menyadari bahwa dirinya diikuti lalu memilih pergi semakin jauh?"
Rick mengerutkan kening tampak berpikir keras. Sepertinya Aira bukan tipe wanita yang seperti itu. Dari yang Mommynya ceritakan, Rick menduga Aira adalah wanita dengan pemikiran sederhana. Tidak mungkin wanita semacam itu sampai memikirkan tentang diikuti dan melarikan diri. Lagipula Aira bukan orang kaya yang tidak perlu mengkhawatirkan dana untuk bepergian.
Otak cerdas Rick mulai bertanya-tanya. Apa ada orang yang membantu Aira atau kerja orang-orang suruhan Amy yang payah?
Tunggu dulu. Rick belum bertanya tentang penyelidikan yang dilakukan Daddynya. Apakah berhasil?
Kening Rick berkerut makin dalam saat sebuah kemungkinan merasuk di benaknya. Apakah William yang telah membuat penyelidikan Amy mengalami masalah? Kalau iya apa alasannya? Bukankah seperti kata Daddynya dulu bahwa semakin banyak yang mencari Aira semakin baik? Lalu kenapa—
Ya, ini memang baru kemungkinan. Tapi entah mengapa Rick merasa yakin bahwa dugaannya benar. Orang-orang William jauh lebih terlatih daripada orang-orang suruhan Amy. Seharusnya orang-orang William yang lebih dahulu berhasil menemukan Aira. Tapi mengapa sampai sekarang belum ada informasi apapun dari Daddynya. Apakah ada sesuatu yang Daddynya sembunyikan?
"Mungkin kita belum beruntung saja, Mom." Rick mencoba menenangkan. "Oh ya, Rick berencana mulai melakukan terapi sederhana kepada Dariel hari ini. Rick berharap dia mau sedikit bercerita."
Gerakan Amy yang sedang memasukkan sesendok sup ke mulutnya dengan tidak selera terhenti. Dia mengunyah makanannya sejenak sebelum menanggapi ucapan Rick. "Mommy rasa jangan hari ini, Rick. Sepertinya Dariel belum siap."
"Memangnya kenapa, Mom? Semakin cepat semakin baik."
"Kemarin Dariel pingsan lagi. Sama seperti sebelum-sebelumnya, dia tersengal-sengal." Amy menjelaskan dengan air mata berlinang. "Saat dokter memeriksa, tidak ada masalah apapun. Tapi dia tampak amat tersiksa."
Seketika selera makan Rick hilang. Dia sendiri tidak habis pikir apa yang terjadi pada adiknya. Kondisi Dariel tidak bisa dijelaskan secara medis.
"Rick akan berbicara dengannya." Rick menghabiskan air putih di gelasnya lalu bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
In His Arm (TAMAT)
Romance[CERITA MASIH LENGKAP SAMPAI END] Aira tidak mengerti mengapa tiba-tiba bocah SMA itu terus membuntutinya. Bahkan suatu ketika, dengan kurang ajarnya bocah itu meminta Aira untuk menjadi kekasihnya. Sialan! Apa bocah itu pikir Aira adalah perawan tu...